Breaking News:

Virus Corona

Singgung Arus Balik, Wagub DKI Ungkap Kekhawatiran Anies Baswedan hingga Jokowi: Ini PSBB Terakhir

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria membeberkan kekhawatiran yang dirasakan sang gubernur, Anies Baswedan.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Talk Show tvOne
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (2/6/2020). Ia membeberkan kekhawatiran yang dirasakan sang gubernur, Anies Baswedan. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria membeberkan kekhawatiran yang dirasakan sang gubernur, Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, pria yang kerap disapa Riza itu menyebut semua pihak berharap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota kini menjadi yang terakhir kali.

Pasalnya, muncul kekhawatiran soal lonjakan kasus Virus Corona seusai arus mudik lebaran.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau kesiapan fasilitas kesehatan jelang penerapan New Normal setelah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau kesiapan fasilitas kesehatan jelang penerapan New Normal setelah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota. (Youtube/KompasTV)

Sebut Masyarakat Lebih Memilih New Normal Dibanding PSBB, Bambang Soesatyo: Saya Yakin dan Percaya

Sepi Pembeli saat PSBB, Gerai Ponsel di Kudus Kedatangan Seekor Sapi Jantan, Sempat Mondar-mandir

Hal itu disampaikan Riza melalui kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (1/6/2020).

"Pak Gubernur juga telah mengeluarkan Pergub 47 tentang surat izin keluar masuk supaya kita bisa mencegah, menghindari orang yang keluar mudik yang selama ini menjadi tradisi kita dan arus balik ke Jakarta," kata Riza.

"Jumlahnya selama ini tidak kurang dari 7 juta sebelumnya."

Menurut Riza, mulai dari Anies Baswedan hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkhawatirkan lonjakan kasus Virus Corona seusai lebaran.

Tak hanya itu, ia mengatakan semua pihak berharap PSBB yang kini masih berlangsung di Ibu Kota menjadi yang terakhir kali.

"Ini kan kekhawatiran Pak Gubernur dan kita semua, Pak Jokowi dan menteri semua khawatir ini," jelas Riza.

"Kita sudah berhasil menurunkan, berharap bahwa ini PSBB yang terakhir seperti yang disampaikan Pak Gubernur."

"Jangan sampai di musim lebaran dan musim mudik ini justru terjadi lonjakan sehingga memasuki gelombang kedua," sambungnya.

PSBB Tahap 3 DKI Jakarta Segera Berakhir, Ali Ngabalin: Makin ke sini Makin Bagus Perkembangannya

Melanjutkan penjelasannya, Riza lantas menyinggung soal cek poin yang disediakan pemerintah untuk membatasi arus mudik dan arus balik ke wilayah Ibu Kota.

Riza menjelaskan, bahkan pemerintah telah menyediakan lebih dari seribu titik cek poin di Pulau Jawa dan Lampung.

"Sebenarnya cek poin banyak sekali jumlahnya di seluruh Jawa dan Lampung tidak kurang dari 1800," ucap Riza.

"Aparat yang dikerahkan oleh pemerintah pusat itu sudah 300 ribu lebih yang stand by. Kami sendiri di Jakarta dan sekitarnya tidak kurang dari 16 titik penting ya, di jalan tol ada 6 ruas dan non tol ada 15."

Ia menambahkan, saking khawatirnya bahkan pihak Anies Baswedan sampai turun langsung untuk memeriksa kondisi cek poin di wilayah Jakarta.

Hal itu dilakukan demi memastikan tak terjadi lonjakan kedua Virus Corona.

"Kemudian di tolnya sendiri ada 5 dan seterusnya, di terminal juga ada 6."

"Semua kita siapkan cek poin itu, Pak Gubernur beberapa hari lalu juga sampai mengecek cek poin."

"Semua dalam rangka ingin memastikan bahwa arus balik bisa kita cegah," pungkasnya.

Simak video berikut ini dari menit ke- 2.23:

Kritikan soal New Normal

Di sisi lain, sebelumnya istilah new normal atau tatanan kelaziman baru kini semakin santer terdengar.

New normal sendiri memiliki makna untuk hidup seperti biasa namun dengan tetap mengindahkan protokol penanganan Virus Corona (Covid-19) seperti memakai masker dan jaga jarak.

Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono justru memandang pesimis langkah tersebut.

Bersiap New Normal, Jakarta akan Buka Unit Kegiatan Bertahap, Wagub: Masyarakat untuk Tetap Sabar

Menurutnya Indonesia belum siap untuk menerapkan new normal.

Dikutip dari acara SAPA INDONESIA PAGI, Senin (1/5/2020), meskipun menyatakan Indonesia belum siap, Pandu menyarankan langkah tersebut dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

"Siap sih belum, tetapi kita harus memulainya dengan kewaspadaan yang tinggi," ujar dia.

"Jadi kita kalau dibilang siap itu enggak ada yang siap."

Pandu meminta agar proses pelonggaran aturan pembatasan harus selalu dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan.

"Tetapi yang penting kita adalah harus menyiapkan dan setiap kelonggaran atau pengurangan pembatasan itu bersama dengan peningkatan kewaspadaan," papar dia.

IDI Imbau untuk Siapkan Diri Hadapi New Normal: Disiplin Protokol Itu Pasti

Hal Wajib saat New Normal

Menyambut new normal, Pandu mengatakan ada hal yang harus dilakukan ketika masyarakat hidup dalam new normal.

Pandu mengatakan penggunaan masker adalah hal yang tidak bisa lagi ditolerir.

"Yang basic adalah semuanya harus menggunakan masker dimanapun mereka pergi," tegas Pandu.

Persiapan New Normal, Pemprov DKI Diminta Buat Jalur Jaga Jarak di Trotoar dan Halte

Menurutnya penggunaan masker adalah satu-satunya vaksin yang dapat digunakan untuk menangkal Covid-19.

"Datang ke suatu kerumunan orang maupun dalam ruangan, ini penting karena satu-satunya vaksin yang kita punya adalah masker," ujar Pandu.

Ia lalu menyoroti adanya masyarakat yang menggunakan masker dengan tidak benar.

"Jadi juga pakainya benar, jangan nanti menggunakannya dilepas, ditaruh di leher. Itu sama saja bohong," kata dia.

Pandu menekankan bahwa penggunaan masker secara baik dan benar sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan saat new normal.

"Itu yang menurut saya harus benar-benar diterapkan, tidak ada tawaran lagi," terang dia.

"Itulah satu-satunya cara kita mencegah dan untuk tidak menjadi sumber penular pada yang lain," tambahnya.

Di samping penggunaan masker, Pandu juga menyarankan kepada para instansi kesehatan untuk meningkatkan pengawasan mereka guna mengantisipasi kasus penularan.

"Dan kedua dari pelayanan kesehatan ini harus siap surveilance-nya (pengawasan) harus ketat," kata Pandu.

"Kalau ada kasus penularan langsung bisa diidentifikasi," tambahnya. (TribunWow.com)

Tags:
Ahmad Riza PatriaAnies BaswedanPresiden Joko Widodo (Jokowi)Virus CoronaPSBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved