Virus Corona
Kata Refly Harun soal Penerapan PSBB, Singgung Kewajiban Pemerintah Penuhi Kebutuhan Warga
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkap dugaannya soal alasan pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
Dengan cara itu, ia menyebut semua warga dipaksa tak keluar dari rumah karena semua kebutuhan dipenuhi oleh pemerintah.
"Berkali-kali sudah saya katakan, kalau mau efektif memerangi Virus Covid-19 ini, satu-satunya cara adalah lockdown di rumah, tidak berinteraksi dengan orang," terang Refly.
"Hanya petugas karantina saja yang berkeliaran, ditambah dengan aparat keamanan. Jadi pemerintah harus menyediakan kebutuhan pokok baik yang kaya maupun yang miskin," tukasnya.
• Syarat yang Harus Dipenuhi Pelanggan PLN 900 dan 1300 VA Nonsubsidi agar Dapat Diskon Rp 100 Ribu
Simak video berikut ini menit ke-8.00:
Alasan Jokowi Pilih PSBB
Di sisi lain, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah tudingan yang menyebut keterbatasan dana menjadi alasan pemerintah enggan menerapkan lockdown untuk atasi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi mengatakan ada sejumlah pertimbangan yang membuatnya justru lebih memilih cara pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menurut Jokowi, pemerintah belajar dari pengalaman negara lain yang menerapkan lockdown untuk menyelesaikan masalah Virus Corona.
Hal itu disampaikan Jokowi melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (22/4/2020).
• Ditanya Najwa Mengapa Sikapnya Berubah soal Transparansi Data, Jokowi: Negara Manapun Tak Mampu
Pada kesempatan itu, Jokowi menyebut lockdown tak beda jauh dengan istilah karantina wilayah.
Saat lockdown maupun karantina wilayah, semua warga diminta beraktivitas di dalam rumah dan dilarang menggunakan transportasi umum.
"Kalau yang namanya karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," ucap Jokowi.
"Artinya apa? Masyarakat harus hanya di rumah, berhenti keluar, taksi berhenti, ojek berhenti, pesawat berhenti, kereta api berhenti, MRT berhenti, KRL semuanya berhenti."
Terkait hal itu, Jokowi pun mengungkap jumlah kebtuhan masyarakat Jakarta per harinya.
Ia menyebut angka ratusan miliar yang dibutuhkan seluruh warga Jakarta untuk tetap bertahan hidup setiap harinya.