Virus Corona
Kronologi 65 Pegawai Sampoerna Kena Corona, Awalnya 2 Pasien Meninggal Tak Diketahui Kerja di Mana
Ketua Pelaksana Satgas Covid-19 Surabaya, Eddy Chritijanto mengungkap awal mula puluhan karyawan PT Sampoerna terjangkit Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ketua Pelaksana Satgas Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto mengungkap awal mula puluhan karyawan PT Sampoerna terjangkit Virus Corona.
Sedangkan, 65 karyawan Pabrik Sampoerna kini telah dinyatakan positif Virus Corona.
Dua di antara dari 65 karyawan tersebut diketahui telah meninggal pada April lalu.

• Ungkap Kondisi 63 Karyawan Sampoerna Terjangkit Corona, Gubernur Khofifah Keluhkan Masalah Berikut
Dilansir TribunWow.com di channel YouTube tvOneNews pada Minggu (3/5/2020), Eddy mengatakan bahwa awalnya Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan tracing ke rumah sakit.
Pada tracing di satu di antara rumah sakit terdapat dua orang meninggal dunia Covid-19 namun tak diketahui di mana mereka bekerja di mana.
"Jadi sebenarnya Pemerintah Kota, kita kan setiap hari melakukan tracing ke rumah sakit, temen-temen dari Dinas Kesehatan itu."
"Nah pada tanggal 14 itu memang kita mendengar ada yang meninggal dari laporan salah satu rumah sakit dan hasil tracing itu tidak diketahui mereka bekerja di mana," ungkap Eddy.
Lalu, pihaknya setempat melakukan tracing di Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Setelah diketahui dua keluarga pasien meninggal itu, diketahui pula pekerjaan mereka.
"Akhirnya teman-teman pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 18 di Dinkes dan Puskesmas melakukan tracing."
"Akhirnya diketemukan sampai ke keluarganya ternyata dia bekerja di Pabrik rokok tersebut," ucapnya.
Setelah mengetahui mereka bekerja di PT Sampoerna, Satgas Covid-19 Surabaya lantas menemui pihak manajemen untuk segera melakukan rapid test pada 500 karyawan.
• Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Khofifah Enggan Disamakan dengan DKI, Begini Alasannya
500 karyawan tersebut adalah pekerja di divisi yang sama dengan dua orang meninggal tersebut.
"Dari hasil pabrik rokok tersebut lalu kita kembangkan lalu kita ketemu dengan manajemen PT Sampoerna tersebut."
"Dari hasil pertemuan itu kita minta untuk dilakukan rapid test kepada pegawai yang memang di lokasi tempat bekerja yang meninggal itu," jelas Eddy.
Dari hasil rapid test, ada 123 yang positif.
Meski demikian, pihaknya tetap meminta agar 500 karyawan tersebut untuk diliburkan sementara.
"Dari hasil rapid test 500 itu diketemukan ada sekitar kurang lebih 123 yang positif rapid tes."
"Nah dari yang positif itu kita minta untuk dilakukan apa libur dulu untuk yang pekerja, khusus di divisi di 500 orang itu bersama 500 karyawan itu diliburkan, mereka tidak bekerja," tutur Eddy.
Lalu pada 26 April 2016, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bertemu dengan pihak PT Sampoerna.
• 65 Karyawan Pabrik Sampoerna Positif Corona, Khofifah: Penarikan Produk Rokok Sedang Dibahas
Risma menyarankan bahwa semua pabrik di sekitar Kali Rungkut, Surabaya juga ikut ditutup sementara.
"Akhirnya tanggal 26 pimpinan Manajemen ketemu dengan Wali Kota Surabaya, Wali Kota menyarankan semua pabrik di Kali Rungkut itu harus libur, harus lockdown, kita tidak masuk."
"Pada tanggal 27 itu seluruh pabrik yang ada di Kali Rungkut itu lockdown mereka diliburkan semua," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-2:35:
Penarikan Produk Rokok Tengah Dibahas
Dilansir TribunWow.com dari acara Kompas TV pada Minggu (4/5/2020), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa angkat bicara.
Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa wacana penarikan produk rokok kini tengah dibahas.
Khofifah mengatakan bahwa diketahui droplet yang mengandung Virus Corona oleh penderita Covid-19 bisa menempel di beberapa jenis barang.
Bahkan Covid-19 bisa menempel di suatu bahan hingga beberapa jam.
"Yang kami dengar ada pertimbangan untuk menarik produk rokok dari sampoerna dari Pabrik Rungkuk, betulkah?," tanya pembawa acara.
"Iya jadi begini, ada droplet itu punya ketahanan melekat di jenis koper, di jenis kertas, di jenis kain, di beberapa item itu kan berbeda."
"Maka droplet itu dengan virus ini bisa hidup dalam waktu beberapa jam di item jenis tertentu," ucap Khofifah.
Sedangkan, konsumen harus dilindungi dari bahaya Covid-19.
"Nah ini semua tentu adalah untuk keamanan dan perlindungan para konsumen," kata dia.
Khofifah menuturkan, pihaknya sudah melakukan beberapa kajian secara sains mengenai masalah tersebut.
• Ini Syarat Virus Corona Bisa Dikatakan Berakhir oleh WHO, Pakar Epedemi UI: Situasi Itu Tidak Mudah
"Nah pada posisi seperti ini secara teoritik, saintifik sebetulnya kita sudah sempat melakukaan telaah."
"Jadi kalau Virus Covid-19 ini tetularnya lewat droplet, percikan-percikan itu dengan virus di jenis bahan tertentu dia bisa tahan berapa lama," ujar Khofifah.
Namun, Mantan Menteri Sosial ini menegaskan bahwa pihaknya juga melakukan kajian dari sudut padangan sosiologis dan psikologis terkait masalah tersebut.
"Tapi tidak semata-mata karena pendekatan saintifik yang ini bisa tahan di bahan tertentu berapa lama, tapi hari ini juga adalah pendekatan psikologis dan sosiologis."
"Pendekatan psikologis dan sosiologisnya adalah ketika kemudian masyarakat terkonfirmasi dari perusahaan tertentu," ucapnya.
Khofifah mengaku khawatir pada psikologi konsumen saat mengosumsi rokok tersebut.
"Kemudian ada dropletnya misalnya ya waktu itu dikerjakan oleh karyawan dan karyawannya terkonfirmasi ada yang positif pasti akan menimbulkan dampak psikologis oleh konsumennya," sambungnya.
• Sandiaga Uno Tanggapi Candu Media selama Pandemi Corona: Saya Sudah seperti Jadi Pakar Covid-19
Selain itu, Khofifah juga sudah mengajak beberapa pihak di luar pemerintahan untuk membahas masalah ini.
"Oleh karena itu sudah dilakukan pembahasan sebetulnya pada dua hari berjalan, malam ini juga kami jam 21 juga akan koordinasi kembali dengan Asosiasi Makanan, Minuman dan Rokok."
"Kami meminta mereka juga mengambil posisi untuk bisa saling mencari solusi dari kemungkinan risiko-risiko yang akan menjadi akibat apa tersuspect dari perusahaan rokok ini," jelasnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow/Mariah Gipty)