Virus Corona
Sebut Ada Konspirasi soal Kasus Stafsus Jokowi, Rocky Gerung: 400 Triliun Menggiurkan Moral Hazard
Pengamat Politik, Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait permasalahan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait permasalahan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansri TribunWow.com, Rocky Gerung bahkan menyebut ada konspirasi di balik permasalahan Stafsus Jokowi tersebut.
Dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Kamis (23/4/2020), dirinya mulanya mengungkapkan bahwa ada pembelaan yang dilakukan oleh stafsus lain, maupun orang di istana.

• Ibaratkan Masalah Stafsus seperti Kasus Virus Corona, Rocky Gerung: Satu Istana Harus Dinyatakan ODP
Menurutnya, mereka ada yang mengatakan bahwa Stafsus yang bermasalah tersebut sudah diberikan teguran dan lain sebagainya.
Bahkan menurut Rocky Gerung ada juga yang beranggapan bahwa para Stafsus masih dalam usia milenial yang tentunya masih belum paham dengan betul.
Namun, Rocky Gerung menilai, teguran yang dilakukan oleh stafsus lain justru menerangkan bahwa mereka juga ikut terlibat atau setidaknya mengetahui masalah tersebut.
"Saya mendengar apologi dari stafsus yang lain, dari orang KSP, dari lingkungan istana 'Mbok ya sudah, sudah kita tegur segala macam'," ujar Rocky Gerung.
"Tetapi teguran itu juga apologetik, ada seorang juru bicara yang bilang ah nanti kita periksa dulu, mungkin dia sebagai kaum milenial, anak muda enggak ngerti apa-apa," sambungnya.
"Keterangan itu sendiri sudah meragukan, berarti dia tahu sebetulnya, bahwa ada kong kalikong," tegasnya.
Atas dasar itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa ada konspirasi di balik masalah itu yang tidak hanya melibatkan para Stafsus lain, melainkan bisa saja para pejabat di Istana.
Konsiprasi yang dimaksud Rocky Gerung di sini adalah berkaitan masalah penyalahgunaan uang negara untuk penanganan Virus Corona.
• Refly Harun Singgung 7 Stafsus Milenial yang Dulu Dibangga-banggakan Jokowi: Nih Lihat Presiden
"Jadi sifat apologetik semacam ini justru yang menerangkan bahwa memang ada semacam konspirasi untuk 'merampok' dalam kedaruratan," ungkap Rocky Gerung.
Selanjutnya, Rocky Gerung pun tidak lagi beranggapan bahwa memang ada kekeliruan yang tidak disengaja oleh mereka.
Rocky Gerung lantas menduga memang ada sesuatu yang terorganisir untuk bisa memanfaatkan anggaran untuk penanganan Virus Corona.
Karena seperti diketahui pemerintah telah menggelontorkan dana besar, yakni sebesar Rp 405 triliun.
"Jadi kita enggak perlu sopan untuk mengatakan 'Ah iya mungkin itu keliru', itu enggak," tegasnya.
"Pasti ada sesuatu yang terorganisir, karena itu saya katakan, satu gejala korupsi di istana, maka satu istana itu harus di-ODP-kan."
"Jangan-jangan sebetulnya semuanya punya motif, karena 400 triliun itu menggiurkan moral hazard (jebakan moral -red),," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-4.38
Refly Harun Puji Belva Devara yang Undurkan Diri: Gentle Sekali
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun angkat bicara soal kisruh Kartu Pra Kerja yang melibatkan mantan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden, Belva Devara.
Dilanisr TribunWow.com, diketahui akibat konflik tersebut, Belva Devara telah mengundurkan diri dari posisi stafsus milenial presiden.
Terkait hal itu, Refly Harun menganggap sikap yang ditunjukkan Belva Devara begitu gentle.
Melalui tayangan YouTube Refly Harun, Jumat (24/4/2020), ia mulanya menyinggung keterlibatan perusahaan milik Belva Devara, Ruangguru, dalam proyek Kartu Pra Kerja.

• Soal Penangkapan Aktivis Ravio Patra, Stafsus Dini Purwono: Terlalu Jauh untuk Ditanggapi Presiden
• Status Ruangguru Jadi Sorotan, Mayoritas Saham Ternyata Dimiliki Perusahaan Asing dari Singapura
Menurut Refly, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki pertimbangan tersendiri hingga memilih Ruangguru sebagai mitra dalam proyek tersebut.
Tak hanya itu, ia juga turut menyoroti reputasi Ruangguru, hingga Jokowi yakin merekrut Belva Devara sebagai stafsus milenial.
"Ya memang kalau Ruangguru abal-abal, mungkin tidak tertarik juga Presiden Jokowi menjadikan Belva sebagai Staf Khusus Milenial, yang dibangga-banggakan dengan menampilkan 7 orang seperti etalase," ucap Refly.
"'Nih lihat, presiden dibantu oleh 7 orang staf milenial'," sambungnya.
Lantas, Refly menilai ada sejumlah stafsus milenial Jokowi yang bahkan sudah menuai banyak kritikan publik meski belum lama dilantik.
Selain Belva Devara, ia menyinggung nama Andi Taufan dan Billy Mambrasar.
"Ternyata di perjalanan, baru beberapa bulan 3 orang sudah bermasalah ya," terang Refly.
"Satu Belva Devara, yang kedua Andi Taufan, yang ketiga adalah Billy Mambrasar."
• Reaksi Jokowi soal Mundurnya Belva Devara dari Stafsus Milenial setelah Banyak Desakan
• Kata Adi Prayitno soal Kisruh Kartu Pra Kerja, Soroti Nama Belva Devara: Secara Moral Kurang Bagus
Menurut Refly, di antara ketiga stafsus milenial itu, Belva Devara adalah yang paling menunjukkan sikap tegas dan gentle.
Hal itu ditunjukkan dengan pengunduran diri Belva Devara seusai kisruh proyek Kartu Pra Kerja.
Namun berbeda dengan Belva, Andi Taufan disebutnya menunjukkan sikap sebaliknya.
Diketahui, Andi Taufan sempat menuai kritikan setelah mengirimkan surat kepada seluruh camat di Indonesia menggunakan kop berlambang Sekretariat Presiden.
"Belva gentle sekali, dia mengundurkan diri, tapi Andi Taufan, pihak istana mengatakan sudah menegur," ujar Refly.
"Padahal, teguran itu ya terkait dengan pelanggaran prosedur atau pelanggaran hukum."
Selain kedua stafsus tersebut, Refly juga menyoroti nama Billy Mambrasar.
Menurut dia, meskipun tak melanggar etik dan hukum, Billy Mambrasar telah bersikap konyol setelah mengklaim dirinya selevel dengan menteri dan pejabat di Amerika Serikat.
"Tapi dari segi etik lain lagi, kalau misalnya Andi Taufan merasa dia merasa etika harusnya mundur juga," ujar Refly.
"Billy Mambrasar mungkin tidak melanggar etik tapi konyol, itu saja," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-9.15:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Jayanti)