Virus Corona
Sebut Corona Jadi Alat Deteksi Kekuasaan, BEM UIN Jakarta: Apakah Pemerintah Serius Urusi Rakyat?
Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi mengatakan pandemi Virus Corona bisa menjadi alat deteksi untuk mengukur kekuasaan dari pemerintah.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden BEM UIN Jakarta, Sultan Rivandi mengatakan pandemi Virus Corona bisa menjadi alat deteksi untuk mengukur kekuasaan dari pemerintah.
Dilansir TribunWow.com, Sultan Rivandi mengatakan dengan adanya wabah Corona ini maka bisa dilihat bagaimana langkah yang diambil oleh pemerintah.
Dalam tayangan Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (30/4/2020), Sultan Rivandi awalnya mengibaratkan negara seperti bangunan, ketika bangunan tersebut ambruk maka penghuni rumah tersebut tentu mempercayai kepada arsitek untuk menangani masalah tersebut.

• Buat Refly Harun Tertawa, Fahri Hamzah Sebut Jokowi Tak Paham Pemberantasan Korupsi: Mohon Maaf Ini
• Usul ke Jokowi untuk Potong Pendapatan ASN Gol III Sebanyak 50 Persen, Ini Alasan Ganjar Pranowo
Karena arsitek tersebutlah yang tentunya lebih mengetahui dari penyebab ambruknya bangunan itu.
Menurut Sultan, sama halnya dengan negara ini ketika ada masalah yang datang, seperti Corona, maka masyarakat mempercayai kepada pemerintah yang pastinya lebih paham untuk mengatasi semuanya.
Namun kenyataanya, bangunan pemerintah justru malah ikutan ambruk.
Seperti contohnya banyak diskoordinasi kebijakan antara pemerintah pusat dengan daerah ataupun antar pejabat lain dan beberapa permasalahan lainnya.
"Kalau ada bangunan ambruk saya pikir kita semua mempercayai artsitek ahli untuk mengdiagnosis kenapa kemudian bangunan bisa ambruk, pondasinya seperti apa, alat bahan seperti apa," ujar Sultan.
"Nah sekarang dalam kajian ilmu politik, kita melihat bahwa bangunan kekuasaan hari ini, sedikit demi sedikit ambruk akibat kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dan tidak terukur bahkan diskoordinasi," jelasnya.
"Sebab kenapa karena kita melihat kerapuhan konsep dalam menangani kasus di tengah krisis seperti ini."
Melihat kondisi yang terjadi, Sultan mengatakan pandangan yang terjadi di Tanah Air justru sebaliknya.
• Refly Harun Pesimis Partai Gelora Bisa Dapat Suara di 2024, Fahri Hamzah: Pertanyaan Paling Sadis
Menurutnya, dalam menangani dampak Corona, yakni krisis ekonomi maupun pangan tidak cukup dilakukan dengan hanya mengandalkan persatuan.
Karena dikatakan oleh Sultan bahwa persatuan yang sudah dilakukan oleh pemerintah tidak mendapatkan pengawasan yang ketat.
Kemudian ketika para penguasa tidak mendapat pengawasan, maka kemungkinan yang terjadi adalah adanya tindakan koruptif.
"Akhirnya kita melihat antitesa baru bahwa persatuan saja tidak cukup untuk menangani kasus krisis," kata Sultan.