Virus Corona
Masjid akan Kembali Buka di Tengah Corona, Dokter Erlina Burhan: Kalau Saya Ditanya, Saya Tak Setuju
Dokter Erlina Burhan menjelaskan mengapa dirinya tidak setuju masjid kembali dibuka di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Mempersiapkan Indonesia memasuki new normal atau tatanan kenormalan baru, Menteri Agama Fachrul Razi berencana kembali membuka rumah-rumah ibadah secara bertahap.
Menanggapi wacana tersebut, Juru Bicara RSUP Persahabatan Dokter Erlina Burhan menyatakan dirinya tidak setuju.
Meskipun telah ditegaskan akan ada aturan untuk melakukan protokol kesehatan, dr Erlina ragu protokol akan dilakukan oleh setiap orang yang beribadah di tempat ibadah.

• Persiapan New Normal, Pakar Epidemologi Minta Pemerintah Tak Gagap seperti Awal Corona Masuk
Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Kamis (28/5/2020), awalnya dr Erlina menjelaskan apabila dipandang dari sisi kesehatan, dirinya tidak setuju wacana pembukaan masjid.
"Saya semata-mata dari segi kesehatan," kata dia.
Dokter Erlina mengkhawatirkan penularan Covid-19 akan semakin meluas.
"Kalau tempat ibadah dibuka itu kalau menurut saya identik dengan keramaian," ujarnya.
"Dan keramaian identik dengan transimisi penyakit Covid."
"Jadi kalau saya ditanya, saya tidak setuju," tegas dr Erlina.
Ia lalu mengungkit soal pasar dan mall yang kembali ramai saat dibuka.
Wanita kelahiran padang itu menyoroti bahwa ada warga yang tidak mengindahkan protokol penanganan Covid-19 ketika pasar kembali dibuka.
Melihat kelalaian tersebut, dr Erlina khawatir penularan akan semakin besar apabila tetap dibiarkan.
"Buat saya ini miris karena saya tahu bahwa penularan itu lewat interaksi orang yang dekat, yang jaraknya kurang dari satu meter," terang dr Erlina.
Di sisi lain dr Erlina tidak menutupi kemungkinan tempat ibadah untuk kembali dibuka selama masyarakat bisa disiplin patuh melaksanakan protokol kesehatan.
"In one condition (dalam satu kondisi) apakah masyarakat sudah cukup tertib, cukup disiplin atau mempersiapkan diri melakukan hal yang dicanangkan itu," kata dia.
Dokter spesialis paru itu mengatakan idealnya adalah pelonggaran PSBB dilakukan secara berkala.
"Jadi saya merasa bahwa kita jangan loncat dari PSBB yang demikian disiplin, tiba-tiba longgar, jadi harus ada masa transisi mempersiapkan masyarakat, mempersiapkan juga pemerintah untuk bisa menyelenggarakan apa-apa yang ditulis," ujar dia.
Kemudian dr Erlina juga mempertanyakan apakah masyarakat benar-benar bisa disiplin melakukan protokol kesehatan saat salat ke masjid.
"Siapa yang menjamin itu dilakukan? Apalagi masjid ini banyak," tandasnya.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Fachrul mengatakan tempat ibadah akan dibuka secara bertahap.
"Kami membuat konsep umum, secara bertahap kegiatan ibadah di rumah ibadah dibuka kembali dengan menerapkan prosedur tatanan baru, new normal yang telah dinyatakan Pak Presiden pada 15 Mei 2020," kata Fachrul usai rapat kabinet, Rabu (27/5/2020).
Langkah tersebut diambil untuk mengobati rasa rindu masyarakat yang ingin kembali beribadah di rumah ibadahnya masing-masing.
• Tanggapi Positif Ekonomi Dibuka saat New Normal, Sandiaga Uno: Akan Disambut Baik oleh Sektor Usaha
Lihat videonya mulai menit awal:
4 Arahan Jokowi soal New Normal
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan 4 arahan soal pelaksanaan protokol tatanan new normal atau normal baru yang produktif dan aman Covid-19.
Hal disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) melalui Video Teleconference mengenai Persiapan Pelaksanaan Protokol Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19, Rabu, (27/5/2020).
Pertama, Jokowi mengatakan pihaknya sudah memulai gelar pasukan, aparat dari TNI dan Polri yang telah diterjunkan ke lapangan, ke titik-titik keramaian di 4 provinsi serta 25 kabupaten dan kota pada Selasa (26/5/2020).
Hal itu dilakukan, kata Jokowi, dalam rangka persiapan pelaksanaan tatanan normal baru yang akan dilihat dari angka-angka dan fakta-fakta di lapangan.
“Dan apabila ini nanti efektif, kita akan gelar, kita perluas lagi, kita lebarkan lagi ke provinsi yang lain, ke kabupaten/kota yang lain,” kata Jokowi seperti dikutip TribunWow.com dari laman setkab.go.id.
Kedua, Jokowi meminta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat.
“Sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan, baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, mengenai dilarang berkerumun dalam jumlah yang banyak,” lanjut Jokowi.

• Jokowi Putuskan The New Normal Mulai 1 Juni, Pengamat dari Trisakti: Terlalu Berani sampai ke Sana
Menurutnya, kalau sosialisasi ini betul-betul bisa dilakukan secara masif, maka kurva R0 dan Rt betul-betul bisa diturunkan.
“Dan ini sudah kita lihat di beberapa provinsi bisa kita kerjakan,” ujar Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, tatanan baru ini akan dicoba di beberapa provinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki R0 yang sudah di bawah 1.
Tak hanya itu, tatanan normal juga akan dicoba pada sektor-sektor tertentu yang dilihat di lapangan bisa melakukan dan mengikuti tatanan normal baru yang ingin dikerjakan.
Keempat, Jokowi meminta ada pengecekan pada tingkat kesiapan setiap daerah dalam mengendalikan Virus Corona.
“Untuk daerah-daerah yang masih tinggi, yang kurvanya masih naik, saya kemarin juga sudah perintahkan kepada Gugus Tugas, kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk di Jawa Timur misalnya untuk kita tambah bantuan pasukan, aparat di sana agar bisa menekan kurvanya agar tidak naik lagi,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta untuk memasifkan pengujian sampel, pelacakan yang agresif terhadap yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) maupun ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan melakukan isolasi yang ketat.
“Ini kita lakukan pada provinsi-provinsi yang masih kurvanya masih naik,” pungkas Jokowi.
Simak videonya:
(TribunWow.com/Anung/Vintoko)