Breaking News:

Virus Corona

Ditanya Seandainya Jokowi Buat Skripsi Komunikasi saat Corona, Guru Besar UI Terkekeh: Nilainya C

Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Profesor Ibnu Hamad bereaksi tertawa saat membayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menulis skripsi tentang komunikasi.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers seusai meninjau penyaluran bansos di Kantor Pos Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Profesor Ibnu Hamad bereaksi tertawa saat membayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menulis skripsi tentang komunikasi publik.

Ia bahkan meragukan Jokowi akan mendapat nilai baik tentang strategi komunikasi di masa pandemi Virus Corona (Covid-19).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Rosi di Kompas TV, Kamis (28/5/2020).

Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Prof Ibnu Hamad menilai cara komunikasi Jokowi selama masa pandemi Corona, dalam acara Rosi, Kamis (28/5/2020).
Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Prof Ibnu Hamad menilai cara komunikasi Jokowi selama masa pandemi Corona, dalam acara Rosi, Kamis (28/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Nilai Keputusan Jokowi soal PSBB Belum Dicabut Sudah Benar, Qodari: Tapi yang Uji Coba Jangan Beliau

Awalnya, ia menyebutkan dalam masa pandemi masyarakat sedang haus akan informasi.

"Ada satu istilah dalam dunia komunikasi, entropi namanya. Entropi itu merujuk pada situasi yang tidak pasti," ungkap Prof Ibnu Hamad.

"Memang harus diakui dalam ketidakpastian itu banyak pertanyaan, banyak teka-teki," lanjutnya.

Ibnu Hamad menuturkan banyak informasi yang ingin diketahui publik saat ini.

Ia menilai saat ini situasi semacam itu tidak diinginkan publik dalam kondisi krisis.

"Tapi justru itu, dalam pandemi yang diharapkan bukan entropi, tapi adalah kepastian," papar Prof Ibnu.

Ibnu menyebutkan banyak kebijakan yang berubah-ubah.

"Jadi ada kebijakan hari ini ke kanan, besok ke kiri. Lusanya lain lagi," kata Ibnu.

Menurut dia, masyarakat saat ini sangat mengharapkan kepastian arahan.

Ia menyebutkan istilah redudansi yang menjadi solusi dari entropi.

"Kepastian itu diperoleh dari redudansi, kebijakan yang saling menopang, saling menguatkan," papar Ibnu.

Presenter Rosiana Silalahi lalu menyinggung bagaimana Ibnu Hamad akan menilai kemampuan komunikasi publik Jokowi di masa pandemi Corona.

Desak Tunda New Normal, Pakar Sebut Masyarakat sedang Euforia: Kalau Kita Berani Seperti Itu

"Prof Ibnu, sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, kalau pemerintahan Jokowi ini menulis skripsi tentang komunikasi publik di masa pandemi, Anda luluskan tidak?" tanya Rosi.

Mendengar pertanyaan itu, Ibnu Hamad terkekeh.

Ia segera menjawab akan memberi nilai minimal untuk hal tersebut.

"Nilainya minim. Nilainya C," jawab Prof Ibnu masih tertawa.

"Lulus enggak?" tanya Rosi lagi.

"Lulus, tapi nilainya C, 60 lah," jawab Ibnu.

Ia menegaskan pentingnya memberikan kepastian informasi kepada masyarakat saat ini.

"Karena kalau komunikasi publik, prinsipnya kepastian bukan teka-teki, bukan kebingungan," jelasnya.

Ibnu membenarkan saat ini komunikasi yang dilakukan pemerintah justru lebih banyak menimbulkan ketidakpastian.

"Menimbulkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya, ada apa ini?" ungkap Ibnu.

Pembukaan Sekolah saat New Normal Jadi Sorotan, Pihak Istana: Jokowi Menomorsatukan Keselamatan

Lihat videonya mulai menit 6:25

Soal Jokowi Sering Direspons Negatif saat Corona

Sebelumnya, Ibnu Hamad sempat menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat.

Satu di antara pernyataan yang mendapat respon negatif adalah masalah New Normal.

 Adaptasi New Normal, Sekolah di Kediri akan Masuk Seminggu Sekali, Kadin Pendidikan: 10-15 Anak

"Apa yang menurut Anda tidak dilakukan oleh pemerintah sehingga apapun yang dilakukan pemerintah selalu direspons negatif oleh publik."

"Yang salah mereka memang pada dasarnya enggak suka pada Jokowi, atau ini suara-suara kritis warga," tanya Rosiana Silalahi sang presenter.

Mulanya, Ibnu Hamad menyinggung soal peninjauan persiapan New Normal di Summarecon Mall Bekasi yang justru membuat masyarakat salah persepsi.

Menurut Ibnu Hamad tak ada penjelasan yang jelas mengenai hal tersebut.

"Saya ingin mengomentari yang Bekasi itu dulu, saya ikuti beritanya sebelum jam 13 pagi tadi lah bahwa Pak Jokowi bakal ke Bekasi meresmikan mall begitu bahasanya di online-online."

"Di situ tampaknya tidak ada yang menjelaskan di balik ke Bekasi dari segi kebijakan itu memang tidak ada yang menjelaskan dikaitkan dengan New Normal dengan usaha apa, orientasinya ke mana," jelas Ibnu Hamad.

Guru Besar Ilmu Komunikasi UI, Professor Ibnu Hamad menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat.  Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020).
Guru Besar Ilmu Komunikasi UI, Professor Ibnu Hamad menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat. Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020). (Youtube/KompasTV)

 Jokowi Tinjau Langsung Mall Diduga karena Memang Suka Blusukan, Ade Armando: Enggak Bisa, Ini Krisis

Karena kurang jelasnya pesan yang disampaikan, presiden justru dianggap tengah meresmikan pembukaan mall.

"Jadi persepsi publik banyak mau meresmikan mall akhirnya," katanya.

Menurut Ibnu, seharusnya ada tim komunikasi yang lekat dengan presiden seperti Juru Bicara era Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Andi Mallarangeng.

"Sekali lagi ini diperlukan tim komunikasi yang bukan hanya bekerja seperti Pak Andi Malaranggeng itu yang tiap hari dekat dengan presiden."

"Jadi kalau setiap saat ditunjuk Jubir, Jubir yang harus lekat dengan Pak Presiden kalau perlu dipanggil 3 kali sehari," ujar Ibnu.

Bila perlu Ibnu menyarankan Jokowi bisa berkomunikasi dengan jubirnya tiga kali sehari.

"'Saudara saya melakukan ini, saya mau melakukan ini tolong jelaskan ke masyarakat', mestinya begitu."

"Kalau perlu sekali tiga kali sehari," ujar dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)

Sumber: Kompas TV
Tags:
Virus CoronaUniversitas Indonesia (UI)Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved