Virus Corona
Pasca PSBB, Pengusaha Restoran Keluhkan Saingan Makin Banyak, hingga Terpaksa Promo Buy 1 Get 2 Free
Pengusaha restoran Emil Arifin bercerita bagaimana persaingan di dunia kuliner justru semakin sengit setelah PSBB diterapkan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pengusaha Restoran Emil Arifin mengeluhkan situasi saat ini yang semakin banyak persaingan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.
Semenjak adanya PSBB restoran hanya diperbolehkan untuk menyediakan layanan takeout atau dimakan di rumah, sedangkan di sisi lain para pekerja kantoran saat ini diwajibkan untuk bekerja di rumah.
Pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Senin (21/4/2020), Emil mengeluhkan saat ini para pegawai yang bekerja dari rumah menjadi ancaman baru bagi pengusaha restoran.

• Susi Pudjiastuti Blak-blakan Cerita Kerugian Imbas Corona, Terancam Bangkrut, Rugi Rp 30 M per Bulan
"Sekarang kita bersaing dengan Ibu-ibu atau Bapak-bapak yang work from home (kerja dari rumah)," kata Emil.
Emil mengatakan banyak dari para pekerja tersebut memanfaatkan waktu luang mereka untuk memproduksi makanan sendiri, kemudian ikut menjualnya kepada masyarakat.
"Mereka itu work from home kan ada waktu luang," ujarnya.
"Kalau dia ahli masak rendang, ya bikin rendang, dia jualan juga."
"Jadi kita bersaing di take out itu tambah banyak," lanut Emil.
Emil bercerita untuk mengatasi banyaknya saingan di dunia kuliner pasca PSBB, teman-temannya sesama pengusaha restoran mulai mengadakan promo besar-besaran.
"Sehingga kawan-kawan itu sudah menjualnya buy 2 get 1 free, atau buy 1 get 2 free, sampai begitu," kata dia.
Emil menceritakan dampak dari besarnya promo tersebut, para pengusaha harus rela pemasukannya berkurang.
"Kalau sudah begitu cost of food-nya naik, karena harusnya dia dapat 100 untuk dua, ini 100 untuk tiga," kata dia.
Emil bercerita cara lain yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mengakali restoran yang semakin merugi, satu di antaranya adalah dengan mem-PHK para karyawan.
"Jadi complicated (rumit) sekali, sehingga kita harus merumahkan, mem-PHK segala macam, menyetop," ucapnya.
Emil mengatakan hingga saat ini sudah ratusan ribu karyawan restoran kehilangan pekerjaannya.