Virus Corona
Soal Wacana Pelonggaran PSBB, Imam Prasodjo Ungkap Risiko Besar Penularan Corona: Presiden Geregetan
Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo buka suara soal wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo buka suara soal wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Imam Prasodjo bahkan menilai kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah dibuat geregetan melihat angka korban Virus Corona yang makin bertambah.
Padahal, pemerintah mengklaim PSBB sudah diterapkan secara ketat.

• Isu Izin Perusahaan Dicabut saat PSBB, Sandiaga Uno Kecam Pelaksanaan: Ide Bagus, Koordinasi Buruk
• Budi Karya Izinkan Angkutan Umum Jalan, Ridwan Kamil: Jika Terbukti ada OTG, Kami akan Larang Penuh
Hal itu disampaikan Imam Prasodjo melalui kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020).
"Saya enggak melihat itu ada kaitannya, kalau seandainya itu dikaitkan dengan upaya presiden atau perintah presiden untuk turun itu justru yang akan muncul adalah kajian yang lebih serius," kata Imam.
"Untuk bagaimana cara pengetatan terhadap upaya pemutusan mata rantai itu dilakukan."
Imam mengatakan, wacana pelonggaran PSBB justru bertentangan dengan tujuan penurunan angka korban Virus Corona.
Tak hanya itu, ia juga menyebut wacana tersebut layaknya kebijakan yang salah fokus.
"Jadi bukan malah mau melonggarkan, ini malah kebalikan arah menurut saya," jelas Imam.
"Namanya kajian kan boleh-boleh saja, cuma menurut saya salah fokus."
• Pemuda Pengendara Motor Ngamuk di Check Point PSBB Bogor, Pukul Petugas karena Ingatkan Pakai Masker
Lebih lanjut, menurut Imam pelonggaran PSBB hanya akan meningkatkan penularan Virus Corona.
Jika di wilayah DKI angkaya menurun, Imam memprediksi korban Virus Corona akan melonjak di daerah.
"Ya kalau misalnya saya membayangkan sebagai orang biasa, ini ada orang mudik, kita tahu bahwa ini berbahaya," terang dia.
"Ini ada flow yang luar biasa besar, jangan-jangan yang akan terjadi malah pindah masalahnya ke wilayah lain."
"Jadi bisa saja di DKI ini misalnya trennya menurun, tapi bisa naik di tempat lain," sambungnya.
Karena itu, Imam kembali mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menaati aturan pemerintah.
Melanjutkan penjelasannya, ia justru menyebut Jokowi tengah geregetan karena angka korban Virus Corona makin bertambah.
Hal itu pula yang disebutnya menjadi alasan Jokowi akhirnya menargetkan penurunan Virus Corona pada Mei 2020.
"Oleh karena itu fokus yang utama menurut saya adalah bagaimana mendisiplinkan kita, bagaimana menyinergikan seluruh sektor," ucap Imam.
"Dan juga katakan itu Pak Presiden geregetan supaya ini bisa lebih serius."
"Itu geregetan dengan cari apa alternatifnya, supaya jangan sampai di satu sisi pengin cepat tapi action di lapangan ada kesan ini tidak akan mempercepat penurunan," tandasnya.
• Ferdian Paleka Sempat Kelabui Petugas Pos PSBB, Polisi: Pintar-pintar Dia Aja Main Kucing-kucingan
Simak video berikut ini menit ke-8.37:
Jokowi Marah Besar
Di sisi lain, sebelumnya Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini dalam kondisi marah besar.
Dilansir TribunWow.com, pernyataan Pandu Riono itu disampaikan setelah Jokowi menargetkan kurva wabah Virus Corona harus turun Mei 2020 ini.
Terkait hal itu, Pandu Riono menduga kemarahan Jokowi itu disebabkan karena korban Virus Corona terus berjatuhan.
Padahal, banyak warga yang kini menderita karena kesulitan ekonomi.
• Sering Kritik Jokowi, Rocky Gerung Tetap Pilih Jadi Oposisi: Artinya Saya Ingin Dia Jadi Otoriter
Hal itu disampaikan Pandu Riono dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020).
Mulanya, Pandu menyoroti soal rencana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah.
Menurutnya, keputusan itu perlu direncanakan secara matang sebelum benar-benar diterapkan.
"Direncanakan boleh tetapi direncanakan dengan baik, lebih baik internal di dalam dengan ahli, dengan lintas sektoral," ujar Pandu.
"Sehingga menjadi matang kalau memang sudah waktunya melakukan pelonggaran."
Terkait target yang diberikan Jokowi, Pandu meyakini hal itu bisa dicapai.
Sebab, target itu disampaikan Jokowi dalam kondisi marah besar.
"Seharusnya bisa, itu kan perintah orang marah," terang Pandu.
"Presiden marah, dibawa ke kita semua termasuk saya juga, 'Harus diturunkan secepatnya dengan cara apapun'."
Pandu mengatakan, kemarahan Jokowi itu disebabkan karena angka korban Virus Corona yang makin bertambah.
"Kalau orang Jawa sudah bilang 'Dengan cara apapun' itu artinya dia marah sekali."
"Karena kesal melihat situasi kok enggak turun-turun?," sambungnya.
Selain korban yang makin bertambah, Virus Corona disebuntnya juga menyebabkan masyarakat menderita.
Kondisi itu semakin diperburuk dengan penerapan PSBB yang tak dibarengi dengan monitoring serta evaluasi yang memadai.
"Sudah rakyat menderita tapi PSBB tidak dimonitoring, tidak dievaluasi," ucap Pandu.
"Ini yang menjadi galau sebagai seorang pemimpin harus kayak gitu, tapi kan tidak hanya marah," tukasnya.
• Kritik Pemerintahan Jokowi, Refly Harun Kembali Ungkit soal RUU KPK: Ingin Bungkam Pengkritik
Lantas, ia berharap semua target yang diberikan Jokowi bisa terealisasi.
Karena itu, menurutnya menjadi tugas semua warga untuk bisa mewujudkan target berakhirnya Virus Corona di Indonesia.
"Nah ini menurut saya harus juga dipastikan semua berjalan sesuai dengan rencana," ucap Pandu.
"Kalau itu Mei harus turun, Juni harus benar-benar turun dan Juli kita baru bisa melepaskan."
"Itu kan target waktu yang sudah ditetapkan oleh presiden, tinggal kita semua bagaimana mewujudkannya," tandasnya. (TribunWow.com)