Breaking News:

Virus Corona

Sebut Data Pasien Meninggal Tak Sesuai, Media Asing Soroti Indonesia Terendah di Dunia Adakan Tes

Tingkat kematian pasien di Indonesia akibat Virus Corona (Covid-19) tanpa menunjukkan gejala penyakit tersebut menjadi perhatian.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Sejumlah petugas memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan menggunakan alat berat di TPU Keputih, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4/2020). Dari data yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya per Jumat (17/4) pukul 04.00 WIB, pasien positif terpapar Covid-19 sebanyak 246 orang dengan korban meninggal sebanyak 24 orang dan pasien sembuh sebanyak 43 orang. 

TRIBUNWOW.COM - Tingkat kematian di Indonesia akibat Virus Corona (Covid-19) pada pasien yang tanpa menunjukkan gejala penyakit menjadi perhatian.

Dikutip TribunWow.com, hal tersebut menjadi sorotan banyak pihak, termasuk media asing.

Menurut media Aljazeera pada Selasa (28/4/2020), sebanyak lebih dari 2.200 orang telah meninggal dunia dengan gejala akut Covid-19.

Ilustrasi penanganan pasien Corona di RS Margono Soekarjo, Purwokerto
Ilustrasi penanganan pasien Corona di RS Margono Soekarjo, Purwokerto (istimewa via Tribunnews.com)

Seorang Dokter Garda Depan Lawan Virus Corona Meninggal karena Bunuh Diri, sang Ayah: Dia Korban

Namun jumlah tersebut tak dihitung sebagai pasien yang meninggal akibata Virus Corona.

Menurut ahli kesehatan, jumlah pasien yang meninggal pada faktanya sebetulnya tak sesuai dengan pengumuman resmi pemerintah Indonesia, yakni 765 pasien.

Aljazeera juga menyebut Indonesia tidak mengadakan tes massal sebanyak negara-negara lain, bahkan merupakan yang terendah di dunia.

Hal tersebut membuat data menjadi tidak akurat dan penanganan virus yang mewabah menjadi lebih sulit.

Diketahui Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia.

Data terbaru menunjukkan dari 16 provinsi terdapat 2.212 pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia.

Orang yang berstatus PDP ini hanya disebut "memiliki gejala berat Covid-19", tetapi tidak dinyatakan positif mengidap penyakit itu sendiri.

Menurut Aljazeera, istilah PDP digunakan untuk menyebut para pasien yang tidak memiliki penjelasan medis terhadap gejala yang mereka alami.

Media lainnya, Channel News Asia (CNA), menyoroti hal serupa.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono meyakini penyebab kematian orang yang berstatus PDP adalah karena Virus Corona.

Ia bahkan menyebutkan tidak mungkin ada alasan lain selain virus yang menyerang pernapasan manusia tersebut itu.

UPDATE Virus Corona di Indonesia 28 April 2020: 9511 Kasus Positif, 773 Meninggal, 1254 Sembuh

"Saya yakin kebanyakan penyebab kematian PDP adalah karena Covid-19," kata Pandu Riono, dikutip dari CNA, Selasa (28/4/2020).

Anggota tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Wiku Adisasmito menyanggah ada data jumlah pasien yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Menurut Wiku Adisasmito, 19.897 orang dalam pengawasan (ODP) Virus Corona tidak dites karena lamanya antrean dan proses yang harus dilakukan di laboratorium.

Wiku menyebutkan beberapa ODP meninggal dunia sebelum hasil tes keluar.

"Jika ada ribuan atau ratusan sampel yang harus dites, yang mana akan diberi prioritas?" ungkap Wiku Adisasmito, dikutip dari CNA dari Reuters, Selasa (28/4/2020).

"Pasti akan diberi prioritas untuk orang yang masih hidup," lanjut dia.

Pasien Corona Ditolak RS Khusus di Pulau Galang, Dinkes Batam: Mereka Ngaku Tak Terima Kasus Berat

 

Dokter Sebut Ada Pasien Kecelakaan Ternyata Positif 

Pada masalah Virus Corona dikenal istilah dengan OTG (Orang Tanpa Gejala).

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Minggu (26/4/2020), Dokter Spesialis Paru, Dewi Puspitorini mengatakan OTG bisa menularkan Virus Corona pada orang lain.

"Sesuai dengan definisinya orang tanpa gejala artinya dia sendiri membawa virus yang kemudian dia bisa menularkan kepada orang lain di sekitarnya," ujar Dewi Puspitorini.

 Berkumur dengan Air Garam Bisa Matikan Virus Corona? Simak Penjelasan Ahli Virologi Asal Inggris Ini

Dewi mengatakan, orang terjangkit Virus Corona dengan gejala biasanya akan segera melakukan isolasi dan pengobatan.

Namun, OTG biasanya tak akan melakukan isolasi karena tidak sadar dirinya terjangkit Virus Corona.

Sehingga, OTG ini juga membahayakan bagi lingkungan sekitar.

Sehingga, Dewi meminta agar masyarakat lebih hati-hati terkait Virus Corona ini.

"Jadi dibandingkan lebih berbahaya dengan orang yang sudah confirm, sudah jelas kan mengisolasi diri atau dia punya sakit akan dirawat diisolasi di rumah sakit dan dapat pengobatan sesuai penyakitnya."

"Nah jadi dibandingkan ini bagaimana, justru kita harus hati-hati sekitar kita itu ada yang OTG," ujar dia.

Dewi lantas menceritakan bahwa dirinya sempat menemukan pasien kecelakaan tanpa gejala Virus Corona namun saat dites swab, orang itu ternyata positif Covid-19.

 Kim Jong Un Diisukan Bersembunyi Hindari Corona, Kereta sang Pemimpin Korut Ditemukan Lewat Satelit

"Contoh kasus kemarin saya kebetulan jaga confirm pandemi itu sama, sama."

"Jadi kita ada kecelakaan dia enggak ada keluhan batuk pilek ternyata di swab hasilnya positif, saat itu adalah OTG," ungkapnya.

Dewi menjelaskan  perawatan pada pasien OTG cukup dengan isolasi.

Namun, pada pasien bergejala harus dengan pengobatan-pengobatan yang sesuai.

"Kemudian tata laksananya sama dengan kalau untuk yang dia harusnya dia diisolasi itu aja."

"Kalau dia ada keluhan kita harus obati keluhan tersebut," katanya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)

Tags:
PasienVirus CoronaCovid-19Media Asing
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved