Breaking News:

Virus Corona

Pakar Sebut Virus Corona Muncul akibat Ulah Manusia, Begini Penjelasannya

Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia menyebut Virus Corona berasal dari hewan. Hal itu merupakan akibat dari ulah manusia.

Editor: Ananda Putri Octaviani
TribunVideo/Radifan Setiawan
Ilustrasi Covid-19 atau Virus Corona 

Joko menyebutkan salah satu fokus permasalahan di Indonesia ada pada konsumsi satwa liar, seperti yang dilakukan di Sulawesi Utara.

“Mengonsumsi kelelawar, tikus, bahkan mengonsumsi macaca nigra (monyet hitam Sulawesi). Nilai ekonomis macaca nigra tidak mahal, sekitar Rp 50-60 ribu per kilogram. Ironis sekali, karena tidak sejalan dengan nilai konservasinya yang sangat tinggi,” papar ia.

Ketidakseimbangan ekosistem dan ulah manusia

Ir Wiratno M.Sc selaku Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa pandemi bisa terjadi akibat keseimbangan ekosistem.

“Ketidakseimbangan ekosistem menyebabkan terputusnya siklus makanan tanpa pemangsa,” tuturnya.

Wiratno memberi contoh kelelawar yang dikenal sebagai sumber dari banyak virus. Menghancurkan habitat kelelawar berdampak pada penyebaran penyakit, karena sebaran kelelawar yang masif dengan jumlah spesies yang banyak.

“SARS dan MERS menjadi contoh nyata dari hal ini. Apalagi penelitian membuktikan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 juga berasal dari kelelawar,” tuturnya.

Mengapa ketidakseimbangan ekosistem bisa terjadi? Selain konsumsi, deforestasi, degradasi serta fragmentasi habitat, perdagangan satwa liar juga menjadi sorotan.

Dr Noviar Andayani, Direktur WCS-Indonesia Program sekaligus Pengajar FMIPA UI menyebutkan perdagangan satwa liar merupakan imbas dari aktivitas manusia purba.

“Perdagangan satwa muncul saat manusia purba bisa menjinakkan hewan, mengganti era berburu dan meramu menjadi pertanian dan peternakan,” ujarnya.

Dari segi ekonomi, perdagangan satwa liar membawa keuntungan yang besar dengan perputaran roda ekonomi yang kencang. Noviar menjelaskan bahwa Indonesia adalah sumber perdagangan satwa yang bernilai jutaan dollar AS.

Seluruh pulau di Indonesia menjadi sumber ekonomi tinggi perdagangan satwa, baik pasar domestik maupun internasional.

“Banyak alasan yang melatarbelakangi hal ini. Misal ketiadaan sumber penghasilan lain, ketamakan dan kebodohan, tradisi, juga ‘cinta yang salah’ terhadap satwa,” paparnya.

Trenggiling misalnya, salah satu hewan yang berdasarkan penelitian disebutkan sebagai satwa inang virus SARS-CoV-2. Dari Indonesia, perdagangan trenggiling bisa dipastikan berakhir di Vietnam, Hongkong, dan China.

“Sementara untuk kelas reptil lebih jauh lagi, berakhir di Amerika Serikat dan Eropa,” sambung Noviar.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Pakar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved