Virus Corona
Hadapi New Normal, Sekolah di Kediri Siapkan Skema Masuk Seminggu Sekali dan Kurangi Kapasitas Kelas
Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri telah mempunyai rencana untuk menghadapi New Normal di lingkup sekolah, yakni masuk seminggu sekali.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri telah mempunyai rencana untuk menghadapi New Normal di lingkup sekolah.
Hal ini disampaikan oleh PLT Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Sujud Winarko dalam tayangan Youtube KompasTV, Jumat (28/5/2020).
Dilansir TribunWow.com, Sujud Winarko mengatakan setiap siswa akan masuk sekolah setiap satu minggu sekali.

• Hasil Survey Penanganan Corona, 53,8 Persen Tak Puas dengan Jokowi, Berikut Poin Ketidakpuasannya
Menurutnya, pembagian siswa yang masuk akan dibagi berdasarkan tingkatan kelas.
"Jika nanti memang diterapkan New Normal sehingga tidak muncul paparan Covid gelombang kedua yang nanti lebih besar," ujar Sujud Winarko.
"Kami rencanakan untuk masuk itu satu minggu atau satu bulan sekali per tingkat," jelasnya.
Tidak hanya itu, Sujud menegaskan akan tetap melakukan standar protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sujud mengatakan akan mengurangi kapasitas setiap kelasnya.
Jadi setiap kelas hanya akan diisi sekitar 10 sampai 15 murid.
Dengan begitu maka diakui akan memakan tempat yang lebih banyak.
Oleh karenanya setiap harinya yang masuk hanya satu tingkat atau angkatan.
• Ibaratkan Jokowi Masuk Lapangan Ranjau saat Cek Mal, M Qodari: Bomnya Meledak Pasti Presiden Kena
Sementara itu untuk tenaga pengajar akan diisi oleh semua guru di satu sekolah tersebut.
"Sehari itu satu kelas satu tingkat, misalnya kelas satu saja dengan tempat duduk diatur protokoler Covid, sehingga mungkin satu kelas itu hanya diisi 10-15 anak," ungkapnya.
"Sehingga semua ruangan digunakan dan diajar oleh semua guru," sambungnya.
Hal sama juga disampaikan oleh guru SMPN 1 Ngasem, Kediri, Sri Anik.
Dirinya mengatakan sudah mempersiapkan kemungkinan penerapan New Normal dengan baik.
"Jadi sudah di-planning, nanti satu kelas cuman 10 anak," kata Sri Anik.
"10 anak nanti diajar oleh gurunya, kemudian 10 anak, 10 anak," imbuhnya.
Menurutnya, kembalinya siswa ke sekolah bisa sedikit mengobati kerinduan setelah sekitar 2 bulan lebih belajar di rumah.
Namun ia menyadari setiap sekolah wajib melakukan protokol kesehatan yang ketat jika New Normal benar-benar diterapkan nantinya.
• New Normal, Sekolah akan Dibuka 15 Juni, Kak Seto Minta Jangan Kejar Target: Kemudian Banyak Korban
"Sehingga dengan Corona seperti ini anak-anak tidak terjangkit penyakit, tetapi anak-anak masih bisa masuk sekolah."
"Karena anak-anak sudah rindu untuk masuk sekolah," pungkasnya.
Meski begitu, terkait waktu pelaksanaannya, Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri masih menunggu keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak videonya:
Sebut Sekolah Belum Siap, KPAI: Berpotensi Menjadi Kluster Baru
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti meminta pemerintah untuk tidak gegabah dalam menerapkan kehidupan New Normal, terlebih untuk lingkup sekolah.
Dilansir TribunWow.com, untuk pembukaan sekolah rencananya akan dilakukan pada fase ketiga New Normal yakni pada 15 Juni 2020.
Menurutnya, sekolah dinilai masih belum siap untuk menjalankan New Normal dalam waktu dekat.

• 4 Arahan Jokowi soal Persiapan Pelaksanaan Protokol New Normal: Kalau Efektif, Kita Perluas Lagi
Alasannya karena melihat risiko dan data kasus Corona di Indonesia yang masih tergolong tinggi.
Retno Listyarti kemudian mengungkapkan ada beberapa kendala yang akan dihadapi ketika memaksakan siswa untuk kembali ke sekolah.
Ia mempertanyakan bagaimana langkah yang bisa dilakukan sekolah untuk penerapan protokol kesehatan guna memperlakukan dan mengatur siswa yang sifatnya masih anak-anak.
Dirinya kemudian menggambarkan kondisi kerumunan yang akan terjadi di sekolah, khususnya di kantin.
Retno juga menanyakan apakah siswa benar-benar bisa disiplin untuk melakukan physical distancing, termasuk menggunakan masker.
Menurutnya, hal itu tentunya akan sulit untuk dipantau dan dikendalikan.
Ia lantas menyinggung kasus yang terjadi pada orang dewasa, seperti yang diketahui masih banyak yang melanggar, apalagi untuk anak-anak.
• Gugus Tugas Keluarkan 3 Indikator bagi Daerah untuk Bisa Terapkan New Normal saat Corona
"Lalu bagaimana dengan jaga jarak, kemudian kantin, kantin enggak boleh buka, anak-anak harus membawa bekal sendiri karena kantin sering menjadi tempat kerumunan," ujar Retno.
"Lalu apakah anak-anak kita selama di rumah sudah biasa pakai masker, ini kan juga harus dilatih menggunakan masker," jelasnya.
"Kita orang dewasa saja suka merasa tidak nyawan, apalagi anak-anak."
Maka dari itu, hal-hal tersebut diharapkan bisa menjadi pertimbangan dari pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan sektor-sektor penunjang lainnya.
Selain itu juga memastikan kondisinya sudah cukup aman untuk membuka kembali sekolah.
Retno tidak ingin, sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.
"Ini yang penting sebenarnya nanti dipersiapkan oleh Kemdikbud, oleh dinas-dinas pendidikan petakan sekarang," harapnya.
"Selain tadi ya kewenangan di gugus Covid terkait sudah zero kasus, pastikan zero kasus kalau tidak zero kasus sekolah berpotensi menjadi kluster baru."
• Jokowi Instruksikan New Normal, Soroti Jawa Timur yang Masih Tinggi Penyebaran Virus Corona
Lebih lanjut, ketika kemungkinan itu terjadi, maka masalah baru adalah cara penanganananya.
Dia mengatakan tidak mudah tentunya mengatasi anak yang terpapar Virus Corona yang mengharuskan dilakukan isolasi.
"Dan anak-anak dirawat di rumah sakit, dia itu diisolasi tidak bisa sendiri, kalau anak SD, anak TK," pungkasnya.
Simak videonya: 3.34
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)