Virus Corona
Duga Ada Pihak yang Desak PSBB Dilonggarkan, Pakar Sebut Kompromi: Biar Sakit Asal Enggak Mati
Pakar Kesehatan Masyarakat Hasbullah Thabrany menyebutkan ada banyak pihak yang harus berkompromi dalam kebijakan PSBB.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Meskipun begitu, jalan tengah tersebut akan menimbulkan konsekuensi pada bidang lain, seperti risiko kesehatan masyarakat.
• Dengan Nada Tinggi, Jokowi Ingatkan Jajarannya: Saya Tegaskan Belum Ada Kebijakan Pelonggaran PSBB
"Yang ini biasanya menimbulkan reaksi dan memprotes kepada pejabat," paparnya.
"Akibatnya pimpinan yang tadinya punya protokol, 'Kasihan juga ada begini'," kata Hasbullah.
"Kemudian mencari di mana yang bisa dikompromikan," lanjut dia.
Ia memberi contoh kebijakan terbaru yang mempersilakan masyarakat berusia 45 tahun ke bawah untuk kembali bekerja.
Sebelumnya, hanya karyawan dalam 11 sektor perkecualian yang dapat bekerja.
"Sebagai contoh, saya menilai pernyataan yang berusia 45 tahun boleh bekerja. Itu hasil kompromi yang melihat risiko kematian," ungkap Hasbullah.
Kebijakan tersebut berdasarkan fakta risiko kematian pada usia 45 tahun ke bawah lebih rendah.
"Jadi kemudian komprominya biar sakit, asal enggak mati," lanjut Hasbullah.
Ia melanjutkan hampir seluruh pasien Covid-19 hanya menderita gejala ringan.
"Toh kalau data dunia 98 persen penderita Virus Corona ini tergolong ringan," katanya.
"Hanya 2 persen yang serius," jelas Hasbullah.
Meskipun begitu, di Indonesia kasus pasien Virus Corona menunjukkan gejala yang lebih serius.
"Jadi pikirannya seperti itu, kalau sakit biarin aja asal jangan sampai mati," papar Hasbullah.
• Keberhasilan PSBB Jawa Barat, Ridwan Kamil Waspada OTG dari Pemudik: Akan Ganggu Tren Menggembirakan
Lihat videonya mulai menit 2:00