Jasad ABK Dibuang ke Laut
Bekerja di Kapal Selama 14 Bulan, ABK yang Jasadnya Dilarung Disebut Tak Pernah Menelepon Keluarga
Keluarga ABK bernama Ari yang jasadnya dilarung, beberkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak mereka.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Keluarga ABK yang jasadnya dilarung ke laut oleh pihak kapal asal China akhirnya buka suara.
Juriah, ayah dari ABK bernama Ari mengungkapkan perasaannya ketika mengetahui kabar meninggalnya anak lelakinya itu.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/5/2020), Juriah mengaku tak pernah berkomunikasi dengan anaknya itu semenjak bekerja di Kapal Long Xing 629 China.
"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," kata Juriah.
• Jawaban Nahkoda ketika ABK Lain Minta Jenazah Dipulangkan dan Jangan Dilarung: Buang Saja di Sini
• Menangis, Keluarga ABK Indonesia yang Meninggal Ungkap Kesaksiannya: Sesak Napas, Badan Bengkak
Warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering ini pun merasa sangat sedih ketika mengetahui jasad anaknya itu dilarung tanpa pemberitahuan kepada keluarga.
Juriah lalu bercerita, bahwa Ari telah merantau selama 14 bulan.
Selama itu pula Juriah tak mendapat kabar mengenai kondisi Ari yang menjadi tulang punggung keluarga tersebut.
Hingga suatu saat ada seseorang yang mengaku sebagai bos Ari meneleponnya dan memintanya datang ke Jakarta.
Dirinya juga diminta untuk memberikan nomer rekening bank.
Sesampainya di Jakarta, justru kabar duka yang didapatkan oleh Juriah.
"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.
• Dugaan Perbudakan, Pengacara Ungkap Hal Tak Manusiawi pada ABK, Makanan Busuk dan Minum Air Laut
• Iklim Kerja Ekstrem dan Diskriminasi ABK Indonesia di Atas Kapal China: Kadang Kita Tidur Cuma 3 Jam
Hatinya pun hancur saat mereka mengetahui jenazah Ari telah dilarung tanpa persetujuan keluarga.
Juriah berharap kasus yang menimpa anaknya segera diusut tuntas.
Hal serupa juga dialami keluarga ABK Sepri, warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Menurut kakak perempuan Sepri, Rita Andri Pratama, saat ditemui pada Sabtu (9/5/2020), pihak keluarga menerima kabar duka dari pihak perusahaan melalui selembar surat berbahasa China.
Setelah diterjemahkan, surat tersebut menjelaskan, Sepri sudah meninggal dunia dan jenazahnya dilarung ke laut.
Pihak keluarga sempat mempertanyakan mengapa jenazah Sepri dilarung ke laut bukan dikirim ke Indonesia.
• Cerita Keluarga ABK Indonesia di Kapal China yang Jenazahnya Dilarung: Minta Rekening dengan Saya
• Fakta ABK, Dibayar Rp 750.000 per Bulan, Dipaksa Melakukan Perbuatan Ilegal dan Kerja selama 18 Jam
Saat itu, pihak perusahaan berdalih tak bisa menghubungi keluarga karena komunikasi susah.
“Menurut pihak perusahaan, meski sudah diberi perawatan dan diinfus oleh tim media kapal ternyata nyawa Sepri tidak bisa diselamatkan,” kata Rita.
Menurut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI) Benny Ramdhani, dua dari tiga keluarga ABK yang dilarung dari Kapal ikan China Long Xin 629 telah mendapatkan santunan dari perusahaan penyalur.
Benny menyebut keluarga ABK Sepri mendapatkan uang santunan sebesar Rp 50 juta dari agen penyalurnya di dalam negeri.
Sedangkan ABK Ari belum mendapat santunan karena masih dalam proses pengembangan kasus oleh Kementerian Luar Negeri.
"Perkembangan informasi saat ini tengah dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan perwakilan dan Kementerian Luar Negeri terkait dengan data dan penanganannya," ucap Benny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/5/2020).(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Bisa Dikontak Berbulan-bulan, Lalu Ada Kabar Jasad Anak Saya Telah Dilarung