Virus Corona
Ekonom INDEF Sebut New Normal sebagai Kebijakan Prematur, Singgung Vietnam dan Penerapan PSBB
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira memberikan sorotan negatif terhadap kebijakan pemerintah soal New Normal dengan menyebut sebagai kebijakan prematur.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Maka dari itu pemberlakukan New Normal di waktu yang tidak tepat tentunya justru akan mempunyai risiko tinggi.
"Kalau di Indonesia ini menurut saya sangat prematur karena indikator kesehatannya enggak bisa dilihat cuman yang ada di PSBB, karena PSBB itu terbukti juga masih longgar," kata Bhima.
"Masih banyak kemudian yang memaksa untuk mudik, dan masih ada yang kemudian diperbolehkan izin transportasi, tidak disiplin," pungkasnya.
• Menggebu-gebu Bahas New Normal, Pakar Epidemiologi: Kita Bisa Saja Masuk ke Jurang Abnormal
Simak videonya mulai menit ke- 9.53
Fadjroel Rachman: Kehidupan Memang adalah Pertaruhan
Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman memberikan tanggapan terkait kehidupan normal baru atau New Normal yang disebut mempunyai risiko tinggi.
Tidak hanya berisiko, banyak pihak yang menyebut bahwa New Normal juga menjadi pertaruhan tersendiri.
Dilansir TribunWow.com, Fadjroel Rachman mengatakan bahwa memang pemerintah, tidak hanya Indonesia melainkan juga semua negara yang bermasalah dengan Covid-19 sedang dihadapkan dengan situasi yang tidak mudah.
Meski begitu, pemerintah harus bisa mengambil keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan banyak aspek.
Menurutnya, New Normal harus dilakukan dalam upaya menyeimbangkan risiko kesehatan dan sosial.
Selain itu di satu sisi juga masih belum ada kepastian soal vaksin Covid-19.
Dirinya lantas menyebut bahwa hidup harus tetap berjalan dan kehidupan memang sebuah pertaruhan.
Namun tetap saja, pemerintah akan tetap memberikan protokol kesehatan yang ketat saat New Normal.
Hal ini disampaikan Fadjroel dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Rabu (27/5/2020).
• Bahas Wacana Pembukaan Sektor Pariwisata New Normal, Jokowi: Risikonya Besar, Harus Dikalkulasi
"Ini kan yang kita sebut sebagai upaya menyeimbangkan antara risiko medis dengan kehidupan sosial," ujar Fadjroel.