Virus Corona
Geram Banyak Pasien Covid-19 Berasal dari Luar Surabaya, Risma Minta Sistem Rujukan RS Dibenahi
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini merasa geram lantaran banyaknya pasien Covid-19 dari luar daerah dirujuk ke Surabaya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini merasa geram lantaran banyaknya pasien Covid-19 dari luar daerah dirujuk ke Surabaya.
Risma menyampaikan keberatan atas membeludaknya pasien positif dari luar daerah yang dirawat di Surabaya.
Pasalnya, hal tersebut membuat masyarakat dari Surabaya sendiri malah tidak bisa mendapat perawatan secara intensif.
• Surabaya Dinilai Gagal Tangani Covid-19 meski Telah Menerapkan PSBB, Laila Mufidah: Banyak Evaluasi
Sejumlah masyarakat malah harus menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing akibat penuhnya rumah sakit rujukan.
Selain itu, dengan banyaknya pasien dari luar daerah yang membawa serta keluarganya, dinilai dapat meningkatkan potensi penyebaran virus di Surabaya.
Dilansir Kompas.com, Selasa (12/5/2020), Risma menyebutkan pasien dari luar daerah mencapai 50 persen dari total keseluruhan yang dirawat.
"Kalau hitungan saya, pasien (luar Surabaya) itu ada sebanyak 50 persen. Jadi kadang mereka datangnya ke UGD, di RS Soewandie, di RS BDH, itu ada pasien luar Surabaya," terang Risma.
Risma meminta agar pihak rumah sakit mau memperbaiki sistem rujukannya.
Sehingga pasien dari luar daerah tersebut dapat dirujuk ke rumah sakit rujukan lain yang terdapat di Jawa Timur.
Menurut Risma, adanya pasien positif dari luar daerah tersebut dapat meningkatkan resiko penularan di Surabaya.
Pasien yang masuk melalui UGD, juga dapat membahayakan tenaga medis yang bekerja di rumah sakit rujukan tersebut.
Selain itu, keluarga dari pasien positif yang tidak bergejala, dapat menjadi carrier yang menyebarkan virus tanpa sadar.
Apalagi bila keluarga tersebut malah berkeliaran dengan bebas dan menularkan Virus Corona ke tempat-tempat yang dikunjunginya.
"Kalau dia OTG lalu pergi ke mana-mana (jalan-jalan) di Surabaya, misalnya ke warung makan dan tempat lain, tentu ini yang membuat berat kepada kami di Surabaya," ujar Risma.
"Kalau dia bawa keluarga, sedangkan di salah satu keluarganya sudah ada yang positif, ini sungguh berat ke kami," imbuhnya.