Breaking News:

Virus Corona

Setuju Kebijakan PSBB dan Pelarangan Mudik, Karni Ilyas: Lockdown Berbahaya Sekali bagi Indonesia

Karni Ilyas setuju dengan langkah pemerintah sejauh ini dalam menangani Covid-19 yakni dengan PSBB dan pelarangan mudik.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube TVOne News
Karni Ilyas menyampaikan setuju dengan langkah pemerintah sejauh ini dalam menangani Covid-19 yakni dengan PSBB dan pelarangan mudik. 

TRIBUNWOW.COM - Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas menyampaikan setuju dengan langkah pemerintah sejauh ini dalam menangani Covid-19.

Terutama adalah hal yang paling menonjol yakni soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pelarangan mudik bagi perantau.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Karni Ilyas melalui kanal TV One, Senin (24/4/2020).

Karni Ilyas menyampaikan setuju dengan langkah pemerintah sejauh ini dalam menangani Covid-19 yakni dengan PSBB dan pelarangan mudik.
Karni Ilyas menyampaikan setuju dengan langkah pemerintah sejauh ini dalam menangani Covid-19 yakni dengan PSBB dan pelarangan mudik. (Capture YouTube TVOne News)

 

Virus Corona dan Migrain, Apakah Ada Hubungan di antara Keduanya? Ini Klaim Para Peneliti

Menurut Karni Ilyas, pilihan untuk memberlakukan PSBB dan pelarangan mudik merupakan langkah yang paling bijak dilakukan pemerintah.

Sebab, apabila pemerintah memberlakukan pembatasan total atau lockdown justru hal tersebut dinilai akan berbahaya bagi negara.

"Bagi saya apa yang terjadi dengan PSBB dan larangan mudik, ini sesuatu yang bijak sekali dari pemerintah," ujar Karni Ilyas seperti dikutip TribunWow.com.

"Ketika PSBB, kalau itu dilakukan lockdown yang absolute yang total itu justru berbahaya sekali di Indonesia," imbuhnya.

Alasan pemberlakuan lockdown tidak tepat dilakukan di Indonesia satu di antaranya adalah pendistribusian bantuan sosial tidak sebaik negara-negara yang melakukan karantina total.

Selain itu, kendala pendataan orang penerima bantuan sosial juga menjadi masalah lainnya.

"Yang pertama ya jaringan kita untuk melakukan bantuan sosial ke masyarakat itu tidak se well di luar negeri," ucap Karni.

"Di kita mungkin susah mendata orangnya yang enggak perlu dikasih yang perlu dikasih, atau distribusinya juga ada kendala," imbuhnya.

Gejala Tak Biasa Virus Corona yang Harus Diwaspadai, Mulai dari Diare hingga Ruam Merah

Wanita Diperkosa saat Dikarantina di Sekolah soal Corona, Polisi Kena Hukuman sebab Dianggap Ceroboh

Dari awal Karni Ilyas memang meragukan apabila Indonesia akan menempuh jalan lockdown.

Beruntung Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih langkah yang lebih moderat yakni dengan jalan PSBB,

"Sehingga saya meragukan kalau itu lockdown dan pak Jokowi ternyata enggak mau jalan yang ekstrim seperti itu," jelas Karni Ilyas.

"Beliau memilih jalan yang paling moderat, PSBB."

Karni tak menampik bahwa hari ini langkah tersebut masih dinilai kurang efektif bagi sebagian pihak.

Namun, Karni Ilyas kembali menekankan, keputusan untuk mengambil langkah PSBB dan pelarangan mudik adalah hal tepat untuk memutus rantai penularan.

Sebab, orang tidak akan menyebarkan wabah dari kota ke desa atau sebaliknya seperti yang Karni Ilyas analogikan bagai 'ping pong'.

"Dengan keputusan hari ini bahwa kita atau antar wilayah itu ditutup total dengan enggak boleh mudik selama lebaran ini itu tepat sekali," terang Karni.

"Karena dengan demikian mata rantai itu tadi akan terputus."

"Kalau orangnya kena di Jakarta tidak menular ke daerah, dan orang daerah tidak menularkan kembali ke Jakarta karena itu kan bisa jadi 'ping pong'," tandasnya.

Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona: Kalau Represif, Ada Guncangan Sosial

Simak videonya mulai dari awal:

Evaluasi Pelarangan Mudik dari Mahfud MD

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara dan mengevaluasi jalannya larangan mudik untuk mencegah penularan Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Mahfud MD menyebut masih ada beberapa permasalahan terkait pelarangan Mudik yang diberlakukan sejak, Jumat (24/4/2020).

Hal tersebut disampaikan Mahfud MD melalui tayangan di kanal YouTube metrotvnews, Senin (27/4/2020).

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam tayangan YouTube metrotvnews, Senin (27/4/2020).
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam tayangan YouTube metrotvnews, Senin (27/4/2020). (YouTube metrotvnews)

 

 UPDATE Virus Corona di Indonesia 27 April 2020: 9096 Kasus Positif, 765 Meninggal, 1151 Sembuh

Terkait evaluasi pelarangan mudik, awalnya Mahfud menyoroti aparat dan petugas lapangan yang sudah bekerja semakin tegas.

Namun, ia tak menampik bahwa masih banyak masyarakat yang masih nekat untuk melaksanakan mudik.

Akibatnya banyak yang harus dicegah dan diminta putar balik baik yang akan masuk maupun yang akan keluar Jakarta.

"Ada beberapa larangan mudik, pertama aparat kita sudah terlihat kerja, mulai tegas," jelas Mahfud MD.

"Tapi memang rakyat kita banyak yang masih seakan-akan ini main-main, sehingga banyak yang terpaksa tidak boleh keluar dari Jakarta harus balik dan yang mau masuk juga dicegah," terang Mahfud MD.

"Itu bagus."

 Viral Ibu dan 2 Anaknya Positif Corona Berpelukan di Ambulans, Ternyata Tertular dari Baju sang Ayah

Selain itu, kendala lain yang terjadi khususnya di Jakarta adalah persoalan pemberian bantuan sosial (Bansos).

Mahfud mengaku, pemerintah sebenarnya telah siap dengan materi bantuan yang akan disalurkan.

Akan tetapi masih banyak kaum miskin kota yang tidak memiliki kartu identitas, bahkan tempat tinggal yang membuat mereka sulit didata.

Akibatnya, pemberia, bantuan sosial untuk kaum miskin kota Jakarta masih dicarikan solusinya.

"Kemudian masalah pemberian bantuan sosial masih menghadapi beberapa kendala," ujar Mahfud MD.

"Kita sudah siap dengan materinya bantuan, tapi banyak sekali penduduk di Jakarta, banyak kaum miskin kota yang tidak terdata karena dia tidak punya KTP, tidak punya rumah," lanjutnya.

"Sehingga kalau mau dicari, mau dikasih itu gimana? Ternyata itu banyak sekali."

"Kita akan mengutamakan menyelesaikan ini agar semuanya selamat,"  jelas Mahfud MD.

Tak hanya itu, Mahfud MD juga menyebut anjuran beribadah di rumah saat Ramadan juga dilaksanakan dengan baik.

Meskipun pihaknya juga tak memungkiri ada sejumlah kelompok masyarakat yang masih nekat beribadah di masjid saat Ramadan.

"Dan yang lain-lain tentu pelarangan mudik jalan, kemudian tarawih di rumah, tidak ada lagi buka bersama itu nampaknya berjalan cukup baik."

"Meskipun di sana-sini masih banyak orang yang masih mau melakukan," tandasnya.

 Bahas PSBB DKI, Mahfud MD Singgung Bansos Warga Miskin Terdampak Corona: Mereka Harus Selamat

Simak video berikut mulai dari awal:

(TribunWow.com/Rilo)
Sumber: TribunWow.com
Tags:
PSBBKarni IlyasLockdownVirus CoronaCovid-19Mahfud MDJoko Widodo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved