Virus Corona
Cerita Pemudik Rela Isolasi Mandiri di Tengah Kebun: Bukan Berarti Saya Hiraukan Pemerintah
Pemudik dari Tangerang, Poniran kini rela melakukan isolasi mandiri di tengah kebun.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Satu, kita itu sukses menyetop penyebaran virus, atau kita gagal sama sekali," terang Imam.
Bila masyarakat masih nekat berkunjung ke kampung halamannya, bisa jadi ia menjadi sumber penularan di daerahnya.
Hal ini akan meningkatkan potensi penyebaran virus terutama bila datang dari wilayah berzona merah ke seluruh pelosok pulau Jawa.
"Sehingga virus ini menyebar secara merata di sebuah pulau bernama Pulau Jawa misalnya, yang penduduknya itu terpadat di dunia," ujar Imam.
Ia memprediksi akan adanyanya bencana besar pandemi Covid-19 bila penyebaran tersebut yang malah terjadi.
"Kalau ini terjadi, bencana besar luar biasa akan terjadi di negeri ini."
"Dan saya termasuk orang yang sangat tidak mengharapkan ini terjadi, dan ini perlu kesadaran semua pihak," tegasnya.
• Bisa Mudik, Ini Cara dan Syarat yang Harus Dipenuhi Pengendara, Siapkan Surat Urgensi
Sebelumnya, Imam menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang komunal.
Yaitu masyarakat masih memiliki kedekatan emosional dengan kerabat dan kampung halamannya.
Dari perkembangan yang terjadi, masyarakat tersebut kemudian tersebar ke berbagai wilayah.
Karena kedekatan emosional tersebutlah tercipta tradisi mudik, di mana masyarakat yang merantau tersebut menyempatkan diri kembali pulang mengunjungi kampung halamannya.
"Memang sudah mentradisi bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, kita itu ada tempat dimana kita itu kembali bertatap muka, kembali untuk bersilaturahmi, mendekatkan diri dengan dimana akar kita dulu," jelas Imam.
"Nah ini adalah satu kerekatan budaya yang sudah menjadi bagian dari diri kita," imbuhnya.
Ia kemudian menganalisis alasan masyarakat tetap nekat kembali ke kampung halamannya meskipun sudah dilarang pemerintah.
• 6 Gejala Baru Virus Corona Covid-19, Panas Dingin, Nyeri Otot, hingga Sakit Kepala
Imam menyebutkan karena tradisi tersebut telah dilaksanakan bertahun-tahun, maka saat diinterupsi mereka cenderung menolak.