Virus Corona
Rekor Harian Covid-19 Indonesia Disorot Media Asing, Sebut akan Hadapi Idul Fitri Paling Menyedihkan
Catatan penambahan harian kasus positif Covid-19 yang telah mencapai rekor tertinggi di Indonesia disorot oleh media asing, Jumat (22/5/2020).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Catatan penambahan harian kasus positif Covid-19 yang telah mencapai rekor tertinggi di Indonesia disorot oleh media asing, Jumat (22/5/2020).
Dalam pemberitaan tersebut, dikatakan umat muslim akan bersiap merayakan Hari Idul Fitri yang paling menyedihkan sepanjang sejarah, lantaran terdampak pandemi Virus Corona.
Sementara Indonesia yang merupakan negara dengan masyarakat terbanyak keempat di dunia harus menjalani hari raya tersebut tanpa bisa berkumpul dengan keluarga seperti biasanya.

• Siapkan Skenario New Normal, Pemerintah Kaji Kesiapan Daerah, Airlangga: Belum Ada Jadwal Ditetapkan
Hal ini disebabkan adanya pelarangan mudik yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menekan angka penambahan kasus infeksi Covid-19.
Informasi tersebut diberitakan oleh kanal media asing The Guardian yang berbasis di London, Inggris pada Jumat (22/5/2020).
The Guardian menyoroti penambahan kasus harian Indonesia yang dilaporkan mencapai jumlah penambahan harian tertinggi sejak Virus Corona dilaporkan terdeteksi di Indonesia pada 2 Maret 2020.
Penambahan kasus harian pada Kamis (21/5/2020) tersebut mencapai 973 kasus selama 24 jam.
Besaran kasus positif baru ini menambahkan total jumlah pasien terkonfirmasi Virus Corona di Indonesia menjadi sebanyak 20.162 jiwa.
Menurut info dari pemerintah yang diperoleh The Guardian, penyebaran virus tersebut telah menyebar dengan cepat pada 9 hari terakhir.
Penyebaran terburuk dilaporkan berasal dari Jawa Timur yang kini menjadi salah satu episentrum penularan Covid-19 terbesar di Indonesia.
Dalam artikel tersebut juga disinggung mengenai pelarangan mudik oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Dikatakan Jokowi telah melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman yang telah menjadi tradisi jelang lebaran.
Pelarangan yang ditujukan untuk mengurangi potensi penyebaran virus tersebut membuat masyarakat tidak bisa berkumpul merayakan hari kemenangan umat Islam itu seperti biasanya.
Selain itu, perayaan tahun ini akan diperburuk dengan kondisi ekonomi yang sulit terutama dari para pekerja di perantauan.
Mereka yang biasanya bisa mengirim uang untuk keluarga, kini harus terlantar tanpa pekerjaan dan pendapatan karena terdampak pandemi Virus Corona.
• Ironi di Tengah Pandemi, Abainya Masyarakat akan Protokol Kesehatan dan Jumlah Kasus yang Meningkat