Terkini Nasional
3 Kali Berturut-turut Tidak Salat Jumat Jadi Kafir? Ini Jawaban Quraish Shihab: Ada Dua Riwayat
Banyak umat muslim yang khawatir telah lalai dalam beragama karena tidak bisa menjalankan salat berjamaah di masjid.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah telah mengimbau masyarakat agar tetap beraktivitas di rumah.
Hal tersebut dilakukan Menyusul menyebarnya wabah Virus Corona (Covid-19) di berbagai wilayah di Indonesia.
Beberepa aktivitas dihentikan mulai dari sekolah, bekerja, hingga beribadah, termasuk salat Jumat di rumah.

Banyak umat muslim yang khawatir telah lalai dalam beragama karena tidak bisa menjalankan salat berjamaah di masjid.
Seperti hukum apakah tidak salat jumat tiga kali berturut-turut akan menjadi kafir?
• Ramadan 2020: Kemenag Minta Tak Buka Puasa Bersama, Tarawih di Rumah hingga Tiadakan Nuzulul Quran
Menanggapi hal tersebut Pendiri Pusat Studi Alquran M. Quraish Shihab menjawab keraguan yang ada di masyarakat.
Dikutip dari ungahan akun Instagram resmi presenter Kondang Najwa Shihab, @najwashihab, Jumat (10/4/2020).
Awalnya Najwa menanyakan tentang bagaimana nasib umat muslim yang tidak bisa melakukan salat Jumat sebanyak tiga kali berturut-turut.
Quraish Shihab mengiyakan, bahwa memang ada hadis yang menyatakan demikian.
"Benar ada hadis yang menyatakan siapa yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut, tapi ada kata-kata dengan sengaja," kata Quraish Shihab.
"Maka ada dua riwayat, ia telah kafir, riwayat yang lain mengatakan bahwa hatinya ditutup oleh Tuhan."
"Sebenarnya hadis ini mempunyai makna yang tidak seperti dipahami sementara orang," lanjutnya.
Quraish Shihab lalu menjelaskan bahwa makna kafir yang ditafsirkan oleh para ulama adalah mereka yang secara sengaja meninggalkan salat Jumat tanpa alasan tertentu.
"Hatinya tertutup, itu masih bisa dibuka, kalau yang bersangkutan bertaubat," ujarnya.
"Kata kafir, itu dipahami oleh ulama kalau dia mengingkari kewajiban (salat) Jumat itu."
"Ini semua kalau dia meninggalkan (salat) Jumat dengan sengaja, tanpa ada alasan yang membenarkannya," lanjutnya.
Quraish Shihab lanjut menjelaskan bahwa ada tiga alasan seseorang diperbolehkan meninggalkan salat Jumat di masjid.
"Paling tidak ada tiga kategorinya, takut menyangkut diri, orang yang takut jangan sampai kalau pergi salat Jumat dianiaya, apalagi kalau dibunuh, apalagi kalau terbunuh, apalagi kalau mati," paparnya.
"Atau takut pada hartanya, kalau dia salat Jumat hartanya bisa hilang."
"Atau bisa juga takutnya itu bukan pada dirinya, tapi pada orang lain, bisa jadi itu orang-orang yang menjaga keamanan."
Quraish Shihab mengatakan bahkan pada saat krisis, seseorang juga diperbolehkan untuk tidak salat Jumat karena alasan keamanan.
"Khususnya pada saat krisis, itu boleh tidak salat Jumat," ujarnya.
"Dokter-dokter yang melakukan tugasnya di masa bencana sekarang ini (Covid-19), itu juga bisa dibenarkan untuk tidak salat Jumat, walaupun berturut-turut lebih dari tiga kali," lanjut Quraish Shihab.
• Melanggar PSBB DKI akan Kena Sanksi Penjara 1 Tahun dan Denda Rp 100 Juta, Anies Baswedan: Sesuai UU
Quraish Shihab lalu mencontohkan kejadian alam yang menyebabkan seseorang tidak salat Jumat.
Ia menceritakan kejadian di masa Nabi Muhammad SAW saat hujan lebat datang, dilakukan salat Jumat di rumah masing-masing.
Ayah dari Najwa Shihab itu mengatakan bahwa Allah SWT tidak memberikan beban yang sulit bagi umatnya dalam melaksanakan ajaran agama Islam.
"Allah tidak menjadikan sedikit kesulitanpun bagi kamu dalam melaksanakan ajaran agama," kata Quraish Shihab.
"Nah atas dasar itu tidaklah benar kalau lantas orang berkata, kalau tidak salat Jumat tiga kali berturut-turut itu menjadi kafir atau tertutup hatinya," tutur Quraish Shihab.
Terakhir ia kembali menekankan, hal yang dilarang adalah ketika seseorang meninggalkan salat Jumat tanpa adanya alasan yang jelas, dan dibenarkan oleh agama.
"Kecuali dia dengan sengaja, dan tanpa alasan yang dibenarkan agama," pungkasnya.
• Driver Ojol Menangis Cerita Berjuang Hidupi Keluarga di Tengah Corona, Sempat Tidur di Emperan Ruko
Gus Mus Buka Suara soal Salat Jumat di Tengah Corona
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mengunggah sebuah pesan dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus terkait hukum melaksanakan Salat Jumat di tengah wabah Virus Corona (Covid-19).
Pesan tersebut ia sampaikan melalui unggahan akun Instagram miliknya, @ganjar_pranowo, Kamis (26/3/2020).
Pada video berdurasi delapan menit tersebut, awalnya Gus Mus menjelaskan mengapa agama Islam bukan lah agama yang sulit.

"Agama Islam seperti yang kita ketahui merupakan agama yang mudah, disebut agama samhah, agama yang tidak sulit, memang Tuhan tidak menghendaki kita sulit," kata Gus Mus.
Gus Mus juga mengutip beberapa ayat suci Alquran yang berisi kemudahan di dalam agama Islam.
Ayat yang dikutip oleh Gus Mus di antaranya adalah Al-Baqarah ayat 185, dan Al-Hajj ayat 78.
Gus Mus juga mengutip sabda dari Rasullah SAW yang menjelaskan kemudahan beragama.
"Sabda Rasulullah SAW, sungguh agama ini gampang, sungguh agama ini mudah," kata Gus Mus.
"Tapi kalau ada yang memberat-beratkan agama ini, dia sendiri yang akan kewalahan," lanjutnya.
Ia juga mencontohkan beberapa ibadah yang dipermudah karena adanya kondisi-kondisi tertentu.
Kondisi tersebut seperti menggabungkan antara Salat Zuhur, dan Ashar ketika perjalanan jauh, dan tidak berpuasa ketika berpergian jauh.
Gus Mus kemudian lanjut membahas persoalan Salat Jumat, ia menjelaskan dalam agama Islam, ketika ada suatu halangan, maka ibadah salat Jumat bisa diganti dengan salat Zuhur di rumah.
"Hujan lebat saja bisa dijadikan uzur untuk kita tidak Jumatan," katanya.
Merujuk dari penjelasan tersebut, Gus Mus tegas mengatakan bahwa adanya Covid-19, dapat dijadikan alasan untuk melakukan ibadah salat Jumat di rumah.
"Lha ini ada virus menular yang mengguncangkan dunia, bahkan membuat panik orang banyak, bukan karena kita berani mati, bukan, tapi karena kita tidak mau menyebarkan, menularkan sesuatu yang nanti sulit dikendalikan," paparnya.
(TribunWow.com/Anung)