Virus Corona
Pakar Ekonomi Didik J Rachbini Tolak Wacana Pelonggaran PSBB: Kita Tidak Bisa Langgar Akal Sehat
Ekonom, Didik J Rachbini angkat bicara soal wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ekonom, Didik J Rachbini angkat bicara soal wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Didik J Rachbini dengan tegas menolak wacana tersebut.
Hal itu Didik J Rachbini ungkapkan melalui acara Indonesia Business Forum tv One pada Rabu (14/5/2020).

• Bahas PSBB, Ekonom Didik Rachbini Cekcok dengan Politisi PDIP: Kalau Dikritik Mau Lapor Polisi?
Didik merasa bahwa di Indonesia meski terjadi wabah Virus Corona berbagai lembaga masih tetap berjalan.
"Saya juga kan mengawal sebagai komisaris itu kan jalan sekarang yang di bidang pendidikan, komunikasi, transportasi untuk distribusi barang jalan, itu yang harus dikejar bergerak terus," ujar Didik.
Sehingga ia merasa bahwa dengan adanya PSBB saja sudah longgar.
Apalagi jika wacana pelonggaran PSBB itu dilonggarkan.
"Jadi kita tidak bisa melanggar akal sehat kemudian presiden atau pemerintah ya sudah silahkan longgar sekarang dengan PSBB saja sudah longgar apalagi dilonggarkan," ujarnya.
Didik menilai tindakan pemerintah seperti terburu-buru
• Komentar Ekonom soal Wacana Pelonggaran PSBB: Kelanjutan Kelakuan Pemerintah Mengentengkan
"Ini saya kira mau naik kelas mau masuk ke SMP tapi tidak lulus SD-nya nah itu suatu masalah," ungkapnya.
Didik mengakui bahwa dunia usaha juga sudah mendesak pemerintah untuk diizinkan dibuka seperti biasa.
Namun, Indonesia harus bisa bersikap tegas.
"Memang berat tidak terlalu mudah ya permintaan dunia usaha juga sangat trigger untuk dibuka," kata Didik.
Ia lantas mencontohkan China yang berhasil menyelesaikan masalah Virus Corona dengan cara melockdown dahulu.
"Tetapi yang sudah best practice yang sudah dilakukan kan China di-lockdown sudah agak kurang nol sama sekali walaupun ada lima kasus sekarang di Wuhan baru dibuka," ucap dia.
• Usulkan PSBB Pulau Jawa, Pakar Epidemiologi Sebut Lebih Mudah: Bukan Meninggalkan Pulau Lain