Breaking News:

Virus Corona

Kenang Momen sebelum Ayah Meninggal akibat Covid-19, Yosep: Minta Baju Warna Putih dan Bedcover

Keluarga korban Covid-19, Yosep Nugroho, mengenang momen terakhir sebelum sang ayah meninggal dunia akibat Virus Corona.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube Najwa Shihab
Kolase foto Yosep Nugroho ungkap momen sang ayah meninggal akibat Covid-19, diunggah Minggu (3/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Keluarga korban Covid-19, Yosep Nugroho, mengenang momen terakhir sebelum sang ayah meninggal dunia akibat Virus Corona.

Hal itu ia ungkapkan dalam tayangan Narasi di kanal YouTube Najwa Shihab, diunggah Minggu (3/5/2020).

Seperti diketahui, pandemi Virus Corona telah memakan ratusan ribu korban jiwa di seluruh dunia.

Yosep Nugroho ungkap momen sang ayah meninggal akibat Covid-19, diunggah Minggu (3/5/2020).
Yosep Nugroho ungkap momen sang ayah meninggal akibat Covid-19, diunggah Minggu (3/5/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

13 Nakes Positif Corona setelah Kontak Ibu Hamil, Rumah Sakit Ditutup dan Disemprot Disinfektan

Di Indonesia sendiri jumlah korban meninggal mencapai 831 per Minggu (3/5/2020).

Saat pasien dirawat, keluarga tidak diperkenankan mendampingi karena akan rentan tertular virus yang menyerang organ pernapasan tersebut.

Hal ini membuat Yosep Nugroho semakin sedih karena tidak dapat mendampingi ayahnya di saat-saat terakhir.

Dilansir TribunWow.com, awalnya Yosep menjelaskan kronologi sang ayah divonis mengidap Covid-19.

"Tanggal 2 April lalu bokap gue dipanggil Tuhan," ungkap Yosep Nugroho.

"Tanggal 25 Maret dia merasa sesak, di tanggal 26 Maret rumah sakit memutuskan untuk melakukan CT scan," lanjutnya.

Dari hasil scan, pihak rumah sakit langsung dapat memvonis penyakit ayah Yosep.

"Jadi paru-parunya tadinya masih kelihatan banyak hitamnya, tiba-tiba jadi putih semua. Hampir menutupi semua, sudah banyak kiri-kanan putih-putih," papar Yosep.

"Di situ dokter mengatakan bahwa 90 persen dia meyakini ini Covid," lanjutnya.

Yosep sempat mendampingi sang ayah saat mengantar ke rumah sakit.

Meskipun begitu, ia hanya dapat melihat dari kejauhan bersama sang kakak.

"Kita masih melihat prosesi dia waktu turun dari ambulans," kata Yosep.

"Kita sempat melihat dari jauh dan dia sempat melihat ke kita kebetulan," lanjutnya.

"Jadi di situ gue sama kakak gue doang, nyokap di rumah. Dia dada-dadain gue sama kakak gue," tambah Yosep.

Saat sang ayah dibawa masuk, ia sudah tidak dapat lagi menemani karena pasien Virus Corona harus diisolasi.

Surabaya, Semarang dan Makassar Berpotensi Jadi Episentrum Baru Corona setelah Warga Nekat Mudik

"Dia masuk ke dalam. Itu kita udah enggak tahu lagi di dalam seperti apa," ungkap Yosep.

Beberapa hari kemudian sang ayah menghubungi keluarganya di rumah.

"Hari Minggu pagi dia nelepon, dikatakan bahwa, 'Saya udah enggak kuat, ini kayaknya enggak bisa sembuh penyakitnya'," cerita Yosep.

Tidak hanya itu, sang ayah meminta dibawakan baju warna putih.

Seperti diketahui, baju putih dapat digunakan dalam suasana duka.

"Dia mengatakan hal itu lagi dan di situ minta kita bawakan baju warna putih dan juga bed cover, karena dia merasa kedinginan," ungkap Yosep.

Hal tersebut membuatnya teringat pada mendiang kakak yang menyampaikan permintaan serupa.

"Gue jadi keinget waktu dulu Abang gue sebelum meninggal. Dia minta ke ceweknya, minta dibawain baju putih, dia mau pinjam baju putih ceweknya," jelas Yosep.

