Breaking News:

Virus Corona

Terjebak di Indonesia karena Corona, Epidemiologis Inggris: Kami Mengobatinya Layaknya Demam Tahunan

Roger Sanders, Epidemiologis asal Inggris menceritakan bagaimana dirinya mengobati diri sendiri setelah terpapar Covid-19 di Indonesia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
youtube Talk Show tvOne
Roger Sanders, Epidemiologis asal Inggris menceritakan bagaimana dirinya mengobati diri sendiri setelah terpapar Covid-19 di Indonesia, Sabtu (18/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Roger Sanders adalah seorang pensiunan Epidemiologis yang terjebak di Jakarta karena pandemi Virus Corona (Covid-19).

Ahli penyakit menular asal Inggris tersebut mengakui juga tertular oleh virus yang bermula di Wuhan, Hubei, China tersebut.

Meskipun tertular Roger mengakui dirinya sembuh dengan pengobatan sendiri, tanpa bantuan medis.

Petugas kepolisian saat menegur pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan masker pada kegiatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2020). Mulai hari ini petugas gabungan melakukan penindakan berupa teguran kepada pengendara yang melanggar aturan PSBB guna memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. Tribunnews/Jeprima
Petugas kepolisian saat menegur pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan masker pada kegiatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2020). Mulai hari ini petugas gabungan melakukan penindakan berupa teguran kepada pengendara yang melanggar aturan PSBB guna memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

5 PDP Virus Corona di Merangin Tak Terurus, Hanya Diberi Satu Kali Makan Sehari Selama Isolasi

Ia bahkan menyamakan pengobatan Covid-19 layaknya demam tahunan.

Dikutip dari acara Hot Indonesia, Sabtu (18/4/2020), awalnya Roger bercerita ketika sebelum pergi ke Indonesia, ia terlebih dahulu mendapatkan vaksin flu tahunan di Inggris.

Roger tiba di Indonesia pada akhir Desember 2019, sesampainya ia di sini, kesehatannya mulai menurun saat memasuki tahun baru.

"Setelah saya berada di sini beberapa hari, dan pada Tahun Baru saya tidak bisa bicara," ucapnya.

Pada awalnya Roger mengira dirinya hanya sakit flu berat.

"Suara saya waktu itu hilang, dan dengan suhu badan yang tinggi saya berpikir saya mengalami flu berat," kata dia.

"Dan sepertinya sangat berat," lanjutnya.

Roger bercerita dirinya mengobati penyakitnya itu seolah flu pada umumnya.

"Tapi saya mengistirahatkan diri saya, saya lakukan segala hal yang saya tahu apabila terserang flu berat," kata dia.

"Saat suhu tubuh Anda tinggi, maka tubuh akan merasakan hal yang aneh, dan tidak mengenakkan."

"Lalu saya minum Panadol, dan beristirahat."

Setelah flu, batuk pun mulai muncul.

Roger belum mengerti dirinya terpapar Covid-19.

"Saya minum 500 ml gram setiap empat jam, keringat pun mulai keluar, dan gejala batuk mulai terlihat," ujarnya.

"Dan saya mengobati batuk tersebut seperti batuk pada umumnya yang biasa saya alami setiap tahun."

"Jangan lupa, setiap tahun kita akan terserang batuk, dan demam, itu sudah kejadian biasa, anak pulang sekolah, dan batuk-batuk," imbuh Roger.

Selama terpapar Covid-19 Roger mengakui ia tidak mendapatkan bantuan medis, hanya pengobatan dari dirinya sendiri.

Berbekal obat-obatan yang selalu ia bawa, Roger juga mengobati orang-orang yang mengalami gejala sama sepertinya di hotel tempatnya menginap.

"Karena saya selalu bepergian dengan membawa obat-obatan, namun tidak cukup untuk mengobati semua orang," kata Roger.

Roger mengatakan dirinya baru sadar telah terpapar oleh Covid-19 setelah diumumkan nama penyakit Virus Corona pada bulan Februari, yang kemudian berganti nama menjadi Covid-19.

Terakhir, Roger mengatakan dirinya mengobati Covid-19 layaknya ia mengobati demam pada umumnya.

"Namun kami mengobatinya layaknya demam tahunan," tandasnya.

Tawa Dokter Relawan saat Ditanya soal Putus Asa Lawan Corona: Belum, Cuman Saya Deg-degan

Lihat videonya mulai menit awal:

 

Dokter Relawan: Satu Dunia Kaget

Dokter Relawan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Debryna Dewi menceritakan bagaimana pandemi Virus Corona (Covid-19) merupakan kasus spesial.

Sebagai dokter yang berpengalaman menangani pasien-pasien di wilayah bencana, Debryna mengatakan pandemi Covid-19 berbeda jauh dibandingkan kasus-kasus yang pernah ditanganinya.

Debryna yang juga merupakan anggota dokter tim SAR Indonesia menjelaskan betapa sulit melawan bencana yang musuhnya tidak dapat dilihat.

Dokter relawan Rumah Sakit darurat Wisma Atlet Debryna Dewi menceritakan mengapa wabah Corona menjadi berbeda dibanding bencana-bencana lainnya, Sabtu (18/4/2020).
Dokter relawan Rumah Sakit darurat Wisma Atlet Debryna Dewi menceritakan mengapa wabah Corona menjadi berbeda dibanding bencana-bencana lainnya, Sabtu (18/4/2020). (youtube metrotvnews)

 

 Keluh Kesah Perawat Gunakan APD, 8-10 Jam Tahan Lapar, Buang Air Kecil, dan Haus demi Pasien Corona

Pada acara PRIME TALK, Sabtu (18/4/2020), awalnya Debryna menceritakan perjuangan selama memakai Alat Pelindung Diri (APD).

"Panas itu pasti, gerah, tapi di balik itu semua kita merasa aman dengan pemakaian APD yang lengkap," kata Debryna.

Ia menceritakan bagaimana para tenaga medis secara suka rela memakai APD tersebut seharian penuh, selama delapan jam.

Debryna bercerita para tenaga medis memutuskan untuk memakai APD seharian guna menghemat jumlahnya agar sewaktu-waktu tidak kehabisan stok.

"Tidak ada yang memaksa, hanya memang sudah jadi semacam komitmen dari kita, mindset (pola pikir) dari kita untuk sedia payung sebelum hujan," ucap Debryna.

"Dalam artian kita enggak tahu ini krisis sampai kapan," lanjutnya.

Debryna mengatkan stok APD harus dihemat semaksimal mungkin untuk mengantisipasi situasi kritis.

"Mungkin sekarang memang stok APD ada, cuman jangan sampai nanti di saat-saat kritis, kita kehabisan APD, jadi kalau bisa pakai sekali, sekali saja," ujarnya.

"Kalau bisa kita berhemat, berhemat saja, mindset-nya begitu."

 Miris, Perawat Pasien Corona Ceritakan Stigma Negatif Warga: Kalau Anak Saya Keluar yang Lain Masuk

Kita Enggak Lihat Musuhnya

Sebagai dokter yang tergabung dalam tenaga medis tim SAR Indonesia atau INASAR, Debryna memiliki banyak pengalaman menangani pasien-pasien di daerah bencana.

"Masalahnya kalau bencana yang biasa Indonesia dapatkan seperti tsunami, gempa, itu jelas kelihatan," kata Debryna.

Debryna bercerita untuk kasus-kasus bencana alam, pemerintah lebih siap karena telah banyak memiliki langkah preventif, dan sudah banyak juga penelitian yang mempelajari kasus tersebut.

Berbeda dari bencana alam pada umumnya, Debryna mengatakan pandemi Covid-19 menyebabkan semua pihak di seluruh dunia kewalahan.

"Pandemi ini (Covid-19) satu dunia kaget, satu dunia enggak ada yang siap," kata Debryna.

"Jangankan Indonesia, WHO, CDC sekarang aja kebingungan, dan kita enggak lihat musuhnya."

"Kalau gempa kita lihat ada tanah yang bergetar, kalau tsunami kita lihat ombaknya tinggi."

"Kalau ini (Covid-19) kita enggak lihat sama sekali," pungkasnya.

 Perawat Pasien Corona Akui Sulit Kontrol Emosi: Saat Video Call sama Anak, Mereka Lagi Lucu-lucunya

Lihat videonya mulai menit awal:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19DemamInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved