Terkini Nasional
Pertanyakan Peran Stafsus Milenial Jokowi, Bhima Yudhistira: Kasih Es Teh Manis, Kasih Singkong
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mempertanyakan peran yang dimiliki oleh Staf Khusus (stafsus) milenial dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Lebih lanjut, menurut Bhima, ketika para stafsus milenial tersebut tujuannya untuk diajak diskusi, maka negara tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menggajinya.
Dirinya mengatakan jika benar hanya sekadar diajak berdiskusi maka istilahnya cukup berikan es teh manis dan singkong rebus.
"Tapi ngapain, kalau teman diskusi kan ngajak aja milenial-milenial dikumpulin, dikasih es teh manis, kasih singkong rebus itu jadi teman diskusi bahkan gratisan," papar Bhima.
"Pertama gratisan, kedua lebih banyak orang yang bisa dilibatkan sesuai dengan keahlian yang spesifik," sebut Refly.
• Said Didu Dipolisikan Luhut, Refly Harun Turut Singgung Nama Faisal Basri: Kritiknya Lebih Keras
Simak videonya mulai menit ke-4.37:
BEM UIN Jakarta: Mereka Hanya Dijadikan Boneka Kecil
Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi memberikan tanggapan terkait mundurnya dua Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu Andi Taufan dan Adamas Belva Devara.
Dilansir TribunWow.com, Sultan Rivandi mengatakan memang sudah sepantasnya mereka mengundurkan diri.
Bahkan menurutnya, tidak hanya mereka berdua yang seharusnya mundur, melainkan seluruh stafsus milenial.
Sultan menilai perilaku yang ditunjukkan oleh stafsus milenial sudah mencoreng kaum milenial secara umum.
Hal ini disampaikan Sultan Rivandi dalam tayangan Youtube Rocky Gerung Official, Rabu (29/4/2020).
"Kita melihat ada dua staf milenial yang mundur, bahkan saya bilang kalau tujuh-tujuhnya mundur enggak akan memperbaiki nama mereka, bahkan tidak akan bisa memperbaiki generasi milenial," ujar Sultan Rivandi.
Selain itu, dirinya mengatakan bahwa dari dulu seharusnya mereka tidak menerima dijadikan stafsus milenial.
Keberadaan stafsus milenial disebut tidak memberikan dampak apapun kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Menurut Sultan, keberadaan mereka justru hanya dijadikan sebagai boneka untuk melindungi pemerintah dari serangan kaum milenial.