Breaking News:

Terkini Daerah

Bukan Ritual Hitam, Motif Keluarga Bunuh Remaja di Bantaeng karena Hubungan Intim dengan Sepupu

Polisi mengungkap motif yang ditemukan dari penyidikan terhadap kasus pembunuhan seorang anak remaja ROS (18) di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Polres Bantaeng
Mayat korban ROS (18) ditemukan di rumah terduga pelaku di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Kemudian di evakuasi ke RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng, Sabtu (9/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Polisi mengungkap motif yang ditemukan dari penyidikan terhadap kasus pembunuhan seorang anak remaja ROS (18) di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Sebelumnya kasus pembunuhan sadis tersebut terjadi pada Sabtu (9/5/2020).

ROS dibunuh secara sadis dengan ditebas parang pada bagian punggungnya oleh keluarganya.

Keterangan Kapolres Bantaeng AKBP Wawan Sumantri tentang pembunuhan anak remaja oleh keluarganya sendiri di Bantaeng, Sulsel, Senin (11/5/2020).
Keterangan Kapolres Bantaeng AKBP Wawan Sumantri tentang pembunuhan anak remaja oleh keluarganya sendiri di Bantaeng, Sulsel, Senin (11/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Terlibat Penyanderaan dan Pembunuhan Sadis, Kejiwaan Satu Keluarga di Bantaeng akan Diperiksa

Sebelumnya sempat muncul dugaan ROS menjadi semacam kurban dalam ritual hitam yang dilakukan keluarga.

Dikutip TribunWow.com, sebanyak sembilan orang terduga pelaku diperiksa oleh Polres Bantaeng.

Dalam pemeriksaan, terungkap motif pembunuhan dilatarbelakangi harga diri keluarga karena ROS ketahuan pernah berhubungan intim dengan sepupunya sendiri, Usman.

"Ini kasus siri, kalau di Makassar kasus harga diri," kata Kapolres Bantaeng AKBP Wawan Sumantri, dalam tayangan Kompas TV, Senin (11/5/2020).

"Malu, begitu. Jadi untuk menegakkan harga diri," paparnya.

Pihak keluarga merasa ROS telah mempermalukan nama keluarga.

Tersangka pembunuhan diketahui adalah ayah korban sendiri, yakni Darwis (50).

Saat itu Darwis juga sempat menyandera anggota keluarganya dan menyerang warga setempat yang melintas.

"Jadi si korban, anak Pak Darwis nomor lima, atas keterangan dia (ayah) telah melakukan hubungan terhadap seseorang, masih keluarganya sendiri atas nama Usman alias Sumang," kata Wawan Sumantri.

Proses Dramatis Penangkapan 1 Keluarga di Bantaeng yang Bunuh Putri Sendiri, Tak Mempan Gas Air Mata

Mengenai dugaan ritual hitam yang sebelumnya sempat muncul, Wawan menyebutkan selama ini tidak menemukan bukti atas hal tersebut.

"Sampai saat ini kita belum temukan itu. Jadi motifnya adalah masalah siri," tegasnya.

Akibat kasus tersebut, pelaku diancam hukuman mati atau hukuman seumur hidup maksimal 20 tahun jika terbukti melakukan pembunuhan berencana.

Terungkap Korban Pembunuhan Keluarga Sendiri di Sulsel sempat Dipaksa Menikah dengan Seorang Sandera

Pada saat kejadian, Darwis mengamuk dan menyerang seorang warga yang melintas di depan rumahnya.

Dikutip dari Kompas.com, saat itu ia tiba-tiba keluar dari rumah dan membacok seorang warga sekitar pukul 11.30 WITA.

Ia kemudian menyeret dua warga lainnya ke dalam rumah.

Darwis juga menyandera Usman dan Irfan di dalam rumahnya.

Warga yang menyaksikan kejadian itu menyebutkan Darwis berteriak dengan kata-kata yang tidak jelas.

Hal ini membuat mereka menyangka keluarga tersebut tengah melakukan ritual hitam.

"Kerasukan satu keluarga, sandera orang, dan sembarang mereka ngomong," ungkap Ahmad, seorang saksi mata.

Aparat kepolisian yang datang berusaha melakukan negosiasi, tetapi tidak ditanggapi oleh Darwis.

Negosiasi tidak dapat berjalan karena Darwis menghadang di depan rumah panggung sambil mengacungkan senjata tajam.

Polisi masuk ke rumah secara paksa sekitar pukul 17.00 WITA.

Proses polisi mengamankan satu keluarga di Bantaeng karena melakukan penyanderaan dan pembunuhan, Minggu (10/5/2020).
Proses polisi mengamankan satu keluarga di Bantaeng karena melakukan penyanderaan dan pembunuhan, Minggu (10/5/2020). (Youtube Tribun Timur)

3 Keanehan Kasus Keluarga di Bantaeng Bunuh Anak Sendiri, Sebut Korban Kerbau seusai Dibunuh

Kesembilan orang yang menghuni rumah tersebut kemudian diamankan, yakni AN (50), RA (30), DH (28), SI (21), AD (14), AO (40), RI (24), dan RO (16), termasuk pelaku Darwis.

Sembilan orang tersebut merupakan pelaku dan kerabat yang terdiri dari anak dan istri, dengan 1 laki-laki dan 5 perempuan.

Seorang warga yang turut disandera di dalam rumah, Irfandi (18), ternyata sedang datang untuk melakukan pendataan.

Namun ia langsung diseret untuk ditahan oleh ayah korban.

"Langsung disandera ini Irfandi padahal datang untuk mendataji saja," kata seorang warga setempat Andi Haikal, dikutip dari TribunBantaeng.com, Minggu (10/5/2020).

Irfandi disandera karena hendak dinikahkan dengan ROS yang disebut telah berhubungan dengan sepupunya sendiri.

"Disandera tapi mau dinikahkan dengan Ros," papar Andi Haikal.

Dalam situasi yang kalut, Irfandi salah mengucapkan kata-kata yang diinginkan keluarga.

Pelaku langsung menebas ROS dengan menggunakan parang.

Irfandi kembali salah mengucapkan kata-kata, sehingga ROS kembali ditebas.

Wajah ROS kemudian dihadapkan ke sebuah wadah dan lehernya digorok oleh saudara kandungnya, Anto.

Lihat video selengkapnya:

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
Kasus PembunuhanBantaengSulawesi SelatanPolisi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved