Breaking News:

Virus Corona

Soal 'Indonesia Terserah' Pihak Istana Sindir Ramainya Penutupan McD Sarinah: Enggak Pantas Banget

Media sosial akhir-akhir ini diramaikan oleh tagar 'Indonesia Terserah' oleh para tenaga medis.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Channel YouTube Kompas TV
Plt Deputi 2 Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Tarigan lantas turut mengungkapkan rasa berdukanya pada para tenaga medis terkait 'Indonesia Terserah' 

TRIBUNWOW.COM - Media sosial akhir-akhir ini diramaikan oleh tagar 'Indonesia Terserah' oleh para tenaga medis.

Ungkapan tersebut viral setelah banyaknya pelanggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Misalnya, ada penumpukan calon penumpang di bandara Soekarno-Hatta beberapa hari lalu dan  penutupan gerai McD Sarinah. 

Sejumlah warga Ibu Kota meramaikan area luar McDonalds Sarinah untuk menyaksikan penutupan gerai secara permanen, pada Minggu (10/5/2020) pukul 22.00 WIB.
Sejumlah warga Ibu Kota meramaikan area luar McDonalds Sarinah untuk menyaksikan penutupan gerai secara permanen, pada Minggu (10/5/2020) pukul 22.00 WIB. (Tangkapan Layar Dokumentasi Pribadi/TWITTER/@Yate21s)

Ramai Indonesia Terserah, Dokter Ungkap Sudah Tak Mau Pusing Pikirkan Masyarakat dan Pemerintah

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Minggu (17/5/2020), pihak dari Istana angkat bicara.

Plt Deputi 2 Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Tarigan lantas turut mengungkapkan rasa berdukanya pada para tenaga medis.

Ia juga sempat menyindir banyaknya orang yang hadir dalam acara penutupan gerai McD Sarinah Minggu (10/5/2020). 

Mulanya, Abetnego menjelaskan bahwa dirinya sendiri juga lebih sibuk dan tak memiliki waktu dengan keluarga selama Covid-19.

"Jadi kalau dulu sebelum Covid itu saya lima hari itu Sabtu Minggu pasti bisa di rumah sekarang itu tujuh hari itu full bekerja."

"Malam ini saya menyiapkan bahan untuk persiapan nanti rapat evaluasi pelaksanaan Covid-19 besok," cerita Abetnego.

Ia lalu mengungkap rasa dukanya pada para tenaga medis.

Pasti cukup sulit apa yang mereka hadapi saat ini.

Viral Indonesia Terserah, Dokter Covid-19 Ungkap Kekecewaannya: Rasanya Memang Pasti Sakit Hati

"Jadi hal-hal seperti ini sudah bisa membayangkan apalagi temen-temen medis yang mencurahkan banyak tenaga, pikiran dan juga risiko itu ada deket."

"Kalau saya mungkin enggak terlalu deket karena berurusan sama dengan dokumen dan sebagainya-sebagainya gitu," ungkapnya.

Lalu, Abetnego menyinggung soal penelitian Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang menyebut kejenuhan masyarakat semakin tinggi.

"Tapi ini memang ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait dengan bagi kami juga itu ada beberapa waktu yang lalu dari Fakultas Psikologi UI memang melakukan survei memang semakin hari itu tingkat kejenuhan masyarakat semakin tinggi di rumah," ungkapnya.

Selain itu, segi ekonomi juga menjadi alasan orang mau tak mau keluar rumah.

"Itu satu yang satu isu memang perlu ditangani gitu ya, kemudian yang kedua terkait isu ekonomi itu satu ya," ujar dia.

Lantas, Abetnego menyinggung acara penutupan gerai McD Sarinah beberapa yang lalu.

Menurutnya orang-orang yang datang ke sana di tengah pandemi sungguh keterlaluan.

PSBB akan Dilonggarkan, IDI Beri Contoh Penutupan McDonalds Sarinah: Monggo Saja Kalau Sudah Puncak

"Walaupun ada yang memang tadi kritik itu salah satu yang paling menurut kita enggak pantas banget hanya untuk melihat suatu toko ditutup atau gerai ditutup beramai-ramai," singgungnya.

Sedangkan terkait ekonomi itu memang hal yang sulit di atasi di tengah pandemi Covid-19.

"Terus kemudian soal ekonomi tadi itu memang ada di tengah-tengah kita," ungkapnya.

Lihat videonnya mulai menit ke 8:09:

IDI Sindir Penutupan Gerai McD Sarinah

Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menanggapi wacana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan segera dilonggarkan.

Sejumlah daerah termasuk DKI Jakarta diketahui menerapkan PSBB untuk menekan pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19).

Dikutip TribunWow.com, Zubairi Djoerban menilai saat ini pandemi Virus Corona di Indonesia pun belum mencapai puncak.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menilai pelonggaran PSBB belum tepat, Rabu (13/5/2020).
Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menilai pelonggaran PSBB belum tepat, Rabu (13/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

 Soal PSBB, Ahli Epidemiologi Singgung Idul Fitri Segera Tiba: Seakan-akan Masyarakat Disuruh Ini-Itu

Awalnya, ia mengakui seluruh masyarakat pasti ingin PSBB dan pandemi segera usai.

"Namun kalau terburu-buru, saya khawatir kalau konsekuensinya berat," kata Zubairi Djoerban, dalam tayangan Kompas TV, Rabu (13/5/2020).

"Jadi kalau misalnya sekarang ini kita evaluasi dulu, rasanya PSBB belum terlalu optimal," lanjutnya.

Zubairi menerangkan pengalamannya sendiri selama PSBB.

Ia menyebutkan selama ini tidak pernah diperiksa atau dihalangi petugas saat keluar rumah.

"Saya mulai dari awal wabah sampai hari ini kalau ke rumah sakit dari arah Tebet ke RS Cipto Mangunkusumo di daerah Kramat, itu belum pernah dihentikan untuk ditanya ada urusan apa pergi keluar rumah," papar Zubairi.

"Kenyataannya di jalan masih banyak sekali mobil dan di pasar masih banyak orang," tambah dia.

Ia meminta hal tersebut menjadi perhatian agar segera didisplinkan.

Zubairi kemudian menyinggung penutupan gerai McDonald's Sarinah yang menimbulkan keramaian.

Diketahui gerai tersebut adalah yang pertama di Indonesia, sehingga banyak warga Jakarta yang merasa kehilangan.

Mereka kemudian berkumpul pada hari terakhir penutupan McDonald's Sarinah untuk bernostalgia.

 Soroti PSBB di DKI Jakarta, Ahli Epidemiologi Singgung Anies Baswedan: Gubernurnya juga Euforia

"Kemudian kita baru dengar masalah penutupan McDonald's di Sarinah yang ternyata jadi banyak sekali orang dan tidak bisa segera dibubarkan," papar Zubairi.

Menurut Zubairi, PSBB sudah mulai dapat dilonggarkan saat puncak kurva pandemi dilewati.

"Jadi monggo saja dikendorkan kalau peak (puncak) sudah kita lewati," kata Zubairi.

Ia menyebutkan ada beberapa kriteria yang dapat menjadi penilaian kurva pertumbuhan kasus sudah mulai melandai.

"Artinya peningkatan jumlah status yang positif sudah mulai berkurang dan kurvanya melandai, dan angka kematian turun drastis," jelas dia.

Zubairi berpendapat saat ini Indonesia bahkan belum mencapai puncak kasus.

"Kalau mengenai kenaikan jumlah status agak sulit dinilai, karena para ahli sudah mempunyai lebih dari 90 ribu kasus," ungkap dia.

"Sekarang yang terdeteksi belum ada 20 ribu," jelas Zubairi.

 Moeldoko Ungkap Maksud Jokowi Minta Hati-hati Longgarkan PSBB: Itu Bukan untuk Publik

Lihat videonya mulai menit 6:00

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Indonesia TerserahYouTubeVirus CoronaCovid-19
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved