Breaking News:

Virus Corona

Ahli Epidemiologi Meyakini Target Jokowi Kurva Corona Turun Bulan Mei: Itu Kan Perintah Orang Marah

Ahli Epidemiologi Pandu Riono meyakini target dari Jokowi soal penanganan penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Capture Youtube KompasTV
Ahli epidemiologi Pandu Riono menyoroti perintah kurva kasus Corona harus sudah turun, Minggu (10/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ahli Epidemiologi Pandu Riono meyakini target dari Jokowi soal penanganan penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Sebelumnya, Jokowi menargetkan kurva penyebaran Virus Corona mengalami penurunan di bulan Mei atau akhir Mei 2020.

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono juga optimis dengan apa yang sudah ditargetkan Jokowi, karena hal itu tentunya bukan main-main.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020). Ia menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini dalam kondisi marah besar.
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (10/5/2020). Ia menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini dalam kondisi marah besar. (YouTube KompasTV)

Pemerintah Klaim Kasus Positif Corona di Jakarta Menurun, Benarkah Demikian? Cek Fakta dan Datanya

Menurut Pandu, Jokowi tentunya akan mengerahkan segala cara untuk mencapai target tersebut.

Bahkan Pandu menyebut Jokowi bisa dikatakan sedang marah besar menghadapi situasi Virus Corona yang masih terus mengalami peningkatan.

Ketika presiden sudah marah maka bawahannya tentu akan berkerja lebih keras lagi.

"Seharusnya bisa, itu 'kan perintah," ujar Pandu.

"Itu kan perintah orang marah. Presiden marah, ya dibawa ke kita semua termasuk saya juga," jelasnya.

"Harus diturunkan secepatnya dengan cara apapun," ungkap Pandu.

Pandu kemudian menyimpulkan pernyataan dari Jokowi yang akan melakukan apapun caranya untuk bisa menurunkan kurva penyebaran Covid-19 sebagai pertanda orang yang sedang geram dengan suatu permasalahan.

Terlebih menurut Pandu, Jokowi merupakan orang asli Jawa.

"Kalau orang Jawa sudah ngomong dengan cara apapun, itu artinya dia marah sekali," kata Pandu Riono.

"Karena kesal lihat situasi kok enggak turun-turun."

Ridwan Kamil Sebut Kebijakan Budi Karya Lemahkan PSBB, Cerita Kades Positif Corona karena Pemudik

Lebih lanjut, Pandu menilai Jokowi tidak tega melihat rakyatnya menderita karena dampak Corona.

Karena seperti yang diketahui, banyak permasalahan yang diakibatkan oleh Covid-19 yang dirasakan langsung oleh rakyat, khususnya kalangan bawah.

"Sudah rakyat menderita, tapi PSBB-nya tidak di-monitoring, tidak dievaluasi," paparnya.

"Ini menjadi galau sebagai seorang pemimpin harus kayak gitu," pungkasnya.

Lihat videonya mulai menit 6.22

Pengujian Spesimen PCR Jauh dari Target, Jokowi: Saya Minta Segera Diselesaikan

Pengujian spesimen polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi Virus Corona di Indonesia masih jauh dari kata target.

Hal tersebut diakui sendiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diungkapkan dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (11/5/2020) yang dikutip dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi mengatakan kemampuan pengujian spesimen PCR masih di angka 4 ribu sampai 5 ribu sampel per hari.

Presiden Jokowi saat menyampaikan tentang larangan mudik bagi masyarakat di Istana Merdeka, Selasa (21/4/2020).
Presiden Jokowi saat menyampaikan tentang larangan mudik bagi masyarakat di Istana Merdeka, Selasa (21/4/2020). (YouTube Sekretariat Presiden)

 Pemerintah Klaim Kasus Positif Corona di Jakarta Menurun, Benarkah Demikian? Cek Fakta dan Datanya

Jumlah tersebut, menurut Jokowi masih jauh dari target yang sudah direncanakan.

Jokowi sebelumnya menargetkan pengujian sampel PCR bisa sampai 10 ribu per harinya.

Itu artinya untuk saat ini masih setengah dari target yang ditentukan.

Maka dari itu, Jokowi meminta untuk bisa meningkatkan kapasitas pengujian spesimen PCR.

Hal itu bertujuan dalam rangka percepatan penanganan penyebaran Covid-19.

"Berkaitan dengan perbaikan total pada kapasitas kecepatan pengujian spesimen PCR," ujar Jokowi.

"Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4 ribu sampai 5 ribu sampel per hari," jelasnya.

"Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu yaitu 10 ribu spesimen per hari."

 Bali Optimis Jadi Provinsi Pertama Hentikan Sebaran Corona, Gubernur: Zona Hijau Dikendalikan Penuh

Sementara itu, Jokowi mengungkapkan sudah ada 104 lab yang sebenarnya mendukung untuk pengujian spesimen PCR.

Namun dikatakannya, belum semua lab tersebut bisa berfungsi secara maksimal.

"Dan data dari gugus tugas sekarang ini sudah ada 104 lab yang masuk dalam jaringan lab Covid-19," kata Jokowi.

"Dan saya ingin dipastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal, meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab belum melakukan pemeriksaan," sambungnya.

Selain itu, Presiden asal Solo Jawa Tengah itu memikirkan ketersediaan alat pengujian yang masih minim.

Karena seperti yang diketahui, stok dari reagennya yang sangat sedikit.

Tidak hanya soal prasarana, Jokowi juga meminta peran maksimal dari sumber daya manusia, dalam artian tenaga kesehatan.

"Kesiapan SDM yang terlatih, ini perlu diperhatikan lagi, juga yang berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang, terutama untuk reagen PCR, RNA dan APM," jelasnya.

"Dan saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini," pungkasnya.

 Jika Pandemi Virus Corona Berakhir, Apakah Perlu Waktu Lama untuk Kembali ke Kehidupan Normal?

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Virus CoronaCovid-19JokowiEpidemiologPandu Riono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved