Virus Corona
Dibandingkan dengan Jubir Jokowi, Mantan Jubir SBY Andi Mallarangeng Tertawa: Ada Bedanya Sedikit
Dosen Ilmu Komunikasi UI Ade Armando membandingkan juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan juri bicara Presiden SBY, Andi Mallarangeng.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando membandingkan juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2004-2009, Andi Mallarangeng.
Hal ini terjadi saat Ade Armando dan Andi Mallarangeng menjadi narasumber di acara Rosi yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Kamis (28/5/2020).
Dilansir TribunWow.com, Andi Mallarangeng terlihat hanya bisa tertawa.

• Ibaratkan Jokowi Masuk Lapangan Ranjau saat Cek Mal, M Qodari: Bomnya Meledak Pasti Presiden Kena
Bermula ketika Ade Armando mempertanyakan peran dari jubir Jokowi di tengah pandemi Virus Corona.
Ade Armando menyebut adanya ketidakjelasan komunikasi soal Corona yang belakangan berkembang di masyarakat tidak terlepas dari peran jubir presiden.
Ade Armando lantas mencontohkan Andi Malarangeng.
"Di sini ada juru bicara dari pemerintahan SBY," kata Ade Armando sambil menunjuk Andi Mallarangeng.
"Sekarang kalau saya tanya, orang seperti Bang Andi ini di dalam pemerintahan Jokowi sekarang siapa?" ujarnya.
Dirinya mengatakan yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah peran dari jubir presiden.
Dialah yang harusnya bisa memberikan penjelasan sejelas-jelasnya atau meluruskan terkait apa yang disuarakan oleh Presiden.
Jangan sampai informasi-informasi dari pemerintah, khususnya Jokowi menjadi berkembang secara liar.
"Orang yang akan menjelaskan kepada publik yang disebut sebagai New Normal itu apa, implikasinya itu apa, harusnya ngapain kita semua?"
"Siapa yang melakukan itu? Itu pertanyaan terbesarnya," tanya Ade Armando.
• Hadapi New Normal, Sekolah di Kediri Siapkan Skema Masuk Seminggu Sekali dan Kurangi Kapasitas Kelas
Ade Armando lantas beranggapan bahwa jabatan tersebut tidak ada atau tidak aktif pada masa pemerintahan saat ini.
"Karena jangan-jangan jawabannya adalah itu yang kosong dalam pemerintahan Jokowi sekarang," tegasnya.
"Orang yang menyampaikan itu kepada publik dengan cara yang membuat publik kaya diingatkan."
Lebih lanjut, Ade Armando mengatakan tidak mungkin peran tersebut juga dilakukan oleh Presidennya sendiri.
Dirinya lantas membandingkan dengan pemerintahan Presiden SBY yang memiliki juru bicara Andi Mallarangeng pada tahun 2004-2009.
Andi Mallarangeng dinilai mampu menyampaikan informasi yang jelas atas apa yang disampaikan oleh SBY.
"Kalau enggak ada orang yang bisa menjelaskan, masa kita berharap Pak Jokowi yang menjelaskan," papar Ade Armando.
"Dulu ada namanya Bapak Andi Mallarangeng, bukan Pak SBY yang ngomong," katanya.
Mendengar hal itu, Andi Mallarangeng hanya bisa tertawa
• New Normal Bukan Berarti Herd Immunity, Pakar Kesehatan: Pandemi Ini Sepanjang Tahun akan Ada
Dirinya kemudian menjelaskan bahwa sedikit ada perbedaan dari pemerintah dalam menangani suatu wabah.
"Ada bedanya sedikit, barangkali sekaligus sharing, apa yang kami alami dulu, walaupun tentu saja skalanya berbeda, waktu itu Flu Burung, ada juga Flu Babi," kata Andi.
"Tetapi walaupun skalanya berbeda tetap pada dasarnya adalah manajemen krisis."
Andi mengatakan bahwa SBY waktu itu langsung mengambil langkah cepat dalam menyikapi masuknya Flu Burung maupun Flu Babi.
Dikatakannya, tidak perlu meninggu jumlah kasus banyak untuk bisa membentuk komite nasional.
Tidak hanya itu, dalam komite nasional tersebut juga memiliki struktur yang jelas dan rapi.
Yakni diketuai oleh Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan urut ke bawah sampai bupati dan Wali Kota.
"Pertama adalah yang dilakukan Pak SBY ketika ada korban 4,5 tambah lagi 5, lalu kemudian segera dibuat Perpres untuk membentuk komite nasional penanggulangan Flu Burung," kata Andi.
"Langsung diketuai oleh Menko Kesra, lalu kemudian wakilnya Menko Perekonomian, kemudian wakil kedua adalah Menteri Pertanian dan kemudian Menteri Kesehatan," jelasnya.
"Dengan demikian di bawahnya Gubernur di daerah lalu kabupaten/kota," imbuhnya.
• Blak-blakan soal Gelombang Dua Corona, Pakar Kesehatan Akui Tak Siap: Tenaga Medis juga Jadi Korban
Menurutnya, kondisi tersebut membuat manajemen penangananya lebih terkoordinir dengan baik.
Berbeda halnya dengan saat ini, seperti yang diketahui Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 diketuai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo.
Hal itu tentunya tidak mempunyai keleluasaan untuk mengatur pemerintahan.
"Dengan demikian maka jelas siapa yang bertanggung jawab dan mereka bisa mengkoordinasikan ke bawah," ungkapnya.
"Kalau sekarang saya melihat gugus tugas PSBB tidak mampu tentu saja mengkoordinasikan apa yang dikeluarkan kepada Menteri Perhubungan, Menko, karena tidak mungkin kepala badan mengkoordinasikan menteri lain," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 10.03
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)