Virus Corona
Kunjungan Keluarga di Tengah Corona yang Berakhir Memilukan, Kehilangan Ayah dan Suami dalam 2 Hari
Orang tua Márcia yang tinggal di negara bagian Paraná di selatan Brasil, mengunjungi putri mereka dan suaminya di Brasilia, ibu kota Brasil.
Editor: Atri Wahyu Mukti
Hasil CT scan memperlihatkan paru-paru Benedito memburuk, dan pernapasannya bermasalah. Ia juga diduga menderita Covid-19.
Márcia mengaku ia menangis terus ketika di rumah, mengingat suami dan ayahnya di rumah sakit.
Mulai 27 Maret, ia tinggal di rumah saja. Apalagi ia juga mengalami gejala kecapekan, batuk-batuk dan tersengal-sengal.
Ia mencari tahu, dan segera menganggap diri sebagai pasien Covid-19, lalu mengisolasi diri.
Di rumah, ia mengurung diri di kamar, menghindar kontak dengan ibunya.
“Saya harus melindungi ibu karena ia menderita tekanan darah tinggi,” katanya.
Márcia, José dan Benedito dites dengan hasil positif Covid-19, sementara ibu Márcia negatif.
“Kami tak tahu siapa yang tertular pertama kali. Bisa saja ayah ketika dalam perjalanan, atau suami saya ketika kerja. Atau mungkin saya ketika meniggalkan rumah. Sulit dipastikan,” kata Márcia.
Kematian ayah dan suami
Sendirian di kamar yang biasa ia tempati bersama suaminya, Márcia menjalani hari penuh tekanan menanti kabar orang-orang yang disayanginya.
Tanggal 2 April, ia kaget menerima pesan turut berduka cita di media sosial.
“Saya melihat di TV, mereka memastikan seorang sersan yang meninggal di rumah sakit. Itu suami saya. Mereka terlebih dulu memberi tahu media,” katanya.
Selama di rumah sakit, José mengalami pendarahan, serangan jantung dan gagal organ.
Kata Márcia, ia menekan kemarahannya dan berdiam diri ketika tahu suaminya meninggal dunia.
“Saya tak bisa menangis di depan ibu saya. Saya tak mau ia tahu,” katanya.