Breaking News:

Virus Corona

Minta New Normal Orientasi ke Masyarakat, Pandu Riono: Jangan Lihat Hanya Aktivitas Kegiatan Modern

Pakar Epidemologi FKM UI, Pandu Riono memberikan tanggapan terkait rencana penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.

Capture Youtube KompasTV
Ahli epidemiologi Pandu Riono menyoroti perintah kurva kasus Corona harus sudah turun, Minggu (10/5/2020). Dirinya memberikan tanggapan terkait rencana penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono memberikan tanggapan terkait rencana penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono meminta pemerintah benar-benar memberikan orientasi terhadap masyarakat.

Hal ini disampaikan Pandu Riono dalam acara Dua Arah yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Selasa (2/6/2020).

Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat meninjau Masjid Istiqlal jelang New Normal, Selasa (2/6/2020).
Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat meninjau Masjid Istiqlal jelang New Normal, Selasa (2/6/2020). (Youtube/Sekretariat Presiden)

Sebut New Normal Didramatisasi, Rocky Gerung: Narasi Baru dari Istana untuk Menutupi Beberapa Soal

Mulanya dirinya mengatakan untuk penerapan New Normal dalam waktu dekat masih sangat berisiko.

Hal itu mengingat jumlah dan penambahan kasus Corona di Indonesia masih terbilang banyak.

"Setiap pelonggaran itu ada potensial untuk peningkatan kasus yaitu karena kita risikonya masih tinggi dan tetap tinggi mungkin sampai dua tiga tahun mendatang," ujar Pandu Riono.

"Ini menurut saya kita harus benar-benar waspada," sambungnya.

Pandu Riono kemudian meminta pemerintah jangan hanya menyoroti atau berpatokan pada aktivitas atau kegiatan moderen, seperti kantor dan mall.

Dirinya berharap aktivitas tradisional seperti di pasar-pasar tradisional juga harus diperhatikan.

"Dan jangan melihat hanya kegiatan aktivitas di kegiatan modern, kantor dan mal," kata Pandu.

"Tetapi kita fokus dalam kegiatan masyarakat seperti pasar-pasar tradisional," jelasnya.

Karena pada kenyataannya, kegiatan di pasar tradisional tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di mall, yakni sama-sama terjadi kerumunan.

"Dan ini saya lihat banyak pasar-pasar tradisional belum bisa berjaga dengan baik, masih banyak belum memakai masker, belum menjaga jarak," ungkapnya.

"Jadi kita harus fokus ke sana," tegas Pandu.

Tinjau Masjid Istiqlal Jelang New Normal, Jokowi Sebut akan Dibuka Juli: Siapkan Protokol Kesehatan

Kemudian selain itu, sektor lainnya adalah kesiapan layanan kesehatan.

Pandu berharap layanan kesehatan bisa lebih ditingkatkan untuk menunjang penerapan New Normal.

"Dan kemudian layanan kesehatan harus dicek lagi," terangnya.

Ia lantas mengaku kecewa setelah melihat sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang justru mengunjungi mal sebagai kajian jelang New Normal.

Menurutnya, jika orientasinya terhadap masyarakat, maka yang seharusnya dilakukan Jokowi adalah mendatangi layanan kesehatan.

Karena layanan kesehatan menjadi sektor penting untuk mendukung pemberlakukan New Normal.

"Saya kemarin sebenarnya agak kecewa ketika Pak Presiden kok ngeceknya mal," kata Pandu.

"Seharusnya yang dicek adalah layanan kesehatan dan juga tempat-tempat testing bagaimana persiapannya."

"Dan juga ngecek kegiatan-kegiatan masyarakat tradisional, seperti pasar tradisional."

"Jadi orientasinya benar-benar ke masyarakat," pungkasnya.

Putut Prabantoro Bicara soal The New Normal: Tiga Sudut Pandang dalam Habitus Baru

Simak videonya mulai menit ke- 3.23

Luhut Pandjaitan Peringatkan Gelombang Kedua Corona

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan adanya gelombang kedua penyebaran Virus Corona.

Atas dasar itu, Luhut Pandjaitan menegaskan pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan, termasuk penerapan New Normal.

Hal ini disampaikan Luhut Pandjaitan dalam acara Kompas Petang, Senin (1/6/2020).

Petugas gabungan memeriksa kendaraan yang akan melewati Tol Jakarta-Cikampek di Cek Point KM 31, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (23/5/2020). H-1 Lebaran 2020 jalan Tol Jakarta-Cikampek arah ke Bandung dan Cirebon tampak lengang akibat pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Petugas gabungan memeriksa kendaraan yang akan melewati Tol Jakarta-Cikampek di Cek Point KM 31, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (23/5/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (Tribunnews/Dany Permana)

 

 Pemudik Tanpa SIKM Berhasil Masuk DKI, Wagub Singgung Imbauan Luhut Binsar: Bukannya Tak Menolerir

Dilansir TribunWow.com, dirinya menyinggung soal grafik kasus Corona yang mengalami penurunan di negara-negara lain.

Menurutnya, berdasarkan hasil-hasil riset masih ada kemungkinan terjadinya gelombang kedua.

Gelombang kedua tersebut kebanyakan dihasilkan dari kluster baru.

Seperti yang sempat terjadi di China beberapa waktu lalu dan saat ini sedang terjadi di Korea Selatan.

Sempat melakukan pelonggaran, Korea Selatan terpaksa harus kembali menerapkan pembatasan.

"Kasus di beberapa negara per harinya itu rata-rata sudah menurun," ujar Luhut Pandjaitan.

"Jadi kalau Bapak atau Ibu lihat, walaupun grafik sudah menunjukkan penurunan di beberapa negara."

"Namun beberapa titik baru yang bermunculan dan riset menunjukkan adanya gelombang kedua dari Covid-19," sambungnya.

 Tinjau Masjid Istiqlal Jelang New Normal, Jokowi Sebut akan Dibuka Juli: Siapkan Protokol Kesehatan

Luhut Pandjaitan tidak ingin Indonesia juga mengalami nasib sama dengan negara-negara yang sudah mengalami gelombang kedua tersebut.

Maka dari itu, dikatakan Luhut Pandjaitan, pemerintah selalu berhati-hati dalam mengambil atau menerapkan suatu kebijakan.

Menurutnya, gelombang kedua yang bisa terjadi di Tanah Air adalah disebabkan adanya pemudik yang kembali ke perantauan.

Khususnya untuk pemudik yang kembali ke DKI Jakarta, dirinya memastikan sudah melakukan aturan yang ketat.

"Itu sebabnya kalau Bapak Ibu lihat pemerintah sangat berhati-hati seperti orang kembali mudik," ungkap Luhut Pandjaitan.

"Kita persulit untuk datang ke Jakarta karena ada episentrum baru di Jawa Timur nah ini tujuannya di sana," terang Luhut.

Oleh sebab itu, Luhut mengaku tidak membenarkan jika pemerintah dianggap mempunyai kebijakan yang berubah-ubah.

 Nilai Wacana New Normal di Depok Mengkhawatirkan, IDI: Apa Memang Harus Dipaksakan?

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena memang dinamika dari Corona yang tidak bisa diprediksikan.

"Jadi kalau kita dibilang seperti berubah-ubah, tidak berubah-ubah karena memang dinamika," kata Luhut Pandjaitan.

"Berulang-ulang saya sampaikan di publik dinamika dari pada Covid-19 ini memang sangat tinggi," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Pandu RionoNew NormalCovid-19Virus CoronaEpidemiolog
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved