Demo Meninggalnya George Floyd
Rusuh di Amerika Serikat Buat WNI Merasa Was-was, Satu Toko Dirusak padahal Baru Hari Pertama Buka
Satu toko milik warga negara Indonesia (WNI) di Washington DC, AS, turut menjadi sasaran amukan massa yang demo soal kematian George Floyd.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kematian pria kulit hitam keturunan Afrika-Amerika George Floyd kini berbuntut panjang.
Demonstran merusak berbagai bangunan dan melakukan pembakaran.
Bahkan, satu toko milik warga negara Indonesia (WNI) di Washington DC, AS, turut menjadi sasaran amukan massa.
• Nasib Derek Chauvin, Polisi Penindih George Floyd, Kini Dipindah ke Penjara Berkeamanan Maksimum

Dikutip dari BBC, Selasa (2/6/2020), hal tersebut membuat para WNI merasa was-was akan adanya eskalasi kerusuhan yang meningkat.
Beberapa WNI di Amerika menyebut belum berkomunikasi dengan kedutaan maupun konsulat jendera Indonesia di sana.
Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri menyebut telah meningkatkan intensitas komunikasi dengan warga negara Indonesia di Amerika dan mengimbau mereka untuk tinggal di rumah dan mematuhi penerapan jam malam.
Pantauan Kemlu, tidak ada WNI yang menjadi korban akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan tersebut.
Berdasarkan data agregat perwakilan RI terdapat hampir 100.000 WNI yang tinggal di Amerika Serikat, dimana 50% di antaranya tinggal di Los Angeles.
Pengamat politik internasional dari LIPI, Nanto Sriyanto menyebut salah satu penyebab kerusuhan rasial tersebut akibat dari politik belah bambu yang dijalankan Presiden Amerika Donald Trump.
Gelombang protes besar yang terjadi di Amerika dipicu oleh tindakan polisi Minneapolis, Derek Chauvin yang menindih dengan lutut leher petugas keamanan berkulit hitam George Floyd yang menyebabkan sulit bernafas dan meninggal dunia.
• Sosok Pria Bertato Peta Indonesia yang Viral Ikut Rusuh Demo George Floyd di AS, Kini Minta Maaf
Kedai kopi WNI: 'Dua bulan tutup, buka hari pertama langsung rusak'
Sebuah kedai kopi miliki WNI di Washington DC rusak akibat kerusuhan.
Padahal, kata pemilik kedai kopi, Vivit Kavi, tokonya baru buka pertama kali setelah tutup hampir dua bulan akibat Virus Corona.
"Itu terjadi di malam kami baru buka pertama kalinya pada 30 Mei lalu setelah tutup sejak 17 Maret lalu," kata Vivit.
Vivit menjelaskan saat buka, ia merasa senang dan banyak pengunjung datang membeli kopi dari tokonya.