Breaking News:

Virus Corona

Minta New Normal Tidak Dipaksakan di Tengah Pandemi, Bambang Soesatyo: Berpotensi Gelombang Kedua

Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah tidak memaksakan penetapan new normal di tengah pandemi yang masih belum terkendali, Selasa (2/6/2020).

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Bambang Soesatyo. Bambang mengimbau agar pemerintah mengkaji lebih lanjut terkait penetapan new normal di Indonesia, Selasa (2/6/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah tidak memaksakan penetapan new normal di tengah pandemi yang masih belum terkendali, Selasa (2/6/2020).

Ia menuturkan adanya risiko gelombang kedua penularan Virus Corona bila tatanan kenormalan baru tersebut diterapkan.

Apalagi kalau diterapkan oleh daerah-daerah yang hingga kini dinilai masih banyak memiliki lonjakan kasus positif.

Ilustrasi new normal. Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja di perkantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2020). Hingga hari ke-21 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 126 perusahaan yang melanggar Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19. Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi new normal. Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja di perkantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2020). Hingga hari ke-21 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 126 perusahaan yang melanggar Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Sebut Masyarakat Lebih Memilih New Normal Dibanding PSBB, Bambang Soesatyo: Saya Yakin dan Percaya

Dilansir Kompas.com, Selasa (2/6/2020), Bambang menyampaikan hal tersebut melalui sebuah keterangan tertulis.

Ia meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pemberlakuan new normal tersebut.

Pasalnya, ia khawatir penetapan new normal tersebut malah akan menyebabkan penyebaran Virus Corona di Indonesia makin masif dan tidak terkendali.

Terutama karena penambahan kasus harian Covid-19 di sejumlah wilayah masih tinggi, seperti halnya di wilayah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, NTB dan Sulawesi Selatan.

"Bila dipaksakan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda khususnya di daerah-daerah yang masih memiliki lonjakan kasus positif Covid-19, hal tersebut berpotensi menyebabkan adanya gelombang kedua dari pandemi Covid-19," ujar Bambang.

"Dan itu akan sulit untuk dikendalikan," imbuhnya.

Bambang mengimbau agar pemerintah melakukan tes secara besar-besaran di daerah yang masih mengalami penambahan kasus.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah untuk menambah jumlah alat uji tes baik secara rapid ataupun PCR sehingga penanganan dapat dipercepat.

Politisi Golkar tersebut juga mengingatkan agar pemerintah mengevaluasi kondisi penyebaran Covid-19 di setiap daerah dengan data yang valid.

Selain itu, untuk dapat optimal menekan angka peningkatan kasus, pemerintah perlu menggelar sosialisasi secara masif agar masyarakat memahami pentingnya protokol kesehatan.

"Dan pemerinah harus memberikan informasi kepada masyarakat untuk mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan dan physical distancing, terutama di lima provinsi tersebut guna menekan jumlah kasus pasien positif Covid-19," tutur Bambang.

Siapkan Skenario New Normal Bidang Pariwisata, Kementerian Sempurnakan Fasilitas dengan Program CHS

Potensi Gelombang Penularan Covid-19 Kedua

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaNew NormalBambang Soesatyo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved