Virus Corona
Menggebu-gebu Bahas 'New Normal', Pakar Epidemiologi: Kita Bisa Saja Masuk ke 'Jurang Abnormal'
Pakar Epidemiologi, Pandu Riono menyinggung soal peluang gelombang wabah Virus Corona jika 'New normal' tak dilakukan secara baik.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Jadi harus ada kegiatan yang benar-benar bagaimana tersampaikan dan terimplementasi dan terus dimonitoring."
Lebih lanjut, Pandu menyinggung peluang gelombang kedua Virus Corona.
Bahkan, ia menyebut 'New Normal' yang terlalu dini dilakukan justru akan meningkatkan peluang ledakan kasus Virus Corona.
"Kalau tidak kita akan menghadapai gelombang kedua yang lebih tinggi dari gelombang, itu yang kita khawatirkan," ucap Pandu.
"Jadi jangan cepat-cepat, kalau kita sudah memasuki New Normal kita akan benar-benar normal."
"Kita mungkin saja bisa masuk ke jurang abnormal," tukasnya.
• Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya
Simak video berikut ini menit ke-4.42:
Warga Prihatin akibat Corona
Di sisi lain, sebelumnya Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menilai pandemi Virus Corona menyebabkan krisis besar di 2020 ini.
Dilansir TribunWow.com, Sandiaga menilai pendemi Virus Corona menyebabkan terjadinya kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan.
Ia pun menyinggung banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan selama wabah Virus Corona melanda.
Hal itu disampaikan Sandiaga melalui kanal YouTube Official iNews, Selasa (26/5/2020).
• Bersiap New Normal, Jokowi Minta Jajarannya Sosialisasikan Besar-besaran: Dilakukan secara Masif
Pada kesempatan itu, mulanya Sandiga berharap Virus Corona segera hilang seiring dengan Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan seluruh umat Muslim di dunia.
Menurutnya, kini wabah Virus Corona sudah memasuki tahap akhir setelah berbulan-bulan melanda Indonesia.
"Semoga dengan Hari Kemenangan ini kita bisa menyusul kemenangan melawan Covid-19," ujar Sandiaga.
"Kalau kita melihat Covid-19 ini sudah memasuki tahap-tahap akhir atau tahap-tahap puncak dari kurva yang dua tiga bulan terakhir ini sudah kita coba atasi melalui beberapa intervensi kebijakan publik."