Virus Corona
Transportasi Kembali Dibuka, Moeldoko Ungkit Tiket Pesawat: Saya Dengar Harga Tiketnya Cukup Mahal
Moeldoko menegaskan tidak semua orang bisa bebas lalu lalang di tengah pandemi Covid-19, meskipun semua moda transportasi telah dibuka.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menanggapi soal dibukanya kembali semua moda transportasi di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Ia menegaskan tidak semua orang akan dibebaskan untuk lalu lalang di tengah pandemi Covid-19.
Moeldoko mengatakan ada banyak syarat yang harus dipenuhi sebelum berpergian.
Purnawirawan Jenderal TNI itu juga mengungkit soal harga tiket pesawat yang mahal.

• Siap-siap, Warga Jakarta Tak Pakai Masker saat Keluar Rumah Bisa Kena Denda Maksimal Rp 250 Ribu
Dikutip dari YouTube Official iNews, Senin (11/5/2020), awalnya ia menjelaskan soal tujuan dibukanya moda transportasi.
Moeldoko mengatkan kebijakan tersebut dibuat untuk mengakomodir orang-orang yang memerlukan kebutuhan khusus.
"Itu diperlukan, dibutuhkan untuk kebutuhan yang bersifat khusus," ujarnya.
"Kebutuhan yang bersifat khusus itu jangan sampai tidak ada sama sekali transportasi udara antar provinsi ke Jakarta dan seterusnya."
Ia mencontohkan bagaimana transportasi sangat diperlukan ketika ada pasien sakit yang perlu dirujuk ke rumah sakit tertentu.
Moeldoko mengatakan apabila transportasi dibatasi, pasien tersebut dapat meninggal karena tak segera mendapat pertolongan.
Selain mencontohkan soal pasien, Moeldoko juga menyinggung distribusi logistik yang efektif.
Ia mengatakan hasil tes pemeriksaan Covid-19 akan lebih mudah disalurkan apabila transportasi dibuka.
"Berikutnya persoalan-persoalan mengenai logistik sementara ini dikeluhkan bahwa hasil tes itu PCR yang harus dikirim ke Jakarta akhirnya terlambat gara-gara persoalan transportasi dan seterusnya," paparnya.
Moeldoko menekankan hanya orang yang memiliki kebutuhan khusus yang diperbolehkan untuk lalu lalang.
• Ahli Epidemiologi Meyakini Target Jokowi Kurva Corona Turun Bulan Mei: Itu Kan Perintah Orang Marah
Ungkit Harga Tiket Mahal
Moeldoko melanjutkan sebelum diizinkan untuk berpergian orang-orang yang bersangkutan juga harus melakukan serangkaian tes tertentu.
Tes tersebu dilakukan untuk memastikan orang yang berpergian bebas dari Covid-19.
"Sebelum mereka berangkat itu sudah ada protokol-protokol kesehatan yang sangat ketat diberlakukan," jelas Moeldoko.
"Satu dia harus rapid test, berikutnya tambah lagi PCR, berikutnya lagi dia memiliki keterangan dari atasannya atau dari lingkungan pimpinan di lingkungannya," imbuhnya.
"Jadi tidak begitu saja dilepas, enggak begitu."
Moeldoko mengatakan pengaturan tidak hanya berupa tes, ia menyinggung soal aturan di pesawat yang mana tempat duduknya diatur sedimikian rupa berdasarkan protokol penanganan Covid-19.
"Berikutnya di pesawat juga diatur bagaimana tempat duduknya," kata dia.
Moeldoko juga menyinggung soal harga tiket pesawat yang mahal.
"Untuk itu kalau saya dengar harga tiketnya kan cukup mahal, karena memang isi pesawat itu betul-betul diatur tidak bisa langsung berdekatan," ucapnya.
Terakhir ia menegaskan bahwa tidak sembarang orang bisa berpergian di tengah pandemi Covid-19.
• Nekat Mudik dengan Mengaku Seorang Polisi, Sopir Tak Bisa Mengelak dan Putar Balik: Oke Siap Pak
Lihat videonya mulai dari menit ke-9.00:
Anggota DPR: Perlu Kebijakan yang Belum Pernah Ada
Sebelumnya Anggota Komisi V F-PPP DPR RI Nurhayati Monoarfa mengatakan kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya membuka kembali semua moda transportasi justru perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi yang saat ini semakin memberatkan masyarakat Indonesia.
Dikutip dari YouTube Official iNews, Rabu (6/5/2020), awalnya Nurhayati mengiyakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang cara yang digunakan untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
"Kita ketahui PSBB ini adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai Covid-19," jelas Nurhayati.

Nurhayati melanjutkan pandemi Covid-19 juga menyebabkan ekonomi masyarakat tergerus.
Banyak masyarakat harus kehilangan pekerjaan lantaran pandemi Covid-19.
"Dan kita juga ketahui bahwa Covid-19 ini sudah berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat di tengah pandemi yang sudah dua setengah bulan terjadi di Indonesia," paparnya.
"Terjadi kenaikan PHK, angka kemiskinan, dan juga daya beli masyarakat merosot," lanjut Nurhayati.
Nurhayati mengatakan di saat seperti ini diperlukan kebijakan yang berbeda dari yang lain.
"Di tengah-tengah ini kita juga memerlukan suatu kebijakan yang belum pernah ada sebelumnya," ujarnya.
Ia menilai langkah yang diambil oleh Menhub untuk mengizinkan semua moda transportasi beroperasi kembali adalah solusi yang pas.
"Kebijakan itulah yang memaksimalkan pencegahan virus berikut juga meningkatkan sosial ekonomi sekarang yang sedang terjadi di masyarakat," terang Nurhayati.
Nurhayati menekankan kebijakan yang dikeluarkan oleh Menhub Budi hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu yang memenuhi syarat.
"Tetapi bukan mudik, mudik tetap dilarang," jelasnya.
"Ini adalah orang yang ingin berpergian dengan keperluan khusus seperti orang yang memang harus bertransaksi, orang yang bisnis, orang yang dari lembaga dari instansi-instansi yang memang memerlukan dia harus berpergian," sambung Nurhayati.
Kemudian Nurhayati memaparkan persyaratan orang yang diperbolehkan untuk berpergian sesuai aturan dari pemerintah.
Aturan tersebut di antaranya adalah surat sehat dan izin dari instansi atau perushaan yang bersangkutan.
"Pertama dia harus mempunyai surat sehat dari rumah sakit terdekat atau dia sudah melakukan rapid test, ini pun seminggu sebelum keberangkatan," kata Nurhayati.
"Lalu kedua dia harus mendapatkan surat dari RT RW atau pihak-pihak terkait seperti perusahaan atau instansi yang menyatakan bahwa orang ini memang memerlukan perjalanan dan itu perjalanan dinas," pungkasnya. (TribunWow.com/Anung)