Breaking News:

Virus Corona

Ungkap Alasan Jokowi Segera Terapkan New Normal, Ali Ngabalin: Presiden Tak Mau Rakyatnya Kelaparan

Ali Ngabalin mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk segera menerapkan tatanan kehidupan atau New Normal.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Channel YouTube Talk Show tvOne
Ali Ngabalin (kanan bawah) mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk segera menerapkan tatanan kehidupan atau New Normal. Hal itu diungkapkan Ali Ngabalin saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi tv One pada Jumat (29/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk segera menerapkan tatanan kehidupan  baru atau New Normal.

Hal itu diungkapkan Ali Ngabalin saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi tvOne pada Jumat (29/5/2020).

Ali Ngabalin menjelaskan bahwa pemerintah mengambil keputusan tersebut berdasarkan dengan banyak pertimbangan, termasuk masalah kesiapan rumah sakit.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam saluran YouTube Official iNews, Selasa (26/5/2020). Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara soal rencana pembukaan mal di wilayah DKI Jakarta.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam saluran YouTube Official iNews, Selasa (26/5/2020). Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara soal rencana pembukaan mal di wilayah DKI Jakarta. (YouTube Official iNews)

Masih Mengkaji New Normal Sektor Pendidikan, Menko PMK Muhadjir: Salah Kelola Bisa Jadi Kluster Baru

"Yang pasti begini saya pastikan bahwa tidak mungkin satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah itu tanpa ada pertimbangan, baik dari pertimbangan penelitian, para ahli, dan lain-lain termasuk di antaranya adalah kesiapan rumah sakit," ujar Ngabalin.

Selain itu, pemerintah juga fokus mengawasi kemampuan tes spesimen.

"Kemudian tadi survaillance-nya kekuatan seberapa jauh kemampuan pemerintah dalam melakukan tes spesimen," ungkap dia.

Ngabalin menjelaskan, satu di antara alasan New Normal akan segera diberlakukan lantaran vaksin juga baru bisa digunakan dalam beberapa tahun ke depan.

"Kemudian juga ada hal yang paling terpenting itu, kan kita mendapatkan pengumuman informasi yang disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia terhadap vaksin dan obat yang kemungkinan itu tidak dalam satu dua minggu atau tidak dalam satu dua bulan ditemukan."

"Tapi dua tahun sampai dua tahun delapan bulan begitu informasinya," katanya.

Sehingga, Jokowi ingin selama menunggu vaksin itu masyarakat tetap bisa produktif tanpa melupakan protokol kesehatan.

Ngabalin mengatakan, Jokowi juga tak ingin masyarakatnya kelaparan akibat ekonomi terhenti selama pandemi Covid-19.

Adaptasi New Normal, Taman Hiburan di Jepang Larang Penumpang Roller Coaster untuk Berteriak

"Artinya apa dalam keseharian kita ini bergelut dengan virus ya kan? Itu sebabnya kenapa Bapak Presiden mengatakan harus produktif dan aman."

"Presiden itu juga tak mau rakyatnya terpapar Corona juga tak mau lapar ini, rakyatnya tidak boleh lapar," tegas Ngabalin.

Ngabalin menegaskan Pemerintah Pusat juga mengambil keputusan itu dengan pertimbangan Pemerintah Daerah (Pemda).

"Pemerintah tidak akan mungkin mengambil satu keputusan sendiri sepihak tanpa melakukan dialog dan bicara dengan Pemda itu satu," ungkap dia.

Saat ditanya bagaimana dengan daerah yang penyebaran Virus Coronanya masih tinggi, Ngabalin justru menegaskan bahwa New Normal itu bukan berarti tak ada protokol kesehatan.

Dalam New Normal masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan.

"Yang kedua New Normal itu diberlakukan pun tidak berarti kita bebas daripada protokol kesehatan, tetap kita harus memegang teguh protokol."

"Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan lain-lain sebagainya, karena kenapa begitu, karena virus itu masih ada di sekitar kita, hari-hari bersama dengan kita," ungkapnya.

Warga yang Tak Patuhi Protokol Kesehatan saat New Normal Bisa Didenda Rp 100 Juta dan Dipenjara

Ekonom Nilai New Normal Justru Buat Ekonomi Memburuk

Tatanan hidup baru atau New Normal disebut-sebut sebagai usaha untuk menyelamatkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Namun, di sisi lain, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara tidak berpikiran demikian.

Di acara Indonesia Business Forum tvOne pada Rabu (27/5/2020), Bhima Yudhistira menilai bahwa kinerja yang dikira akan berdampak positif pada ekonomi itu bersifat semu.

 Ali Ngabalin Tegaskan Tak Ada yang Longgar dalam New Normal: 100 Pengunjung Jadi 50 Saja

"Di sisi yang lain kita tidak bisa berbangga dengan adanya kinerja yang sebenarnya positif tapi semu," ujar Bhima.

Bhima mengatakan New Normal justru berdampak buruk pada segi ekspor.

Bhima menduga akan terjadi penurunan pada segi ekspor.

"Karena dari sisi ekspor, ekspor pakaian jadi, ekspor kemudian bahan-bahan olahan, ekspor motor itu sebagian besar mengalami penurunan."

"Nah sehingga kalau ini terus berlanjut maka kualitas dari neraca perdagangan secara statistik dianggap bagus padahal ini merupakan tanda-tanda yang kurang bagus," ungkap Bhima.

Di acara Indonesia Business Forum tvOne pada Rabu (27/5/2020), Bhima Yudhistira menilai bahwa kinerja yang dikira akan berdampak positif pada ekonomi itu bersifat semu.
Di acara Indonesia Business Forum tvOne pada Rabu (27/5/2020), Bhima Yudhistira menilai bahwa kinerja yang dikira akan berdampak positif pada ekonomi itu bersifat semu. (Apa Kabar Indonesia tvOne)

 Bahas Wacana Pembukaan Sektor Pariwisata New Normal, Jokowi: Risikonya Besar, Harus Dikalkulasi

Bhima menduga akan ada penurunan tajam pada segi industri manufaktur beberapa bulan ke depan.

"Ini adalah tanda bahwa beberapa bulan ke depan akan terjadi penurunan pada sektor industri manufaktur yang cukup tajam."

"Biasanya kalau impor bahan baku itu mengalami penurunan akibat permintaan dari industri itu juga terganggu maka tiga sampai lima bulan kemudian akan tercermin dari industri manufaktur," duganya.

Lalu ia mengungkit di mana industri manufaktur saja pada kuartal 2020 sudah dianggapnya buruk.

"Yang kita sudah melihat kuartal pertama industri manufaktur sangat-sangat buruk," katanya.

Lihat videonya mulai menit ke-15:15:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaAli NgabalinNew NormalJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved