Breaking News:

Virus Corona

Nekat Buka Peti Jenazah Pasien Corona, 15 Warga di Sidoarjo Positif: Harus Tutup Tempat Ibadah

Sebanyak 15 warga di Kecamatan Waru, Desa Brebek, Sidoarjo, Jawa Timur kini positif Virus Corona (Covid-19), Minggu (17/5/2020).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AFP/Bay Ismoyo
Petugas melakukan proses pemakaman jenazah korban virus corona (Covid-19) di sebuah Taman Pemakaman Umum (TPU), di Jakarta, Rabu (15/4/2020). Proses pemakaman korban positif Covid-19 maupun yang masih berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) harus mengikuti protokol kesehatan, yakni antara lain petugas mengenakan alat pelindung diri (APD), jenazah segera dikuburkan, dan keluarga yang hadir dibatasi seminimal mungkin. Terbaru, ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Sebanyak 15 warga di Kecamatan Waru, Desa Brebek, Sidoarjo, Jawa Timur kini positif Virus Corona (Covid-19), Minggu (17/5/2020).

Dikutip TribunWow.com, wilayah tersebut kini ditetapkan sebagai karantina wilayah dan menjadi klaster baru.

Kejadian tersebut bermula saat sekelompok warga nekat membuka peti dan memandikan jenazah pasien yang terjangkit Virus Corona.

Plt Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin menerangkan 15 warganya yang positif Virus Corona setelah memandikan jenazah pasien Covid-19, Minggu (17/5/2020).
Plt Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin menerangkan 15 warganya yang positif Virus Corona setelah memandikan jenazah pasien Covid-19, Minggu (17/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

Alasan Pasien Positif Corona di Tasikmalaya Ngamuk, Tak Terima Ada Banyak Warga saat Dijemput Paksa

Dari 235 warga yang tinggal di Desa Waru, sebanyak 36 orang dinyatakan reaktif Virus Corona.

Sementara itu, 15 orang di antaranya sudah dinyatakan positif dan berstatus pasien dalam pemantauan (PDP).

Menurut Plt Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin, akan dilakukan isolasi bagi para pasien agar tidak menularkan virus lebih luas.

"Khusus akan kita tangani dan akan kita terjun langsung," kata Nur Achmad Syaifuddin, dalam tayangan TvOne, Minggu (17/5/2020).

Ia menyebutkan akan menindak tegas wilayah tersebut agar mematuhi aturan isolasi.

"Maka sudah tidak ada kata lain, kita harus keras," tegas Nur Achmad.

"Kita laksanakan semaksimal mungkin. Pokoknya kita keras, lah," lanjutnya.

Selain itu, ia juga berkoordinasi dengan institusi terkait dalam menangani klaster baru tersebut.

"Saya juga sudah sepakat dengan Polres," ungkapnya.

9 Jamaah Positif karena Imam Tarawih Pasien Covid-19, Camat Tambora: Belum Mau Dibawa ke Rumah Sakit

"Daerah timur juga harus tertutup, begitu pula nanti tempat ibadahnya," jelas Nur Achmad.

Dikutip dari Kompas.com, kronologi kejadian bermula dari pemandian jenazah pasien Covid-19.

Pasien tersebut merupakan warga setempat Kecamatan Waru.

Pihak keluarga bersikeras meminta jenazah dibawa ke rumah duka.

Saat sampai di rumah duka, jenazah telah terbungkus plastik sesuai protokol penanganan jenazah Covid-19.

"Bukan hanya dibuka, menurut informasi dari Gubernur Jatim, jenazah juga dimandikan lagi," papar Nur Achmad.

Jenazah kemudian dimandikan tanpa menerapkan protokol penanganan yang berlaku.

Nur Achmad mengakui terlambat mengetahui informasi kejadian itu.

"Kejadiannya sudah dua pekan yang lalu," ungkapnya.

Ia menyebutkan akan melakukan tracing terhadap warga yang kemungkinan telah melakukan kontak dengan jenazah atau keluarga.

"Kami akan beri perhatian serius, tim tracing sudah bergerak melakukan tracing terhadap siapa saja yang kontak erat dengan para warga yang dinyatakan positif Covid-19," tutup Nur Achmad.

Pasien Positif Corona Ngamuk saat Dijemput, Kejar dan Peluk Orang Terdekat agar Tertular: ODP Kamu

Lihat videonya mulai dari awal:

Merasa Sehat, 10 Pasien Corona di Ternate Kabur dari Karantina

Sepuluh pasien Virus Corona (Covid-19) kabur dari tempat karantina di Hotel Sahid Bela, Ternate, Maluku Utara pada Kamis (14/5/2020).

Dilansir TribunWow.com, para pasien tersebut merasa sudah terlalu lama berada diisolasi untuk mendapatkan perawatan dari penyakit yang mudah menular tersebut.

Selain itu, mereka khawatir dengan kondisi ekonomi keluarga setelah lama ditinggal.

 Pasien Positif Covid-19 Jadi Imam Tarawih di Tambora, Camat: 28 Orang Kita Lakukan Isolasi Mandiri

Kejadian tersebut sempat terekam oleh warga setempat dan menjadi viral.

Dalam video tersebut, tampak sepuluh pasien Virus Corona menggendong tas besar berisi pakaian mereka.

Para petugas Satpol PP yang mengejar mereka tidak berani mendekat karena tidak mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.

Akibatnya warga sekitar menjadi panik.

Pada akhirnya sejumlah petugas tim Gugus Tugas Covid-19 Maluku Utara datang dengan APD untuk mengamankan para psien tersebut.

Mereka kemudian memberikan penjelasan agar para pasien kembali bersedia diisolasi.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Maluku Utara Alwia Assagaf mengonfirmasi kejadian tersebut.

"Mungkin karena ada fase di mana petugas beristirahat, sehingga mereka menggunakan celah ini untuk kabur," kata Alwia Assagaf, dalam tayangan Kompas TV, Kamis (14/5/2020).

Saat ini penjagaan di lokasi karantina diperketat dengan aparat TNI dan Polri.

Alwia kemudian mengungkapkan alasan 10 pasien tersebut nekat kabur.

"Mereka merasa sudah terlalu lama berada di lokasi karantina," paparnya.

Jubir Gugus Tugas Covid-19 Alwia Assagaf menerangkan kronolog 10 pasien Corona yang kabur di Ternate, Maluku Utara, Kamis (14/5/2020).
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Alwia Assagaf menerangkan kronolog 10 pasien Corona yang kabur di Ternate, Maluku Utara, Kamis (14/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

 Nasib Apes Dukun di Bogor Jadi ODP seusai Dikunjungi Pasien Positif Corona yang Enggan Diisolasi

"Jadi rata-rata mereka yang kabur ini kurang lebih satu bulan, sebagiannya kurang dari satu bulan berada di lokasi karantina," lanjut Alwia.

Selain itu, mereka ingin menengok keluarga yang ditinggalkan di rumah selama menjalani isolasi.

"Mereka ini rindu dengan keluarga. Mereka memikirkan keluarga yang di rumah," jelas Alwia.

Mereka merasa sehat karena tidak ada gejala penyakit serius yang ditunjukkan.

Selain itu, selama isolasi mereka hanya mendapat perawatan dan pelayanan yang biasa.

"Kemudian mereka merasa mereka ini sehat, mereka tidak menunjukkan gejala apa-apa," kata Alwia.

"Setiap hari hanya dikasih vitamin, makan, minum, tapi mereka merasa tidak sakit," tambahnya.

Para pasien tersebut juga sempat mempertanyakan hasil tes yang belum sempat diberikan.

"Kemudian mereka mempertanyakan hasil laporan laboratorium, harusnya dikasih ke mereka," kata Alwia.

"Dari awal mereka masuk Rumah Sakit Chasan Basoeri sebagai rujukan provinsi di Ternate, sampai kemudian mereka dipindah ke karantina, itu petugas selalu menjelaskan tentang sakitnya," lanjut dia.

Setelah hasil tes keluar, setiap pasien telah diberitahu satu per satu bahkan dilengkapi dengan tanda tangan dokter spesialis yang bertanggung jawab.

"Sudah dua minggu ini kami buatkan hasilnya per orang dengan tanda tangan spesialis patologi klinik," jelas Alwia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Virus CoronaSidoarjoCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved