Breaking News:

Virus Corona

Yakin PSBB Tak Berjalan Lama, Karni Ilyas Bandingkan Indonesia dengan Singapura: Sulit Diharapkan

Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas tak yakin pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bakal berlangsung lama.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube tvOneNews
Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas dalam saluran YouTube tvOneNews, Senin (20/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas tak yakin pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bakal berlangsung lama.

Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas mengatakan jumlah warga miskin di Indonesia semakin meningkat seiring dengan wabah Virus Corona.

Menurut Karni Ilyas, masyarakat tak akan bisa lama menaati PSBB karena terdesak kebutuhan pokok.

Melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (20/4/2020), Karni Ilyas menyebut semakin bertambahnya warga miskin ini dipengaruhui oleh penerapan PSBB.

Dianggap Terus Menutupi Data soal Corona, Jokowi Minta Semua Jajarannya Terbuka dalam Masalah Apapun

Padahal, menurutnya warga yang sudah lebih dulu miskin hingga kini belum berhasil ditangani oleh pemerintah.

"Yang dulunya tidak termasuk orang miskin, sekarang masuk jadi orang miskin," ujar Karni Ilyas.

"Orang miskin yang lama belum kita tangani, yang miskin baru sudah datang, ini bagaimana caranya dengan lockdown atau PSBB yang sekarang diterapkan?"

Terkait kondisi itu, Karni Ilyas pun membandingkan Indonesia dengan Amerika.

Menurut dia, warga Indonesia lebih mudah diatur ketimbang warga Amerika yang sempat melayangkan protes karena banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kalau itu diterapkan dengan ketat orang enggak akan kuat karena enggak makan," jelas Karni Ilyas.

"Di Amerika saja kita lihat sudah dikasih tunjangan sosial dari pemerintah toh mereka masih demo, 'Kami butuh kerja bukan tunjangan sosial'."

Karena itu, Karni Ilyas berpendapat PSBB tak akan bisa berlangsung lama.

Soroti Arus Mudik, Ahli Prediksi Gelombang Kedua Corona Terjadi 6 Bulan ke Depan, Bakal Lebih Parah?

5 Cara Atasi Stres akibat PHK Imbas dari Pandemi Virus Corona, Hadapi Rasa Ketakutan Anda

Terlebih, jika pemerintah enggan mencukupi kebutuhan pokok warga yang dilarang bekerja selama PSBB.

"Di kita, dikasih tunjangan sosial pasti orang kita lebih patuh dan mau diubah," jelasnya.

"Jadi menurut saya, PSBB ini sulit untuk diharapkan bisa berlangsung lebih lama lagi."

Lantas, ia menyoroti soal jumlah korban Virus Corona di wilayah tropis dengan negara sub tropis seperti Amerika hingga Spanyol.

"Kalau saya lebih melihatnya ya ada teori bahwa ini perlu diuji lebih lanjut, yang mengatakan bahwa negara tropis seperti Indonesia itu populasi yang terkena tidak sebanyak di negara sebelah utara," ungkap Karni Ilyas.

"Yang kita lihat Amerika berapa ratus ribu yang terinfeksi dan berapa ribu orang yang mati. (Misalnya) di Inggris juga begitu, Italia, Spanyol."

Omzet Menurun akibat Corona, Raffi Ahmad Enggan Rumahkan Karyawan: Sambil Seleksi Alam Juga

Meskipun korban Virus Corona di tak sebanyak negara-negara tersebut, Karni Ilyas menyebut Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah korban terbanyak kedua di Asia Tenggara.

Ia pun membandingkan Indonesia dengan Singapura soal penanganan Virus Corona.

"Tapi negara-negara khatulistiwa, coba lihat data-datanya, tidak sebesar di negeri orang itu. Namun di kita yang perlu diperhatikan sebetulnya di Asia Tenggara misalnya, Indonesia terkena sampai akhir pekan lalu itu nomor dua terbesar dibanding Singapura," kata Karni Ilyas.

"Singapura itu (korban Virus Corona) 6.588, kita 6.575 pekan lalu. Tapi yang Singapura yang meninggal cuma 11, yang di Indonesia 582."

Simak video berikut ini menit ke-4.15:

Ragukan PSBB sejak Awal

Pada kesempatan itu, sebelumnya Karni Ilyas blak-blakan mengomentari soal penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas mengatakan sejak awal sudah yakin PSBB tak akan berjalan efektif.

Ia pun menyinggung kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat setelah dilanda wabah Virus Corona.

Melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (20/4/2020), Karni Ilyas bahkan tak hanya meragukan PSBB sejak awal, namun juga tak yakin soal wacana pemberlakuan lockdown.

 Kisruh Pemberian Bansos PSBB: Dana Bantuan Disunat, Tak Tepat Sasaran, hingga Dikembalikan Warga

Menurut dia, banyak warga miskin yang terpaksa harus bekerja setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Sebetulnya dari awal saya udah melihat tidak mungkin PSBB bisa efektif bahkan lockdown pun tidak, kenapa?," ujar Karni Ilyas.

"Karena banyak sekali orang kita yang menggantungkan nafkahnya dari bekerja informal, pekerja harian atau pedagang kaki lima atau pedagang asongan."

"Dan macam-macam termasuk ojol, sopir bajaj, sopir taksi dan segala macam."

Jika pemerintah tak mau memenuhi kebutuhan hidup warga miskin, menurutnya mustahil mereka mau lebih lama berada di dalam rumah.

Karni Ilyas menjelaskan, pelaksanaan PSBB tak selayaknya diperluas hingga ke seluruh negeri.

Ia menilai, kondisi pelaksanaan PSBB di Jakarta bisa dijadikan pertimbangan.

"Nah ini kalau tunjangan sosialnya, katakanlah sembakonya tidak bisa kita drop tiap hari itu enggak bakalan mereka bisa bertahan di rumah," terang Karni Ilyas.

"Maka saya menganggap PSBB sampai kapan kita buat? Enggak usah nasional lah, Jakarta aja kuat seminggu ini ke seminggu lagi enggak ada yang kuat berlama-lama."

 Sebut Warga Hanya Basa-basi Taati Aturan PSBB, Ahli Soroti soal Puncak Corona: Waduh Mengerikan Juga

Lebih lanjut, Karni Ilyas mengatakan tak semua masyarakat memiliki uang dan tabungan yang cukup, untuk bertahan beberapa minggu ke depan tanpa bekerja.

Karena itu, ia menyatakan masyarakat akan tetap nekat bekerja selama pemerintah tak memenuhi kebutuhan pokok.

"Kenapa? Karena itu tadi, artinya nafkah atau kebutuhan pokok hari-hari itu enggak ada," tegas Karni Ilyas.

"Nah, mereka bukan orang yang punya tabungan yang bisa dihabisi sedikit-sedikit dan kemudian dalam sebulan belum habis."

Tak cuma itu, Karni Ilyas juga turut menyoroti banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi akibat wabah Virus Corona.

Ia menyebut, kondisi ekonomi masyarakat di tengah wabah Virus Corona semakin terpuruk akibat tingginya jumlah karyawan yang mengalami PHK.

"Kalau ini banyak sekali yang di titik nadir penduduk kita," ujar Karni Ilyas.

"Apalagi PHK katanya 1,5 juta, tapi kabarnya yang benar itu mencapai 5 juta lebih," tukasnya. (TribunWow.com)

BACA JUGA: Yakin PSBB Tak Berjalan Lama, Karni Ilyas Bandingkan Indonesia dengan Singapura: Sulit Diharapkan

Tags:
PSBBVirus CoronaCovid-19Karni Ilyas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved