Virus Corona
Angkutan Umum Beroperasi, Ketum Ahli Epidemologi Sebut Berisiko: Berfikir Kembali Siapa Musuh Kita
Ketum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, DR. Dr Hariadi Wibisono memberikan tanggapan terkait adanya perizinan angkutan umum kembali beroperasi.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, DR. Dr Hariadi Wibisono memberikan tanggapan terkait adanya perizinan angkutan umum kembali beroperasi.
Dilansir TribunWow.com, Hariadi Wibisono mengaku tidak setuju dengan kebijakan dari pemerintah soal izin angkutan kembali beroperasi padahal kasus Corona belum berakhir dan belum ada tanda-tanda mengalami penurunan.
Dirinya kemudian mengingatkan kembali bahwa yang dihadapi bukanlah penyakit yang sembarangan, yakni penyakit menular, Covid-19.

• Sebut Konyol Ide Relaksasi PSBB, Mardani Ali Sera Tunjukkan Data Grafik Kasus Corona di Indonesia
Mengingat Covid-19 merupakan penyakit menular, maka langkah yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pembatasan sosial atau sosical distancing, baik di fasilitas umum maupun transportasi umum.
Sebelumnya banyak transportasi umum juga sudah berhenti beroperasi untuk mensukseskan kebijakan dari pemerintah, seperti penerapan PSBB maupun larangan mudik.
Namun dengan melihat kebijakan baru dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, maka seakan-akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas kembali.
Dan itu jelas sangat beresiko apalagi penyebaran Virus Corona di Indonesia belum berakhir, bahkan baru akan menuju puncak.
Hal ini disampaikan Hariadi Wibisono dalam acara Kabar Petang yang tayang di kanal Youtube tvOneNews, Rabu (6/5/2020).
"Saya akan mengajak kita semua berfikir kembali siapa musuh kita ini, yaitu Covid-19, di mana sifat dari Covid-19 ini bisa menular dari orang ke orang kemudian bisa ditularkan melalui percikan ludah," ujar Hariadi Wibisono.
"Jadi salah satu syarat untuk memutus rantai penularan adalah menjaga jarak berupa social distancing, physical distancing, ini menjadi syarat," jelasnya.
"Apapun upayanya, di mana upaya itu mengurangi efektifitas dari menjaga jarak tadi maka berisiko," sambungnya.
• Pertanyakan Alasan Relaksasi PSBB, Mardani Ali Sera: Langkah Pemerintah Selama Ini Merusak Ekonomi
Lebih lanjut, Hariadi Wibisono tidak membenarkan kebijakan pemerintah soal perizinan transportasi umum, yang sama artinya dengan membuka kesempatan masyarakat berinteraksi atau kontak dengan masyarakat lain.
Meski dalam implementasinya tetap tidak diizinkan masyarakat umum untuk menggunakan transportasi tersebut, menurutnya, tidak akan mudah melakukan pembatasannya.
Dirinya mempertanyakan bagaimana skema dari penyaringan antara masyarakat yang diperbolehkan dengan yang tidak perbolehkan.
"Kita masih berurusan dengan tingginya angka, jadi kalau sekarang kita membuka kran untuk transportasi umum, berarti kita membuka kesempatan orang berkontak satu sama lain," kata Hariadi Wibisono.
"Padahal peraturan mengatakan ekstensinya pengecualinya adalah untuk barang dan untuk orang yang bekerja berhubungan dengan upaya penanggulangan Covid-19, di luar itu tetap tidak boleh bergerak."
Tapi kalau itu konotasinya angkutan umum, bagaimana pemerintah bisa menyaring umum ini siapa, apakah dia naik kendaraan umum berkaitan upaya ini apa yang lain," pungkasnya.
• Ungkap Ketakutan ketika PSBB Dilonggarkan, dr Erlina: Kalau Puncaknya Tinggi, Kita Enggak Sanggup
Simak videonya mulai menit awal:
Mardani Ali Sera Sebut Konyol Ide Relaksasi PSBB
Anggota DPR fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti wacana pemerintah untuk memberikan relaksasi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali Sera menyebut ide relaksasi atau kelonggaran PSBB sebagai hal yang konyol.
Menurut Mardani Ali Sera, tidak ada alasan untuk memberikan kelonggaran atau apapun bentuknya di tengah penyebaran Virus Corona yang masih berlangsung.

• Sebut Krisis Pandemi Corona Terberat sejak Indonesia Merdeka, Sandiaga Uno Ingatkan Peran Besar UMKM
Dirinya mengatakan bahwa Indonesia belum menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus Covid-19.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya justru semakin memperketat aturan dari PSBB.
Hal ini disampaikan Mardani dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/5/2020).
"Ide relaksasi PSBB konyol Bang Karni, karena itu harus dilawan, nyuwun sewu bahasanya kasar," ujar Mardani.
"Karena kalau itu berlaku berapa banyak kasus," sambungnya.
Menurut Mardani, apa yang dikatakannya tersebut bukan sekadar omongan, melainkan sebuah fakta dan ada datanya.
Dirinya kemudian menunjukkan data berupa grafik tentang gambaran penyebaran Virus Corona di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Beberapa negara di luar Indonesia sudah banyak yang mengalami penurunan grafiknya.
Sedangkan Indonesia, grafik perkembangan Covid-19 masih terus meningkat.
• Pertanyakan Alasan Relaksasi PSBB, Mardani Ali Sera: Langkah Pemerintah Selama Ini Merusak Ekonomi
Kondisi seperti itu, menurut Mardani karena langkah awal dari pemerintah yang sangat lambat dan seperti menyepelekan.
Maka dari itu, belum waktunya bagi pemerintan untuk memberikan relaksasi terhadap PSBB.
Berbeda halnya dengan negara-negara lain, seperti Malaysia, Singapura ataupun Vietnam yang berani mengambil keputusan tegas berupa lockdown.
Lockdown di awal dinilai menjadi kebijakan yang tepat untuk memutus penyebaran Virus Corona.
Mardani menjelaskan, status lockdown hanya perlu diberlakukan untuk kota-kota besar yang memiliki risiko tinggi penyebaran Covid-19.
Dengan adanya penutupan tersebut, maka penyebaran ke daerah-daerah lain tentunya menjadi terkontrol.
"Ini bukti grafik, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, lihat Indonesia kita naik terus karena kalau dari awal pemerintah betul-betul mau mendengar para pakar, lockdown," kata Mardani.
"Dan lockdown itu Bung Karni sederhana, karena kota-kota besar, karena memang sumbernya hampir semuanya sepakat ini imported cases dasarnya, tetapi sekarang karena tidak jelas sikap pemerintah, lokal transfernya sudah luar biasa," jelasnya.
• Semua Moda Transportasi Diizinkan Kembali Beroperasi Mulai Besok 7 Mei meski Corona Belum Berakhir
Simak videonya mulai menit ke- 5.18
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)