Virus Corona
Ahli Kesehatan Temukan Kejanggalan Data Kasus Corona, Singgung Kapasitas di NTT
Ahli Kesehatan Masyarakat, Dr. Hermawan Saputra mengaku menemukan kejanggalan dari data kasus Virus Corona di Indonesia.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
Apalagi NTT mempunyai akses masuk mudah yang tentunya bisa berisiko banyak orang masuk.
"Yang janggal sebenarnya seperti di daerah NTT, provinsi NTT hanya 1 kasus, ini 1 kasus sudah bertahan lama sebenarnya," ucap Hermawan.
"Walaupun kita tidak mengetahui kasus ini apakah faktor importir dari luar yang datang ke sana, atau bahkan orang di sana yang memang kita tidak tahu kejadiannya seperti apa,"
"Tetapi tidak adanya peningkatan kasus dalam seminggu di saat seluruh Indonesia bersignifikan penambahannya ini menunjukkan ada seuatu yang harus kita cari tahu,"
"Apalagi dengan topografi dan geografi yang lebih besar dan pintu masuknya juga banyak untuk provinsi," pungkasnya.
• Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona: Kalau Represif, Ada Guncangan Sosial
Simak videonya mulai menit ke-3.31
Sempat Menurun, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona
Provinsi DKI Jakarta sempat mendapatkan kabar baik lantaran penyebaran Virus Corona menurun di Ibu Kota.
Selama lima hari terakhir terhitung sampai Minggu (26/4/2020), penambahan Virus Corona di Jakarta terus menurun.
Penurunan tersebut sebelumnya diyakini sebagai dampak positif dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

• Tunjukkan Datanya, Pengamat Sosial Tak Setuju PSBB Gagal dan Banyak Masyarakat Langgar Aturan Mudik
Dimulai pada Rabu (22/4/2020) yang mengalami penurunan dari 167 pada update sebelumnya menjadi 120 kasus.
Kemudian pada hari berikutnya Kamis (23/4/2020), penurunan kembali terjadi dengan mencatatkan 107 kasus baru.
Pada Jumat (24/4/2020), hanya ada 99 kasus baru dan 76 kasus baru pada Sabtu (25/4/2020).
Bahkan pada update Minggu (26/4/2020), hanya mendapati penambahan sebanyak 65 kasus baru di Jakarta dengan total menjadi 3.746 kasus.
Namun setelah itu, Jakarta justru kembali mengalami lonjakan jumlah kasus baru, bahkan sampai dua kali lipat.