Demo Meninggalnya George Floyd
Rusuh di Amerika Serikat Buat WNI Merasa Was-was, Satu Toko Dirusak padahal Baru Hari Pertama Buka
Satu toko milik warga negara Indonesia (WNI) di Washington DC, AS, turut menjadi sasaran amukan massa yang demo soal kematian George Floyd.
Editor: Lailatun Niqmah
"Pengujung datang dari jam 9 sampai 2 siang. Di antara itu protes ada tapi aman. Lalu kami tutup jam 4 sore. Lalu menjelang malam, pendemo tidak terkontrol.
"Dari protes damai menjadi rusuh. Sekitar jam 12 malam mulai terjadi pengerusakan dan pembakaran. Toko kami rusak kacanya," kata Vivit.
Vivit menambahkan kedai kopinya memiliki dua lapis kaca, lapisan terluar pecah, namun lapis dalam aman.
"Untung kaca dalam masih aman, dan tidak ada orang masuk yang menjarah," katanya.
Ia pun mengungkapkan belum tahu kapan akan kembali lagi buka karena berdasarkan keterangan polisi ada kemungkinan kembali muncul aksi demonstrasi.
"Kita akan memantau hari demi hari. Tapi harapan kita akhir pekan ini sudah buka.
"Rasanya itu, dari senang banget karena sudah mulai buka tiba-tiba kejadian seperti ini, seperti diangkat-angkat terus dijatuhkan ke jurang, sama kayak naik kereta luncur," ungkapnya.
WNI di Amerika: Kami aman, namun tetap was-was
Seorang WNI yang menikah dengan orang berkulit hitam, Maria mengungkapkan, kondisi mereka saat ini aman walaupun terjadi gelombang besar demonstrasi di kota tempat tinggalnya, New York.
"Ada protes di dekat rumah, di Bronx, dan tidak anarkis, aman," kata Maria kepada BBC News Indonesia, (01/06).
Maria menambahkan, namun kondisi di pusat kota cukup rawan karena aksi kerusuhan terjadi luas di New York.
Terkait dengan tindakan rasial di Amerika Serikat, Maria pernah merasakannya secara langsung.
"Waktu saya pacaran dengan suami, kami dan teman-teman pergi ke bar. Saat saya mengantri beli makanan, ada orang mabuk mau memeluk saya. Lalu teman-teman saya dan suami yang kebanyakan kulit hitam mengelilingi dan melindungi saya.
"Polisi kemudian datang. Bukannya mengamankan pemabuk itu, polisi malah menanyakan apakah saya aman di antara teman-teman saya yang kulit hitam dan pemabuk itu tidak diapa-apakan, malah teman saya yang diintograsi.
"Saya dan keluarga saya dipandang rendah karena hanya fisik. Saya merasakan itu," kata Maria.
• AS Rusuh Pasca-George Floyd Tewas, Donald Trump Bakal Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris