Virus Corona
Singgung Kesendirian Presiden, Effendi Gazali Sebut Jokowi Ditipu soal Virus Corona: Dia Mulai Kesal
Pakar Komunikasi, Effendi Gazali gamblang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditipu pejabat terdekat terkait penyebaran Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Komunikasi, Effendi Gazali gamblang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditipu pejabat terdekat terkait penyebaran Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, sebelumnya, sejumlah pejabat sempat menyebut Indonesia bebas dari Virus Corona.
Terkait hal itu, Effendi Gazali menyebut Jokowi kini tengah dibuat kesal terhadap kinerja penanganan wabah Virus Corona di Indonesia.
"Tapi dari apa yang diucapkan tadi, kesan utama yang saya tangkap adalah dia (Jokowi) mulai kesal," ujar Effendi dikutipd dari kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Sabtu (9/5/2020).

• Minta Prakerja Dialihkan Bansos, Saleh Daulay: Saya Yakin Mereka akan Berterima Kasih ke Jokowi
• Blak-blakan Beberkan Kebijakan Buruk Era Jokowi, Refly Harun: Yang Mengkritik akan Dihantam Balik
Menurut Effendi, Jokowi bakal mengalami masa sendiri ketika menteri dan pejabat di sekitarnya tidak ada.
Ia menyebut, pada saat itulah Jokowi berpikir soal kinerja pemerintah dalam menangani Virus Corona.
"Iya dong, dia (Jokowi) mulai kesal juga barangkali biar bagaimanapun pada suatu saat dia jadi presiden yang duduk seorang diri kan," jelas Effendi.
"Menterinya enggak ada, penasihatnya enggak ada, yang datang ke tv-tv itu juga enggak ada."
Lebih lanjut, Effendi menyatakan Jokowi mulai mempertanyakan kinerja kabinetnya saat sedang seorang diri.
Ia pun menyinggung sejumlah orang terdekat Jokowi, termasuk para juru bicara (jubir) yang kerap mengisi acara di televisi.
"Terus dia (Jokowi) mulai lihat-lihat, Ini sebetulnya gimana sih ini'," ungkapnya.
"Anda coba bayangkan bahwa ada saatnya ketika dia seorang diri, menteri-menterinya udah enggak ada, penasihatnya pada pergi."
"Yang biasa jubir-jubir di televisi itu enggak ada lama-lama duduk sendiri juga," imbuhnya.
• Sebut Masyarakat Kebingungan dengan Aturan Transportasi, Agus Pambagio Minta Jokowi untuk Jelaskan
Effendi menambahkan, Jokowi kini mulai mempertanyakan kinerja kabinetnya dalam menangani Virus Corona.
Terkait hal itu, ia lantas menyinggung pernyataan sejumlah menteri yang sempat menyebut Indonesia bebas Virus Corona.
Bahkan menurut Effendi, mantan Wali Kota Solo itu ditipu oleh kabinetnya sendiri.
"Dia (Jokowi) pikir-pikir 'Ini pada bener enggak sih?'. Lalu dia mulai bertanya, 'apa sih yang terjadi?'," ujar Effendi.
"Jangan lupa loh, Bapak Presiden kita kalau orang Betawi bilang agak dikibulin kan pada waktu awal."
"'Enggak ada sama sekali, kita aman. Datangin aja turis ke sini pak, kita kasih buzzer'," sambungnya.
Lebih lanjut, Effendi menyinggung koreksi para pejabat di istana yang tak dilakukan untuk meluruskan kebijakan Jokowi.
Hal itulah yang menurutnya membuat Jokowi kesal.
"Masa satu istana, enggak ada yang bilang 'Pak mohon maaf itu keliru'."
"Jadi perlu dibayangkan pula ketika presiden sendiri lalu dia mulai kesal," tandasnya.
• Nekat Gergaji Leher Istri karena Cemburu, Suami di Malang Akhirnya Bunuh Diri setelah Ketahuan Warga
Simak video berikut ini menit ke-2.28:
Prioritas Jokowi
Di sisi lain, sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, soal bantuan sosial (bansos), Mahfud MD menyebut Jokowi ingin tindakan dilakukan secara cepat dan tepat.
Namun, jika hanya ada satu pilihan, Mahfud MD menyebut Jokowi lebih memilih bansos disalurkan secara cepat ketimbang tepat.
Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam tayangan YouTube Kompas TV, Senin (4/5/2020).
• Mensos Juliari Batubara Tegaskan Tak Usah Ribut Data Bansos Corona: Ya Sebaiknya Tak Diberikan Lagi
Pada kesempatan itu, Mahfud mulanya menyinggung keinginan Jokowi memertahankan perekonomian di tengah wabah Virus Corona.
"Ekonomi tidak boleh macet, tidak boleh mati, oleh sebab itu presiden mengatakan ekonomi harus tetap bergerak tetapi tetap di dalam kerangka protokol kesehatan itu," kata Mahfud.
"Itulah yang disebut relaksasi, karena di berbagai tempat itu berbeda."
Ia menyatakan, ada perbedaan aturan penanganan Virus Corona di berbagai daerah.
Namun, menurutnya semua aturan itu bertujuan mencegah penyebaran Virus Corona dan seusai dengan protokol kesehatan.
"Ada yang begitu ketat orang mau bergerak ke sana enggak bisa, mau cari uang enggak bisa, tapi di tempat lain ada orang yang melanggar dengan begitu mudahnya," jelasnya.
"Nah ini yang dimaksud perlu dilakukan relaksasi, relaksasi itu bukan berarti lalu melanggar protokol kesahatan."
Lebih lanjut, Mahfud menyinggung imbauan Jokowi terkait penyerahan bansos kepada warga terdampak Virus Corona.
• Puluhan Karyawan Sampoerna Positif Corona, Khofifah Pertimbangkan Tarik Produk: Sudah Terprediksi
Mahfud menyebut, Jokowi menginginkan penyaluran bansos dilakukan secara cepat.
"Kemudian bantuan sosial, presiden mengatakan harus cepat dan tepat," ujar Mahfud.
"Tetapi jika pilihannya hanya satu, tepat atau cepat maka presiden minta agar cepat dulu."
Ia menjelaskan, pemberian secara cepat kini lebih dibutuhkan warga ketimbang menunggu waktu yang cukup lama untuk memberikan bansos secara tepat.
Karena itu, Mahfud pun menyinggung soal banyaknya warga yang tak memiliki KTP domisili karena hidup di perantauan.
"Semuanya segera diberi soal pembukannya nanti, administrasi mungkin banyak orang yang enggak punya KTP, enggak punya rumah," terang Mahfud.
"Tapi jelas-jelas membutuhkan cepat, diberi."
Ia menambahkan, proses administrasi akan dikerjakan setelah pemberian bansos dilakukan.
Hal itu dinilainya efektif untuk membantu warga miskin terdampak Virus Corona di wilayah perkotaan.
"Nanti bisa diadministrasikan tersendiri tanpa menjadikan kartu penduduk dan alamat yang jelas untuk mendapatkan itu."
"Itu terutama untuk kaum miskin di perkotaan," tandasnya. (TribunWow.com)