"Ternyata malam itu adalah malam terakhirnya dia," lanjut dia.

"Pada saat bokap gue minta baju putih juga, gue langsung keinget akan hal itu juga," tambahnya.

Sindir Anggota DPR yang Work From Home di Tengah Corona, Najwa Shihab: Biasanya Juga Kosong Kan Ya?

Lihat videonya mulai menit 1:00

Adik Korban Covid-19 Menahan Tangis Kenang Momen Kritis Kakak

Sie Manule merupakan satu di antara banyak orang yang harus merelakan orang tercintanya pergi untuk selamanya akibat Covid-19.

Saat terakhir sebelum kakaknya meninggal, Sie masih ingat bagaimana mendiang sang kakak sudah tidak bisa lagi merespons panggilan dan teriakan dari keluarga.

 Achmad Yurianto Sebut PSBB Nasional Tak Perlu, Epidemiolog: Kalau Ingin Indonesia Pulih Bulan Juli

Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Minggu (3/5/2020), awalnya Sie menceritakan kondisi kesehatan kakaknya yang tergolong sehat untuk orang yang sudah berumur.

Sie bercerita akhir Maret adalah waktu terakhir dirinya berjumpa langsung dengan mendiang kakaknya.

"Pada tanggal 27 Maret malam itu juga menjadi hari terakhir saya berjumpa, dan berkomunikasi secara fisik dengan kakak," ujar Sie.

"Pihak keluarga, istri kakak saya tentunya tidak lagi diperkenankan lagi untuk bertemu dengan suaminya."

Sie mengatakan hari itu adalah hari yang terberat bagi dirinya, dan istri kakaknya.

Pada hari tersebut Sie bercerita kakaknya bersikeras tak ingin ditinggal sendirian di rumah sakit.

"Saat itulah menjadi hal yang terasa sangat berat bagi saya dan kakak ipar saya," ujar Sie.

Sie mengatakan pada saat itu kakaknya memohon agar ia tidak ditinggal sendirian di rumah sakit.

"Momen yang penuh rasa iba menyaksikan kakak saya itu mengeluh dan meronta, berusaha menahan kami semua dan istrinya agar jangan meninggalkan dia seorang diri," ucapnya.

Akhirnya istri kakaknya mencoba meyakinkan agar suaminya mau ditinggal di rumah sakit sendirian.

Berikut adalah kata-kata yang diucapkan oleh istri mendiang kakak Sie.

"'Pa, rumah sakit mengharuskan aku pulang, biar aku bisa istirahat di rumah, Papa harus menuruti nasihat rumah sakit ya, di sini ada dokter, perawat yang mengobati, dan melayani Papa, biar Papa cepat sembuh, pulih, dan bisa cepat pulang ke rumah ya'," ucap Sie sambil menahan tangis menirukan perkataan kakak iparnya.

Yohanes Kristanto, pasien meninggal Covid-19 (pojok kanan bawah).
Yohanes Kristanto, pasien meninggal Covid-19 (pojok kanan bawah). (youtube Najwa Shihab)

 Bahas Kehidupan setelah Corona, Sandiaga Uno: Physical Distancing Setidaknya Lanjut 2 Tahun ke Depan

Tak Bisa Merespons Apapun

Selama kakaknya tersebut dirawat, Sie bercerita dirinya selalu memberikan dukungan lewat video call.

"Saya dan kakak ipar saya selalu berusaha untuk membangkitkan semangat dan spiritual mereka dengan puji-pujian kepada Tuhan, memberikan dukungan spiritual."

"Hanyalah video call yang bisa diperkenankan dua kali sehari, pagi dan malam hari lewat bantuan perawat yang menunggu kakak," ujar Sie.

Namun pada malam terakhir sebelum kakaknya meninggal, Sie bercerita bagaimana mendiang kakaknya itu tidak bisa merespon apapun.

"Di malam terakhir, 1 April, kami berempat bersama putri kakak yang ada di Amerika melakukan video call."

"Dengan sedih dan merasa tidak tega melihat tanda-tanda kondisi kakak semakin memburuk."

"Hampir sudah tidak merespons terhadap sapaan bahkan teriakan-teriakan doa, dan tangisan istrinya," tuturnya.

Sie mengatakan pada dua April kakaknya dikabarkan telah meninggal dunia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaYouTubeCovid-19
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved