Virus Corona
Kasus Corona di Jatim Melonjak, Gubernur Khofifah: Saya Mohon Silaturahmi Idulfitri secara Online
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti bagaimana suasana Idulfitri berlangsung di tengah pandemi Virus Corona.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti bagaimana suasana Idulfitri berlangsung di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Seperti diketahui jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur mencapai 3.595 per Minggu (24/5/2020) siang.
Jumlah tersebut menjadikan Jatim wilayah kedua tertinggi di Indonesia dalam hal kasus positif.

• Jatim Alami Lonjakan Kasus Baru Corona Terbanyak, Emil Dardak: Ya, PSBB Ini Tentu Tidak Sempurna
Dilansir TribunWow.com, Khofifah kemudian menyampaikan sejumlah imbauan terutama dalam perayaan Idulfitri.
Awalnya, ia menyinggung tradisi mudik yang umumnya dilakukan masyarakat saat lebaran.
"Yang masih di perantauan, saya mohon dengan sangat bahwa halalbihalal secara online, silaturahmi secara online hari ini merupakan pilihan terbaik dan paling bijak," ungkap Khofifah, dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Sabtu (23/5/2020).
"Supaya kita aman, orang lain aman. Kita sehat, orang lain sehat," lanjut dia.
Khofifah kemudian menyoroti banyaknya pemudik yang berhasil lolos dari cegatan dan larangan mudik.
Ia menyinggung suasana perayaan Idulfitri di kampung halaman pasti berbeda dengan biasanya.
Seperti diketahui, perpindahan masyarakat dapat berisiko tinggi pada transmisi penyebaran virus antardaerah.
"Yang sudah telanjur di kampung halaman, tolong juga suasana ini pada suasana yang tidak seperti dulu-dulu," kata Khofifah.
"Artinya pandemi Covid ini masuk ke Jawa Timur dan hari ini penyebarannya masih masif," jelas dia.
Khofifah menegaskan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Apalagi sejumlah wilayah di Jatim sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
• Rekor Baru Covid-19 di Indonesia, Tambahan Hampir 1.000 Kasus Baru dalam Sehari, Terbanyak di Jatim
"Oleh karena itu kehati-hatian kita, kedisiplinan kita secara kontinu, kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan menjadi bagian yang sangat menentukan," tegasnya.
Khofifah juga mengimbau daerah-daerah yang belum mengonfirmasi kasus positif.
"Bagaimana kemudian mereka yang berada di daerah hijau?" ungkap dia.
"Tolong bikin barikade yang lebih kuat lagi," tegas Gubernur Jatim tersebut.
Ia juga meminta pergerakan masyarakat keluar dan masuk wilayah semakin diawasi.
"Mobilitas siapapun dari luar ke daerah-daerah yang masih hijau, tolong makin diketatkan," kata Khofifah.
Khofifah memuji beberapa daerah yang menurutnya sudah mempersiapkan dengan baik pencegahan arus mudik.
"Ada beberapa role model, yang saya lihat seperti di Kota Malang dan Kabupaten Malang," ungkap Khofifah.
Ia menuturkan ada program 'Kampung Tangguh' yang disiapkan pemerintah daerah Malang.
"Ada SOP bagaimana mereka menjelaskan kepada tamu yang masuk ke RW-RW itu," jelasnya.
• Viral Habib Umar Assegaf Ngamuk dengan Petugas PSBB, Polda Jatim Ungkap 3 Pelanggaran, Apa Saja?
Lihat videonya mulai dari awal:
Ahli Epidemiologi Soroti Pemudik 'Kucing-kucingan' saat PSBB
Ahli Epidemiologi Windhu Purnomo menanggapi situasi di Jawa Timur yang masih ramai meskipun ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Seperti diketahui, Jawa Timur telah menerapkan PSBB di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo sejak 28 April 2020.
Kebijakan tersebut diterapkan untuk menghambat penularan Virus Corona (Covid-19) yang menyentuh angka 1.536 kasus positif di Jawa Timur per Selasa (12/5/2020) pagi.
• Kata Khofifah Indar Parawansa soal PSBB 3 Wilayah Jawa Timur: Sidoarjo Ada Jam Malam, Surabaya Belum
Dikutip TribunWow.com, Windhu Purnomo menyoroti PSBB tidak begitu efektif menekan pertumbuhan kasus di Jawa Timur.
Ia menilai masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat, terutama pemudik dari daerah lain yang berpotensi membawa virus ke wilayah Jawa Timur.
"Mereka tahu saja jalan tikus, bahkan bis besar ada saja yang lolos sampai masuk ke daerah-daerah yang ada di Jawa Timur," ungkap Windhu Purnomo, dalam tayangan Kompas TV, Senin (11/5/2020).
"Padahal itu bis," ulangnya mempertegas.
Ia menyebutkan para petugas di check point PSBB kesulitan karena pemudik lebih ahli dalam mencari jalan alternatif.
"Jadi memang mereka lebih tahu daripada petugas sendiri yang kadang-kadang jumlahnya memang tidak terlalu banyak, tidak cukup untuk menyekat semua jalan yang ada di Jawa Timur," papar Windhu.
Ia membenarkan banyak warga yang 'kucing-kucingan' dengan petugas PSBB.
Hal itu terlihat dari jumlah pemudik yang terus meningkat.
"Memang begitu, jadi ini laporan dari teman-teman kepolisian yang tahu persis bahwa ada aja yang tetap lolos," kata ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga ini.
Ia juga menyoroti banyaknya warga yang masih beraktivitas di luar rumah.

• Kasus Corona di DKI Turun, Karni Ilyas Singgung Lonjakan Covid-19 di Jatim: Kayak Main Pingpong
"Yang penting juga di daerah Jawa Timur sendiri, bahkan di daerah-daerah yang sudah dilakukan PSBB, pergerakan warga juga masih cukup tinggi," kata Windhu.
"Makanya dalam evaluasi kemarin di Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur, memang pergerakan masih ada meskipun sudah turun," lanjutnya.
"Tetapi tidak bebas pergerakan. Pasar-pasar pun masih ada dan para pengunjung tidak melakukan protokol kesehatan yang seharusnya," papar Windhu.
Windhu membenarkan masih banyak kemacetan yang ia lihat di jalan.
"Betul, jadi heran masih ada kemacetan," komentar Windhu. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)