Terkini Nasional
Disodori Nama Anies hingga Khofifah terkait Pilpres 2024, Refly Harun: Wah Ini yang Paling Cocok
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun sempat ditanya siapa sosok yang akan didukung menjadi Calon Presiden (Capres) 2024.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Ia juga sempat menjelaskan bagaimana beratnya tanggung jawab seorang pemimpin apalagi di akhirat kelak.
Melanjutkan pernyataannya, Refly mengaku ingin mendukung mereka semua menjadi Capres agar tahu siapa yang terbaik untuk memimpin Indonesia.
"Jadi memang begitu saya pengen dukung semua, nanti kalau kita yang liat mana yang terbaik yang itulah, saya akan lihat 'Wah ini yang paling cocok'," katanya.
• Sempat Jadi Stafsus di Pemerintahan Jokowi, Ini Alasan Refly Harun Hanya Tahan 4 Bulan di Istana
Ia berharap sosok presiden pada 2024 merupkan sosok yang benar-benar antikorupsi dan memelihara demokrasi.
"Siapapun yang jadi pemimpin 2024 pastikan dia antikorupsi, dia punya nyali untuk memberantas korupsi, dia punya nyali untuk merekrut orang-orang terbaik, dia tidak antikritik, dia memelihara demokrasi kita," ungkap dia.
Selain itu, Refly juga berharap presiden itu memegang teguh janji konstitusional.
"Dan akhirnya mudah-mudahan dia betul-betul memegang janji konstitusional, apa janji konstitusional, melindungi segenap bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterakan anak bangsa, agar ikut dalam ketertiban dunia," pungkasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-14:58:
Ditanya soal Tawaran Masuk Lagi ke Pemerintahan
Pada kesempatan yang sama, Refly juga sempat ditanya apakah mau jika ditawari jabatan di pemerintahan.
Dalam video itu, seorang warganet juga bertanya posisi apa yang diinginkan jika ditawari gabung dalam pemerintahan.
• Alasan Refly Harun Aktif di YouTube dengan Konten Kritisnya: Bisa Lebih Terdistribusi secara Luas
"Kalau diajak ke pemerintahan apakah bapak mau? Kalau mau posisi apa yang paling ideal untuk bapak? Kalau ada nilai 1-10 berapa nilai bapak untuk pemerintahan saat ini?" ujar Refly Harun membacakan pertanyaan.
Refly Harun lantas menjawab bahwa jabatan bukanlah yang terpenting melainkan apa yang bisa dilakukan bagi negara.
"Wah ini berat sekali pertanyaannya, mau atau tidak itu tergantung hati, kita kan tidak berpikir untuk jabatannya."
"Tapi bagaimana memberikan kontribusi," ujar Refly.