Breaking News:

Virus Corona

Kucing-kucingan saat PSBB, Pemudik Bayar Rp 160 Ribu dan Terima Risiko: Orang Pengen Balik Kok

Seorang pemudik dari Jakarta, Maulana, mengungkapkan pengalamannya diam-diam pulang kampung saat ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
AMANKAN - Polisi mendata mobil trevel dan bus yang di data di Polda Metrojaya, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2020). Polda Metro Jaya (PMJ) mengamankan 202 kendaraan bus dan travel gelap yang berupaya membawa pemudik untuk pulang kampung sejak 8-11 Mei 2020. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 

TRIBUNWOW.COM - Seorang pemudik dari Jakarta, Maulana, mengungkapkan pengalamannya diam-diam pulang kampung saat ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Diketahui DKI Jakarta menerapkan PSBB untuk menekan pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19) di wilayahnya.

Meskipun ada PSBB dan larangan mudik, banyak pemudik yang masih nekat dan mencari sejumlah cara untuk pulang kampung.

Kesaksian Maulana, pemudik yang nekat pulang dari Jakarta ke Bandung meskipun ada PSBB, Senin (11/5/2020).
Kesaksian Maulana, pemudik yang nekat pulang dari Jakarta ke Bandung meskipun ada PSBB, Senin (11/5/2020). (Capture YouTube Talk Show TvOne)

Nekat Mudik dengan Mengaku Seorang Polisi, Sopir Tak Bisa Mengelak dan Putar Balik: Oke Siap Pak

Selain itu, masih banyak perusahaan travel yang menawarkan jasanya mengantarkan pemudik ke berbagai daerah.

Dilansir TribunWow.com, Maulana menceritakan pengalamannya pulang ke Bandung.

Awalnya, ia menyebutkan sudah ada kesepakatan antara penumpang dengan agen travel saat pembelian tiket.

"Sudah ada kesepakatan," kata Maulana melalui video call, dalam tayangan Fakta di TvOne, Senin (11/5/2020.

Ia menuturkan harga tiket yang harus dibayar sesuai tarif pada biasanya, yakni sebesar Rp 160 ribu.

Meskipun menawarkan jasa antar, pihak travel memberi kesepakatan dan tidak menjamin mereka dapat selamat melewati check point.

"Dari pihak agennya ada kesepakatan, kalau memang ada check point dan disuruh putar balik, kita putar balik," kata Maulana.

"Tapi tanpa refund atau enggak dikembalikan," lanjut dia.

Maulana membenarkan para penumpang harus menanggung sendiri kerugian tersebut.

Jika mereka tertangkap petugas PSBB di check point, para penumpang sepakat harus putar balik ke Jakarta.

Garansi Sampai Kampung Halaman, Harga Tiket Jasa Mudik Travel Gelap Capai Empat Kali Harga Normal

Maulana mengaku baru kali ini merasakan pengalaman mudik harus 'kucing-kucingan' dengan petugas PSBB.

"Biasanya tiap minggu balik tanpa ada halangan, balik aja. Giliran ada PSBB ini dilarang mudik, akhirnya beraniin diri aja udah," tutur Maulana.

Ia mennyebutkan mobil yang digunakan adalah travel biasa berkapasitas delapan orang.

"Kebetulan tadi cuma empat orang, lima orang sama sopirnya," ungkapnya.

Maulana mengaku tidak tahu aturan PSBB yang menetapkan jumlah penumpang tidak boleh melebihi 50 persen kapasitas mobil.

"Enggak tahu," kata Maulana ketika ditanya tentang hal itu.

Selama menempuh perjalanan dengan orang asing, Maulana mengaku ada rasa takut.

Meskipun begitu, ia sudah bertekad hendak pulang kampung.

"Agak was-was juga, sih. Takut, tapi mau gimana lagi," ucapnya.

"Orang pengen balik, kok," tambah Maulana.

Bukan untuk Mudik, Achmad Yurianto Ungkap Alasan Transportasi Umum Jalan Lagi, Termasuk Angkut Nakes

Lihat videonya mulai menit 8:30

Sopir Travel Nekat Selundupkan Pemudik

Seorang sopir travel di Jakarta, Andre, mengungkapkan pengalamannya tetap dapat menyelundupkan pemudik pulang kampung di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebelumnya diketahui DKI Jakarta menerapkan PSBB untuk menekan pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19) di wilayahnya.

Meskipun ada PSBB dan larangan mudik, banyak pemudik yang masih nekat dan mencari sejumlah cara untuk pulang kampung.

 Wacana PSBB Selesai Juni, Pakar Epidemiologi Sebut Jangan Percaya: Perilakunya Masih Amburadul

Dilansir TribunWow.com, Andre menyebutkan dirinya sudah sejak lama mengantar pemudik ke daerahnya masing-masing.

"Kita mulai di awal Maret, kita udah mulai start awal untuk bisa ngangkut orang pulang ke daerahnya masing-masing," papar Andre, dalam tayangan Fakta di TvOne, Senin (11/5/2020).

"Sebelum PSBB pun, teman-teman udah oper ke daerah. Warga Jakarta udah dioper ke daerah," tambah sopir travel lainnya, Argo.

Andre menyebutkan mendapat penumpang dari tawaran seorang teman.

Menurut Andre, banyak pekerja proyek di Jakarta yang kehilangan pekerjaannya atau sudah putus kontrak.

Akibatnya mereka tidak punya pilihan lain karena sudah tidak ada penghasilan.

"Kalau kita awalnya dari info-info. Karena mulut ke mulut, teman katanya kebetulan ada yang kerja di proyek dan mereka sudah habis kontrak," jelas Andre.

"Pilihannya antara mati di Jakarta atau mati di kampung," tambahnya.

Melihat peluang tersebut, Andre menawarkan diri.

"Mau enggak mau mereka punya minat, kita punya kesempatan, ya udah jalankan," ungkapnya.

Ia membenarkan kebanyakan pemudik yang diangkutnya adalah karyawan yang sudah tidak memiliki kontrak.

Sopir travel Andre mengungkapkan caranya mendapat penumpang mudik di tengah PSBB, dalam acara Fakta, tayang Senin (1/5/2020).
Sopir travel Andre mengungkapkan caranya mendapat penumpang mudik di tengah PSBB, dalam acara Fakta, tayang Senin (1/5/2020). (Capture YouTube Talk Show TvOne)

 Nekat Mudik dengan Mengaku Seorang Polisi, Sopir Tak Bisa Mengelak dan Putar Balik: Oke Siap Pak

"Surat putus kontraknya ada dan mereka messnya sudah dibubarkan," kata Andre.

"Jadi tidak ada pilihan lain mau ke mana, siapa yang mau nanganin, siapa yang mau back up mereka," lanjut dia.

Faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan lain bagi para pekerja tersebut.

"Kalau misalnya mereka mati di sini enggak ada yang ngurus, mendingan mereka mati di kampung," komentar Andre.

"Seandainya mereka kena penyakit ini juga, setidaknya keluarga mereka ada di kampung," lanjut dia.

Argo menambahkan sebetulnya arus mudik sudah mulai berlangsung bahkan sejak PSBB berlaku.

Melihat banyaknya karyawan putus kontrak yang hendak pulang kampung, Argo menawarkan jasa travel miliknya.

Ia kemudian menjelaskan caranya mendapat calon penumpang.

"Sebelum Corona ini memang kita udah main di travel, jadi di status teman-teman di WA itu kita udah pasang iklan," kata Argo.

"Mungkin teman ini ingat sama kita kalau kita ada kendaraan," lanjut dia.

Oleh karena ada larangan mudik, pengusaha travel kini turut terdampak dan kehilangan penghasilan.

"Namanya kita posisi butuh, apapun yang terjadi, terjadilah," tambah Argo. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Virus CoronaPSBBLarangan Mudik
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved