Virus Corona
Jerinx Keras Akui Tak Percaya WHO hingga Berdebat, Aiman: Kalau Tak Pakai Data WHO, Anda Punya Data?
Di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020), Jerinx sempat terlibat debat dengan pembawa acara Aiman Witjaksono.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pemain drum Jerinx Superman is Dead (SID) akhir-akhir ini viral karena teori konspirasi yang dipercayainya.
Di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020), Jerinx sempat terlibat debat dengan pembawa acara Aiman Witjaksono.
Mulanya, Jerinx SID memperingatkan Aiman bahwa ia meyakini 99 persen penderita Covid-19 itu sembuh.

• Dampak Virus Corona, Hampir 1 dari 5 Anak-anak di Amerika Serikat Diprediksi Alami Kelaparan
Ia mengatakan bahwa yang meninggal karena Covid-19 karena ada penyakit bawaan yang menyertai.
"Mas ini mas harus hati-hati loh yang selamat dari Covid-19, 99 persen lebih loh."
"Yang meninggal itu kebanyakan karena dalam keadaan kondisi kritis mereka sudah punya penyakit bawaan dan mereka di usia lansia," ujar Jerinx.
Lalu, Aiman menyinggung data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di mana angka kematian bisa mencapai lima persen.
Namun, secara tegas Jerinx menegaskan dirinya tak percaya dengan WHO.
Menurutnya Ketua WHO, Tedros Adhanom memiliki rekam jejak yang buruk di negara asalnya, Eitopia.
"Data kematian dari seluruh dunia empat sampai lima persen jadi 95 persen yang sembuh, tapi di Indonesia jauh di bawah itu. Jadi tidak 99 persen itu data dari WHO," singgung Aiman.
"Sampai detik ini saya tidak percaya apapun kata WHO karena WHO, Tedros kalau Anda search tentang Tendros ketuanya WHO, dia punya rekam jejak yang gelap di Eithopia," jawab Jerinx.
• Hasil Rapid Test, 80 Persen DPRD Gowa Reaktif Corona, Ramli Rewa: Mencekam, Kayak Orang Berkabung
Jerinx menuding bahwa Tedros terlibat konspirasi dengan Pendiri Microsoft, Bill Gates.
Sehingga, menurutnya WHO tidak bisa menjadi acuan.
"Tapi WHO bilang begini WHO sendiri enggak tahu mereka itu siapa loh, if you read WHO, Who?"
"Jadi mulai kini kalau acuan Anda WHO mengatakan, WHO mengatakan," ucapnya.
Lalu, Aiman membalas jika memang Jerinx tak percaya pada data WHO dari mana acuan untuk berpegang.
"Jadi kalau enggak pakai data WHO punya data siapa? Anda punya tim statistik sendiri mungkin."
"Dari mana Anda bisa mengatakan 99 persen?" tanya Aiman.
Jerinz menjawab bahwa dirinya mengungkapkan hal tersebut atas dasar hasil perbincangan dengan Dokter Tirta Mandhira Hudhi.
"Dari hasil diskusi dengan Dokter Tirta kami sepakat jika berita kesembuhan, jika berusia di bawah 50 dan imun Anda tidak super sehat dan tidak sesempurna orang-orang yang memiliki daya sempurna chance sembuh sangat besar," jelas Jerinx.
• WHO Desak Semua Negara Selidiki Ulang Kasus Awal Virus Corona, Ada Temuan Baru di Perancis
Namun, Aiman terus mengejar Jerinx dari mana data yang diperoleh oleh pria asal Bali tersebut.
"Oke itu kan karakternya, tapi kan angka 99 persen, saya ingin mengetahui dari mana angka itu," ujar Aiman lagi.
"Karena sampai sekarang tidak ada satupun ada orang yang meninggal yang hanya karena Covid," jawab Jerinx.
Saat disinggung lagi soal data WHO yang didapat dari John Hopkins University, Jerinx mengaku tetap tak percaya.
Menurut suami dari Nora Alexandra Phillip itu, media selama ini melebih-lebihkan pemberitaan soal Virus Corona.
"Bukan 99 persen data fix, data real itu kan sudah melakukan perhitungan, kalau WHO jelas ada data seluruh dunia, Worldometer, dari John Hopkins University misalnya, tapi Anda menyebutkan 99 persen dari mana data itu?" jelas Aiman.
"Data dari jika memang sebegitu ini Covid-19 seperti yang digambarkan media-media saat ini 80 persen sudah meninggal kok orang-orang itu," jawab Jerinx lagi.
• Wuhan Bebas Virus Corona selama 32 Hari, 57 Ribu Pelajar Kembali Bersekolah dan Jalani Tes Covid-19
Lihat videonya mulai menit ke-4:04:
Komentar Nadiem Makarim soal Ramai Isu Teori Konspirasi
Presenter Najwa Shihab sempat membahas masalah teori konspirasi di tengah pandemi Virus Corona dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Hal itu terjadi saat Najwa Shihab dan Nadiem Makarim melalukan komunikasi sambungan video call yang diunggah dalam channel YouTube Najwa Shihab pada Senin (4/5/2020).
Mulanya, Najwa Shihab mengatakan bahwa teori konspirasi kini bertebaran.

• Temuan Baru Virus Corona, Ilmuan Italian Klaim Terobosan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia
Bahkan teori konpirasi itu juga ramai dibahas di negara-negara maju.
"Banyak sekali muncul seperti yang tadi kebohongan itu muncul dibalut seolah-olah ini valid teori-teori konspirasi yang muncul."
"Wah ini dan bukan hanya tejadi di negeri kita kan kalau kita lihat di negeri-negeri di dalam dunia pendidikannnya lebih maju, masyarakatnya lebih terbuka, teori-teori konspirasi pun laku dijual," ujar Najwa.
Lalu, Najwa menyebut sejumlah teori konpirasi yang menurutnya membuat masalah ini menjadi semakin kacau.
"Wah ini disebabkan oleh Menara 5G, wah ini disebabkan oleh senjata biologis massal yang sengaja diciptakan, untuk menarget orang-orang tua, wah ini memang Yahudi, ini China."
"Belum lagi kemudian dibalut dengan sentimen-sentimen yang menjadikan ini semakin kacau balau," lanjut Najwa.
Menurut Nadiem, teori konspirasi itu ada hubungannya dengan psikologi manusia.
Sehingga, pendidikan penting untuk menghadapi masalah ini.
"Betul dan karena gini satu hal mengenai psikologi manusia, mungkin ini pendidikannya dengan pendidikan juga sangat penting."
"Bahwa kalau terjadi sesuatu hal yang bisa kita jelaskan, kenapa wabah ini terjadi bisa sampai berdampak kepada ekonomi dan kesehatan dunia sebesar ini," kata Nadiem.
• Sebut Covid-19 Dapat Memicu Stroke dan Serangan Jantung, Ahli: Pembekuan di Arteri Koroner
Nadiem menilai, banyak orang yang kecewa dan masih kaget dengan pandemi hingga ada rasa ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu.
Menurut dia, pikiran-pikiran menyalahkan adalah sesuatu pikiran yang malas.
"'Harus ada orang yang disalahkan' iya kan? harus ada, banyak sekali orang yang tidak mau menerima situasi ini hal yang organik setelah terjadi, tidak bisa menerima."
"Sehingga lebih mudah menyalahkan satu orang, satu pihak, atau mempercayai satu konspirasi. Itu adalah cara berpikir malas iya kan," ucap dia.

Padahal sudah banyak para peneliti maupun ilmuwan yang menyebut bahwa wabah diprediksi terjadi.
Namun, para ilmuwan lebih bertanya-tanya kapan terjadi.
"Sedangkan kalau kita percaya pada saintis, saintis yang sudah berbicara, ini sudah diprediksi bertahun-tahun mbak Nana."
"Iya kan kita sudah banyak sekali saintis dan reasercher dan dokter-dokter pun yang bilang bahwa pandemik seperti ini apakah akan terjadi, tetapi kapan terjadi."
"Seperti Bill Gates telah melakukan empat tahun," jelas Nadiem.
Sehingga wabah penyakit itu sebenarnya sudah diprediksi akan terjadi.
"Jadi kalau kita bener-bener mendengarkan orang-orang yang terpintar dan paling saintifical, paling rasional, ini adalah suatu fenomena yang harusnya kita sudah mengerti ini akan terjadi," ungkapnya.
• Tak Semua Murid Bisa Belajar secara Online, Begini Kisah Guru Perbatasan di Tengah Pandemi Covid-19
Pendiri Gojek ini menduga, masalah wabah bisa saja terjadi kembali di masa depan.
Namun dengan adanya wabah Virus Corona yang kini terjadi bisa menjadi pembelajaran manusia.
"Dan kemungkinan besar Mbak Nana saya sedih menyebutnya tetapi bisa terjadi lagi."
"Tapi untunglah kita bisa belajar dari trial-an ini walaupun dampaknya luar biasa, tapi yang terpenting kita belajar dari pada experiences ini sehingga kita bisa mengantisipasi bencana-bencana lain," ucap Nadiem.
Lihat videonnya mulai menit ke-3:26:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)