Ungkap Beratnya Jadi ABK di Afrika, Aji Cerita Tidur Berdempet Hanya Selisih 4 Jari: Itu Sudah Lebar
Aji, seorang anak buah kapal (ABK) yang kini melaut di Afrika, mengungkapkan pengalaman beratnya selama bekerja.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Aji, seorang anak buah kapal (ABK) yang kini melaut di Afrika, mengungkapkan pengalaman beratnya selama bekerja.
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia ungkapkan saat dihubungi dalam kanal YouTube Najwa Shihab, diunggah Senin (11/5/2020).
Aji diketahui adalah seorang ABK yang kini bekerja di sebuah kapal ikan asing.

• Sebut Penyakit ABK yang Dilarung di Laut Masih Misterius, Kuasa Hukum: Memiliki Ciri-ciri Sama
Saat dihubungi, Aji tengah melaut di perairan Mauritius, Afrika.
Awalnya, Aji menceritakan apa saja yang ia kerjakan di atas kapal kepada presenter Sharon M Sumolang.
"Kalau kerjanya, enggak ada namanya pekerjaan yang menumpuk di sini," ungkap Aji.
"Langsung pokoknya waktu itu harus selesai, gitu," lanjutnya.
Ia mengungkapkan alasan harus terus-menerus bekerja tanpa dijeda waktu istirahat.
"Walaupun kamu belum selesai tidur satu hari satu malam, tetap kerja sampai selesai," papar Aji.
"Soalnya apa? Waktu nanti kita buang umpan, itu pancing enggak boleh kurang soalnya sudah ada perhitungannya," lanjut dia.
Aji menuturkan tidak sedikit rekan kerjanya yang mengalami musibah dan luka-luka.
"Jadi kerjanya, wis pokoknya. Ada yang tercebur ke laut, ada yang matanya kena pancing," katanya.
"Pokoknya susah mau cerita," tambah Aji.
Selain itu, tidak semua hubungan antar-ABK baik.
Tidak sedikit yang berselisih karena masing-masing berbeda asal negara.
• Kisah Pilu Keluarga Tak Terima ABK yang Dilarung ke Laut, Hanya Dapat Selembar Surat Kematian
Aji menyebutkan kasus ABK yang hilang begitu saja saat sedang bekerja di tengah lautan benar adanya.
"Belum lagi nanti ABK-nya saling berantem, makanya banyak ABK yang hilang kasusnya begitu," ungkap Aji.
"Kadang dia berantem sama temannya lalu dibuang. Kadang dia kepleset. Kadang dia stres, memceburkan diri," jelasnya.
Sebelumnya Aji juga sempat berlayar di Samoa, negara di Samudera Pasifik.
"Saya aja kemarin waktu satu tahun di Samoa, itu sudah berapa kali ABK berantem," katanya.
"Soalnya apa, sudah bosan. Apalagi kita satu kapal ABK-nya campur," ungkap Aji.
"Ada orang Vietnam, ada orang China, ada orang Filipina. Ah, itu pasti banyak berantemnya itu," jelas dia.
Presenter Sharon kemudian menyinggung fasilitas di kapal yang disebut tidak layak bagi ABK.
"Banyak yang bilang fasilitas di kapal ikan asing itu enggak layak. Mulai dari makan, minum, sampai tidur pun enggak layak," kata Sharon.
"Itu benar enggak, Mas?" tanyanya.
Aji menyebutkan fasilitas di kapalnya saat ini jauh lebih baik daripada dulu.
Meskipun begitu, saat ini ia tidur berdempetan bersama ABK lainnya.
"Sekarang alhamdulillah saya layak. Mending, walaupun cuma pakai jari kayak gini, ya," kata Aji.
"Mungkin cuma empat jari gini. Istilahnya empat jari itu sudah lebar, lah," ungkapnya sambil menunjukkan jarinya.
Ia juga mengirimkan video yang menunjukkan kondisi ruangan tempat para ABK tersebut tidur.
Mereka tidur di lantai nyaris tanpa ada jarak satu sama lain.
Di bagian kaki mereka tertumpuk barang-barang seperti kain.
Aji menuturkan dirinya hanya tidur beralaskan selimut.
"Saya pun di sini enggak ada kasur. Saya enggak pakai kasur, enggak kebagian," kata Aji.
"Saya cuma pakai selimut, selimut saya buat kasur," tambahnya.
• Fakta ABK, Dibayar Rp 750.000 per Bulan, Dipaksa Melakukan Perbuatan Ilegal dan Kerja selama 18 Jam
Lihat videonya mulai menit 2:40
ABK Ceritakan Rekan yang Tewas di Kapal China
Seorang anak buah kapal (ABK), Riski Fauzan, mengungkapkan kronologi rekannya meninggal dunia saat bekerja di kapal ikan berbendera China.
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam TvOne, Kamis (7/5/2020).
Seperti diketahui, muncul berita sejumlah ABK Indonesia yang diperlakukan tidak manusiawi saat bekerja di kapal ikan asal China.
• Mengapa ABK Indonesia di Kapal China Tidak Kabur meski Dieksploitasi? Begini Komentar Pengamat
Kemudian viral video jenazah ABK Indonesia yang meninggal akibat sakit dibuang ke laut.
Kabar tersebut mencuat saat disorot stasiun berita Korea Selatan MBC dan menjadi viral di negara itu.
Awalnya, Riski menuturkan bagaimana mereka sudah pasrah mendapat perlakuan seperti itu di atas kapal.
"Tidak berdaya, kami hanya ABK saja," kata Riski Fauzan melalui sambungan telepon.
"Walaupun anak-anak cuma berharap yang penting bisa berharap selamat sampai finish nanti. Jadi lebih ke pasrah," jelas dia.
Sebelumnya Riski Fauzan sempat menuturkan para ABK menderita penyakit yang tidak mereka ketahui namanya.
Ia menyebutkan gejalanya seperti bengkak-bengkak.
Riski mengaku tidak tahu-menahu bagaimana tubuh rekan-rekannya bisa mengalami seperti itu.
"Aku juga enggak tahu," tutur Riski.
"Awalnya, sih, dari kaki aja yang bengkak. Lalu dia menjalar ke paha, ke badan, ke leher, lalu ke muka," lanjut dia.
Diketahui ada tiga ABK yang meninggal dunia selama bekerja di kapal tersebut.
"Akhirnya di ujung, dari satu per satu almarhum langsung kena ke paru-paru. Kayak sesak napas," papar Riski.
Riski menyebutkan dirinya melihat langsung bahkan mendampingi rekannya sebelum meninggal dunia.

• ABK Indonesia Diperbudak di Kapal China, Susi Pudjiastuti Ungkit Kasus Lama Benjina: Bertahun-tahun
Ia kemudian menjelaskan kronologi rekan ABK Sepri yang meninggal dunia.
Awalnya Sepri merasakan sakit dan sesak napas.
"Awalnya almarhum Sepri sekitar jam 02.00-03.00 udah mulai sesak. Napasnya kayak sempit," ungkap Riski.
"Mungkin dalam satu detik bisa berapa kali," lanjut dia.
Sepri rupanya sempat berharap kapal akan segera berlabuh.
Riski lalu menyampaikan kondisi temannya itu ke atasannya di kapal.
"Lalu dia sempat ngomong, 'Bang gimana? Kapalnya mau nyandar apa enggak?'," tutup Riski.
"Lalu aku sampaikan ke mandor kami. Kata mandor kami, 'Nunggu laporan dari perusahaan China'," lanjut dia.
Sepri merasa tubuhnya sudah tidak sanggup lagi bertahan.
Dalam kurun waktu dua jam kemudian, Riski kehilangan seorang rekan ABK.
"Jam 05.00 almarhum masih ngomong lagi, udah enggak kuat katanya," jelas Riski.
"Lalu jam 07.00 beliau pergi ke toilet untuk buang air. Setelah pulang dari buang air itu langsung mengembuskan napas terakhir," papar dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)