Virus Corona
Kata Psikiater soal Masyarakat yang Nekat Mudik di Tengah Virus Corona, Danardi: Tidak Mudah Diubah
Fenomena mudik lebaran dan masyarakat Indonesia ini nampaknya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. begini kata psikiater.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Fenomena mudik lebaran dan masyarakat Indonesia ini nampaknya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Meski sudah diberikan imbauan dan kini sudah ada larangannya untuk tidak mudik, tetap saja banyak mereka yang nekat untuk pulang kampung.
Dilansir TribunWow.com, Psikiater dr. Danardi Sosrosumihardjo mengatakan tidak bisa serta merta menyalahkan masyarakatnya.

• Larangan Mudik Lebaran Tak Berlaku Semua Daerah di Indonesia, Begini Kata Kementerian Perhubungan
Danari menyadari bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang pastinya tidak bisa jika tidak berkumpul.
Terlebih keinginan masyarakat untuk mudik timbul karena memang sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya.
Selain itu juga ditambah dengan faktor religi yang beranggapan bisa dekat dengan orang yang disayangi akan merasa jauh lebih baik.
Hal ini disampaikan Danardi dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Jumat (24/4/2020).
"Jadi betul bahwa manusia itu kan makhluk sosial harus berkumpul dan manusia itu makhluk budaya di mana sudah bertahun-tahun mempunyai suatu pola untuk berkumpul, juga mungkin secara religi mempunyai kebiasaan Salat Terawih, buka bersama, termasuk juga nanti pulang ke kampung ketika lebaran," ujar Danardi.
Danardi menyadari tidak akan mudah merubah suatu kebiasaan yang sudah melekat di kalangan masyarakat.
Meski begitu, mau tidak mau, dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi Virus Corona yang sangat berbaya tentu harapannya mereka bisa memahami.
• Soroti Jalur Tikus akan Jadi Celah Masyarakat untuk Tetap Mudik, Kemenhub Minta Kerja Sama Warga
"Itu budaya yang sudah terpatri bertahun-tahun tentu tidaklah mudah untuk diubah," sambungnya.
"Tetapi tentu ini berharap tentunya dari pemerintah dari pemimpin dari ulama menganjurkan bahwa untuk mencegah Corona ini salah satunya memang harus distancing harus menjaga jarak," jelasnya.
"Berharapnya bahwa teman-teman atau saudara-saudara kita yang paham akan hal ini bisa memberikan contoh bahwa ayo bahwa kebiasaan ini untuk kali ini untuk tahun ini di mana memang ada pandemi yang membahayakan siapapun."
Danardi yakin masyarakat masih bisa mengendalikan emosinya, terlebih hal ini tidak untuk seterusnya, melainkan hanya sementara yaitu pada tahun ini.
"Itu dilakukan pelan-pelan suatu perubahan dan sifatnya sementara itu," pungkasnya.