Virus Corona
Bukan untuk Mudik, Achmad Yurianto Ungkap Alasan Transportasi Umum Jalan Lagi, Termasuk Angkut Nakes
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan alasan transportasi publik kembali beroperasi.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Kedua, penambahan alat yang berada di rumah-rumah sakit di luar Jawa," jelas Yurianto.
"Alat tidak mungkin dikirim hanya alat, harus ada teknisi yang melakukan setting, harus ada teknisi yang melakukan kalibrasi," lanjut dia.
"Keberangkatan alat tidak masalah, tetapi SDM untuk melakukan setting kalau enggak diberangkatkan, alat itu tidak bisa dipasang," kata Yurianto.
Alat kesehatan lainnya seperti obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) juga perlu dikirim dengan penerbangan.
"Kemudian yang berikutnya adalah transportasi pengiriman logistik kesehatan," ungkap Achmad Yurianto.
"Di antaranya kalau dari pusat ke daerah adalah reagen untuk pemeriksaan PCR, obat, APD, atau yang lainnya," lanjut dia.
Penelitian sampel dari pasien dalam pengawasan (PDP) juga diperlukan, terutama di banyak daerah yang belum memiliki peralatan laboratorium yang memadai.
"Kemudian dari daerah ke pusat, spesimen sampel dari PDP yang kita duga Covid," kata Yurianto.
"Atau pasien Covid yang sudah dirawat, diperlukan follow up untuk mengetahui tindak lanjut perawatan pelayanannya. Apakah sudah negatif bisa pulang atau enggak," paparnya.
"Kalau tidak ada penerbangan, ini tidak bisa jalan," tambah Yurianto.
Tidak hanya itu, Bandara Soekarno-Hatta disebut sebagai tempat transit bagai pekerja Indonesia di luar negeri yang hendak kembali ke daerahnya masing-masing.
• Warga yang Nekat Mudik di Tengah Pandemi, dr Erlina Burhan Singgung Kedisiplinan: Akan Jadi Prahara
Lihat videonya mulai menit 1:00
Tanggapan Ahli Epidemiologi
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Dr. Hariadi Wibisono menyangsikan kebijakan pemerintah terkait pembukaan izin operasi moda transportasi umum.