Virus Corona
Tegal Cabut PSBB, Ganjar Pranowo Peringatkan Potensi dari Daerah Sekitar: Sebelahnya Masih Ramai
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan peringatan kepada pemerintah Kota Tegal terkait adanya potensi baru penyebaran Virus Corona.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan peringatan kepada pemerintah Kota Tegal terkait adanya potensi baru penyebaran Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tegal, Jawa Tengah, telah dicabut oleh Wali Kota Dedy Yon Supriyono.
Keputusan tersebut diambil setelah tidak adanya penambahan kasus baru positif Virus Corona di Kota Tegal.

• Geram, Kapolda Jatim Usir Kapolsek yang Tidur saat Rapat Corona: Kamu Keluar Saja, Jangan Main-main!
Ganjar mengaku percaya dan mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Pemkot Tegal dengan memilih untuk tidak memperpanjang PSBB.
Menurutnya keputusan tersebut tentunya sudah mendapatkan pertimbangan yang matang.
Namun setelah tidak lagi PSBB, Ganjar meminta Pemkot Tegal untuk tetap mewaspadai potensi penyebaran Virus Corona, termasuk dari beberapa daerah sekitar.
Seperti misalnya Wonosobo yang memiliki kasus Corona terhitung tinggi di wilayah Jawa Tengah.
Hal ini disampaikan Ganjar dalam tayangan Youtube KompasTV, Sabtu (23/5/2020).
"Mereka merasa ini sudah cukup, kalau mereka dengan segala pertimbangannya sudah cukup kami persilakan," ujar Ganjar.
"Saya memang kemarin menyarankan hati-hati karena kabupaten sebelahnya itu masih ramai begitu," lanjutnya.
"Malah kemarin saya usulkan kalau perlu diperpanjang, perpanjang saja. Tapi mau nyabut," kata Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar juga sempat melarang kepada Pemkot Tegal yang akan merayakan pencabutan PSBB tersebut.
Dirinya bersyukur dan memberikan apresiasi lantaran larangan tersebut diindahkan oleh Pemkot Tegal.
• Viral Balita di Palembang Dijemput Petugas Ber-APD Lengkap, Dokter: Ternyata Positif Corona
"Maka pada saat mau dicabut sepertinya akan ada selebrasi gitu ya, saya bilang jangan ada selebrasi, kembang api, mau pakai helikopter. Alhamdullilah Pak Wali Kota komprominya bagus," kata Ganjar.
"Ingin membuka pantai untuk pariwisata saya bilang jangan dulu juga,alhamdullilah diikuti," imbuhnya.
Menurut Ganjar, potensi penyebaran dari daerah lain akan terjadi jika tidak dilakukan pengawasan yang ketat.
Karena dengan tidak lagi memberlakukan PSBB, maka peluang masyarakat dari daerah lain untuk masuk ataupun melintas kembali terbuka.
Terlebih Kota Tegal merupakan daerah yang dilewati jalan Pantura yang menjadi penghubung antar provinsi di Jawa.
Maka dari itu, Ganjar meminta Pemkot Tegal untuk tetap melakukan pengawasan dan kontrol terkait kemungkinan tersebut.
"Sehingga setelah ini harus kita jaga, agar kemudian titik-titik masuk itu masih bisa dikontrol," kata Ganjar menjelaskan.
"Karena kalau satu kota, kemudian dia merasa dia sudah bagus, tapi kota sekitarnya belum bagus, terus ini dibuka, terus nanti berlalu lintas, ya itu akan ada potensi," tambahnya.
"Namun demikian, ketika masyarakat sudah mampu memahami semua seperti ini, ya harus di kontrol nanti cara kebiasaan baru yang mesti dipersiapkan pemerintah Kota Tegal," pungkas Ganjar.
• Viral Video Bocah 2 Tahun Positif Corona Dijemput Ambulans, Tak Menangis saat Digendong Petugas
Simak videonya dari menit awal:
Jawa Tengah Belum PSBB, Ini Alasan Ganjar Pranowo
Provinsi Jawa Tengah masih belum menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka penanganan penyebaran Virus Corona.
Padahal kalau dilihat dari jumlah kasusnya, Jawa Tengah, bisa dikatakan memiliki kasus cukup tinggi.
Dilansir TribunWow.com, Jawa Tengah menempati urutan keempat sebagai provinsi dengan penyebaran Virus Corona tertinggi di Indonesia.
• Momen Lebaran Dijadikan Prabowo Subianto Beri Penghormatan untuk Garda Terdepan Covid-19
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan keberhasilan dalam pengendalian Virus Corona tidak melulu mengharuskan dengan PSBB.
Ganjar menyebut bentuk pengendalian yang pertama harus dilakukan justru terletak pada kesadaran dari masyarakatnya itu sendiri.
Dan menurutnya hal itulah yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Tengah.
"Sebenarnya PSBB pembatasan kegiatan masyarakat PKM atau tidak ada apapun sebenarnya yang dibutuhkan hari ini bagaimana literasi cukup tentang Covid," ujar Ganjar.
"Bagaimana sikap masyarakat bisa berubah, caranya macam-macam," jelasnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mengatakan ketika masyarakat sudah tidak mempan lagi dengan cara persuasif atau imbauan, maka langkah yang diambil adalah dengan menggunakan aturan yang lebih tegas.
Seperti misalnya penerapan PSBB.
"Satu kita melakukan pendekatan secara persuasif, edukatif, yang kedua kalau tidak bisa maka kita menggunakan regulasi," ungkap Ganjar.
"Pada regulasi ini sebagai Tools untuk Social Engineering" imbuhnya.
• Warga Rayakan Lebaran saat Corona, Jokowi: Lebaran Kali Ini Menuntut Pengorbanan Kita Semua
Lebih lanjut, Ganjar mengaku sudah menawarkan kepada setiap kepala daerah terkait kemungkinan dilakukan PSBB di daerahnya.
Seperti yang diketahui, di Jawa Tengah hanya Kota Tegal yang sudah menerapkan PSBB yang sudah dilakukan sebelum ada keputusan PSBB.
Menurutnya, kemungkinan lain daerah yang akan menerapkan PSBB yakni Wonosobo.
"Harus saya sampaikan kepada kawan-kawan, 'siapa yang mau PSBB ngacung', saya bilang begitu," kata Ganjar.
"Ini Wonosobo ini kayaknya pingin PSBB karena tiba-tiba terjadi peningkatan cukup tinggi, karena persebaran dari alumni Goa," sambungnya.
Selain itu, saat ini dirinya mengaku sudah mendapatkan gambaran dari penerapan PSBB yang dilakukan oleh beberapa daerah lain.
Dikatakannya, PSBB yang sudah berlangsung di banyak daerah, khususnya di DKI Jakarta bisa dijadikan acuan untuk diberlakukan di Jawa Tengah, atau setiap daerahnya.
• Curhat Netizen Gagal Mudik Lebaran Gara-gara Corona, Kangen Antre Toilet hingga Isi BBM di Rest Area
Ganjar menegaskan tidak menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada para kepala daerah, baik bupati maupun wali kota untuk urusan PSBB.
Namun, dirinya hanya mengingatkan untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan tersebut.
"Kita sudah belajar dari banyak tempat, kalaulah kemudian PSBB menjadi cara baik, saya menawarkan kawan-kawan Bupati dan Wali Kota untuk menyampaikan," terang Ganjar.
"Hanya selalu saya minta untuk menghitung beberapa aspek yang ada di sekitarnya, terutama aspek sosial," tegasnya.
"Orang di rumah mereka work from home, stay at home, kemudian tidak bekerja itu klenger, bosan, njelei."
"Kalau kemudian di rumah, posisinya seperti apa," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)