Virus Corona
Ditanya Mengapa Kasus Corona di Surabaya Melonjak bahkan Tertinggi di Jatim, Risma Ungkap Alasannya
Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19. Ini kata Risma
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Jadi kalau rumahnya berdempet-dempatan satu orang kena bahkan ada yang di kos-kosan maka ada kemungkinan di sebelahnya juga kena," ujar Risma.
Jika ada yang reaktif Covid-19, maka orang itu akan ditempatkan di sebuah hotel.
"Maka kemudian kita lakukan semua dengan rapid tes nah sekarang kita sudah punya alatnya, kemudian kita pisah begitu dia reaktif."
"Setelah dia kita pisah kita lakukan swab nah kemudian kalau dia positif jadi kami punya hotel untuk menampung warga-warga yang kita tes rapid dia reaktif," katanya.
• Mal Masih Buka Meski Surabaya Jadi Daerah Corona Terbanyak di Jatim, Khofifah: Itu Kewenangan Kota
Jika hasil swab positif tanpa gejala maka para pasien akan ditempatkan di asrama haji.
Sedangkan bagi yang sakit harus segera dirawat di rumah sakit.
"Kalau kemudian diswab postiif badannya sehat maka kita punya asrama haji, tapi kalau dia ada gejala sakit maka kita tempatkan dia di rumah sakit," sambung Risma.
Lihat videonya mulai menit ke-10:40:
Pakar Ungkap Dugaan Mengapa Jatim Tinggi Corona
Jawa Timur kini dikhawatirkan menjadi pusat penyebaran baru Virus Corona di Indonesia.
Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin PNF, Professor Choirul Anwar Nidom lantas angkat bicara melalui acara Metro Pagi Prime Time pada Jumat (29/5/2020).
Professor Nidom mengatakan, hal itu terjadi karena berbagai faktor.

• Ada Lonjakan Kasus dan Jejak Corona di Pakaian-Sepatu, Ratusan Sekolah di Korsel Kembali Ditutup
Bisa saja kasus Virus Corona di Jatim memang benar-benar tinggi.
"Jadi melihat data dari keadaan Surabaya khususnya atau Jawa Timur secara umum itu harus komprehensif meilihatnya tidak hanya melihat peningkatan jumlah kasus itu saja."